complicated. ( 3/end )

39 3 1
                                    

trigger warning. silahkan kembali ke halaman utama jika merasa tidak nyaman. 

terima kasih.


Entah darimana, Naeva mengeluarkan pistol dari sakunya. Benda berbahaya itu ia todongkan kedepan dahi Brett. Raut wajahnya susah dijelaskan, namun diketahui Naeva tidak mau membunuh Brett, apalagi dengan kedua tangannya.

Brett menutup mata, mengeluarkan karbon dioksida dari hidungnya. "Oliver, tenang." Naeva semakin menekan pistol itu ke Brett. "Tenang, kau bilang?! Aku dipaksa membunuh orang yang sangat aku cintai, kau tahu itu?!" Ungkapnya.

Brett membuka mata, terkaget dengan yang baru saja Naeva ucapkan. Tangisan Naeva semakin deras, Brett tak bisa mengeluarkan kata-kata yang berada di ujung lidahnya. 

Menyerah, Naeva menurunkan pistolnya. "O- Naeva." Brett memerhatikan mimik wajah Naeva pelan. Mengetahui perempuan itu tak berhenti menangis, Brett memeluk perempuan bak Dewi Athena itu. "Shh.. tenanglah." Brett mengelus surai Naeva pelan, menyoba membuatnya nyaman dipelukan Brett.

"Aku benci kenyataan kau hidup di dunia yang berbeda dengan aku. Aku benci dinding yang aku terlalu takut untuk hancurkan hanya agar bisa bersamamu. Aku benci kenyataan bahwa kau tidak ditakdirkan dengan aku, tak perduli seberapa keras aku mencoba."

Brett terdiam, hingga pada akhirnya Naeva melepaskan pelukan diantara mereka berdua. Naeva mengalungkan tangannya dileher Brett, dan menautkan bibirnya dengan Brett. Brett tak menolak, namun tak menerimanya juga. Lelaki itu benar-benar bingung.

Setelah beberapa menit, Naeva melepaskan tautan itu lalu meninggalkan Brett membeku ditempat.

; complicated. ;

Sudah 8 minggu Brett tak melihat Naeva berkeliaran di sekolah. Tak seharipun, bahkan sedetik. Brett berputar kesana-kemari menyari jawaban dimana Naeva, setelah perempuan cantik itu meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Disinilah dia, duduk dibawah pohon memikirkan keberadaan Naeva sekarang. Pikirannya hanya tertuju kepada Naeva, tak sedikitpun mengalihkan topik Naeva tersebut dari otaknya.

Luna, salah satu teman Naeva muncul disamping Brett. Brett menoleh, "Hai Luna." Sapanya. Luna hanya terdiam, menatap dedaunan yang turun diakibatkan musim telah berganti ke musim gugur.

"Naeva Oliver. Dia anak yang tidak mempunyai hati, sifatnya sangat jelek. Kata orang-orang." Luna menangkap satu daun, melihatnya terus-menerus. "Tetapi orang hanya menilainya sebelah mata. Naeva hanya tak memiliki pilihan, ataupun hak untuk menyuarakan pendapatnya. Selalu."

"Ada disuatu waktu, dia sangat menyukai seseorang. Terobsesi, jika kau melihatnya dengan tidak jelas. Bahkan dia tak perduli, mengetahui lelaki itu akan menjadi penyebab kematiannya setelah menyukainya bertahun-tahun."

"Dikarenakan itu," Tangan mungil itu merobek daun yang dia pegang menjadi berkeping-keping. "Jiwanya hancur di dalam keadaan yang sangat tidak adil." Luna menatap Brett yang kebingungan, tersenyum. Luna memberikan Brett sebuah amplop kecil, dihiasi dengan stiker berwarna merah. "Selamat membaca, Brett yang." Kata Luna lalu meninggalkan Brett.

; complicated. ;

Brett membuka amplop itu tak sabaran, membaca kalimat demi kalimat perlahan.

Teruntuk Brett Yang.

Jika kau membaca ini dan masih mencariku, telat. Kau telah membuat aku kehilangan nyawaku. Jangan sia-siakan hidupmu mencariku lagi, Brett Yang. Jalani hidupmu.

Aku tahu kau menyukaiku juga. Aku sangat yakin dengan hal tersebut. Maka dari itu, jangan habiskan waktu hidupmu dengan menyusulku. 

Aku membencimu, kita tahu itu. Aku mencintaimu, kita tahu itu. Tetapi, sudahlah, kau diciptakan bukan untukku, dan aku bukan untukmu. Namun kau harus jadi milikku dikehidupan selanjutnya, ingat itu.

Naeva Oliver.

Mulai menangis, air yang diproduksi dari matanya membasahi pipi lelaki bermarga Yang tersebut. Sejujurnya, Brett juga membenci fakta-fakta yang sangat menyakitkan itu.

Naeva mengajak Brett berteman di tahun pertama mereka. Namun Brett menolak. Menyesal? Ya. Sangat. Di dalam hati, Brett menolak karena tidak ingin masuk kedalam lingkungan yang tidak sehat, pada saat itu. 

Kini dia tahu, Naeva meninginkan Brett menjadi sandaran nya.

Sangat kompleks, cerita diantara kedua insan yang mungkin ditakdirkan saling mencintai. Sangat menyedihkan, kenyataan tak berakhir sebagaimana pantasnya. Sangat disayangkan, Naeva harus meninggalkan Brett mulai detik ini,

seorang diri tanpa Naeva di sisi.

; complicated - end. ; 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tsv oneshots.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang