16. KHAWATIR

3.7K 277 3
                                    

"lebih baik Lo ngaca deh sebelum ngomong, kalau lo mau dihargai belajar menghargai orang lain dulu," ~ Bila

Happy reading!!

...

  "Udah malam, Bila masih belum pulang, kemana tuh anak?" Langit berbicara sendiri.

Langit hanya terdiam di atas kasur, entah kenapa beberapa hari terakhir ini ia merasa ada yang kosong. Ia tak tau alasan Bila menjauhinya beberapa hari ini, dan setiap ia bertanya Bila hanya menjawab "gue bosan liat Lo mulu, " . Kan jawaban yang tak masuk akal, dan tak dipungkiri hatinya sedikit tersentil mendengar jawaban Bila.

  "Nomor dia gak aktif lagi, aduh nyari kemana nih gue?" Tanya Langit lalu tiba tiba terlintas seseorang yang mungkin tau keberadaan Bila.

Ia segera mencari kontaknya dan menelepon.

  "Halo"

     .....

  "Lo tau dimana Bila?"

     .....

  "Nggak ada, seharian ini gue nggak sama dia,"

     .....

  "Oke kirim ke gue alamatnya,"

     .....

  "Thanks ya Lan,"

Setelah mendapat apa yang ia inginkan dapat dari Bulan, Langit segera menjalankan mobil ke lokasi Bila. Ia bingung kenapa Bila berada di dekat tepi hutan yang terpencil itu dari kota?

Langit melajukan mobilnya cepat, setelah mendapatkan lokasi nya Langit sempat bingung dan fikiran negatif mulai bermunculan di kepalanya.

Langit mengernyit ketika ia berada di dekat hutan itu, bukannya gelap tapi hutan itu malah terang, lebih tepatnya diterangi oleh taman yang berada di tepi hutan itu. Langit melihat diseberang taman yang indah itu ada rumah besar yang terang dan sepertinya ada penghuninya.

Langit masuk kedalam perkarangan dan memencet bel, hingga terdengar grasak grusuk seperti orang berlari kearah pintu. Hingga beberapa saat seorang wanita paruh baya membuka pintu dan mengernyit.

  "Maaf tuan? Anda mencari siapa?" Tanya Wanita itu.

  "Maaf tan, sepertinya saya salah rumah," ujar Langit.

  "Nggak kok, lo kerumah yang tepat," celetuk seseorang membuat Langit menoleh.

  "Bi, balik aja ke kamar, biar dia Bayu yang urus," ujar Bayu, ya orang yang berceletuk tadi adalah Bayu.

  "Baik den, bibi balik dulu ya," pamit wanita itu.

  "Lo Langit ya?" Tanya Bayu setelah menyuruh Langit masuk dan duduk di sofa.

  "Iya, kenapa lo bisa tau?" Tanya Langit bingung.

  "Gue yang ngasih tau," itu bukan suara Bayu, melainkan Bila namun Bila dalam penampilan berbeda, ia menjadi Silvi.

  "Kenalin dia sahabat gue," ujar Bayu.

  "Oh, kayaknya gue salah rumah deh," ujar Langit lagi, namun baru hendak berdiri Silvi alias Bila menyuruhnya untuk tetap duduk.

Jodoh Gue!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang