Malam setelah kejadian clan barat yang telah menghancurkan markas mereka yang berada di busan, Jisoo langsung meminta anggota yang lain termasuk sepupu bodohnya yang pasti nya tidak tahu soal ini.
"Ck! Sial". Umpat Jisoo dengan kesal menendang kecil meja didepannya dengan raut wajah yang sama sekali tidak bersahabat. Yang membuat nya emosi disaat sepupu bodoh bernama Taehyung yang juga tidak datang selama dua puluh menit lebih mereka menunggu.
"Kenapa juga kalian tidak menghubungi ku? Aku sedang tidak ada pekerjaan hari ini." Jungkook menginterupsi membuat pasang mata lain menatapnya.
Dia memang tidak sibuk. Lebih tepatnya untuk soal pekerjaan. Jungkook hanya mengajak Lisa jalan jalan hari ini meskipun tidak seharian penuh karena perempuan itu harus kembali bekerja. Jadi, Jungkook hanya tidur di dalam apartemen nya. Soal Jisoo yang kesal, itu bukan masalah nya.
"Mana mungkin aku ingat padamu stupid. Yang aku tahu kau sudah diberitahu oleh ayahmu soal ini. Jadi jangan protes padaku, Tanya pada ayahmu sendiri kenapa malah menyuruh ku dan membiarkan anaknya menganggur di rumah". Jisoo berucap lantang.
"Harusnya kau hubungi Suga. Dia bisa—"
"Jangan sebut namanya! Aku benci melihat wajah pucat seperti mayat itu. Membuatku kesal saja". Sela Jisoo cepat sembari meninggikan suaranya karena Sehun sudah ingin melibatkan pemuda pucat tidak berhati itu.
"Yak! Nona, harusnya kau marahi Taehyung Hyung karena sibuk dengan dunia bisnis nya. Bukankah itu menjadi hal yang dilarang di kalangan kita? Tempat kita memang disini. Harusnya kita harus sadar, kapan waktunya kita kembali dan menjadi orang lain di dunia ini"
"Berhenti bicara. Aku malas mendengar perdebatan kalian". Sehun menyahut malas sembari memejamkan kedua matanya di kursi sofa itu. Melihat Jisoo yang selalu tidak sepikiran dengan ketiga sepupunya membuat Sehun sakit kepala. Telinganya sakit dengan suara yang tinggi itu.
Jisoo menggeram. Sudah mau membuka mulutnya tetapi sebuah suara pintu terbuka membuat tatapan ketiga nya menuju ke arah sosok yang kini menjadi sumber permasalahan mereka saat ini.
Jisoo yang pertama kali berdiri dengan Wajah kesalnya hampir meraih vas bunga yang terpajang cantik di meja untuk di lempar pada sosok itu kalau saja tangan Jungkook tidak menahannya.
"Meski hyung selalu tidak tahu waktu. Tapi dia juga keluarga mu Nona."
Begitu kata Jungkook setelah meraih paksa vas bunga itu dan meletakkan nya di tempat lain. Mengindari itu dari sosok perempuan berbisa yang bisa saja menikam mereka kapan saja.
"Dari mana saja kau!". Jisoo melipat kedua tangannya di dada memandang sinis pada Taehyung yang kini sudah duduk di kursinya dengan wajah satar dan dingin seperti biasa. Tidak ada ekspresi yang lain yang bisa dilihat disana.
"Aku harus mengurus beberapa pekerj—
"Pekerjaan yang kau maksud itu mengurus kebutuhan biologis mu di kantor? Begitu huh? Apa kau sudah puas meniduri banyak jalang diluar sana? Apa kau sudah merasa hebat karena kau adalah ketua disini?".
Taehyung menatap lekat Jisoo yang kini terlihat sangat ingin mengajaknya beradu pisau. Dengan santai memangku sebelah kakinya dan mematik sebatang rokok berniat untuk semakin membuat perempuan itu emosi.
"Aku terlibat macet."
"Persetan dengan macet. Aku tidak peduli lagi, kalau kau mau, Urus saja masalah ini. Terserah, kalau kita memang sudah saat nya hancur, maka tidak apa apa. Jika kakek akan menyiksa kita maka itu adalah resiko besar yang harus kita terima —"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA IN THE DARK
General Fiction"Kau milikku. Hanya milikku. Tidak ada yang lain. Kau mengerti sayang?" . "Taehyung-" "No, You will always be mine Babe." Dengan senyum miring khas nya. Setelah membaca season 1, di harapkan untuk membaca season 2 agar lebih paham dan mengerti alur...