🌸 bagian dua

3.2K 441 36
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Setelah sehari menginap di kediaman Lee, Bang Chan dan Minho menuju sebuah rumah yang telah disiapkan oleh yang lebih tua.

Awalnya, itu dihuni oleh Bang Chan dan Hyunjin. Namun, justru yang terjadi adalah berbeda dari yang diharapkan.

Tidak apa-apa, Bang Chan tetap bersyukur.

"Kak Chan."

Yang dipanggil berdehem, sibuk fokus pada jalanan yang sedikit macet.

Menyetir dari kediaman Lee menuju rumah mereka disiang hari memang bukan pilihan yang tepat karena akan berakhir terkena macet.

Maklum saja, jalan yang dilewati adalah jalanan kota. Bukan gang-gang kecil.

"Kak Chan hari ini ulang tahun, kan? Mau kado apa dari aku?"

Oh, Bang Chan lupa kalau ia ulang tahun hari ini. Sibuk dengan urusan pernikahan membuatnya lupa segalanya.

"Darimana kamu tau? Mama yang bilang?"

Minho yang duduk di jok sampingnya mengangguk sembari menggulir layar ponselnya.

Entah apa yang ia lakukan.

"Iya, tadi pagi dikasih tau. Kak Chan belum jawab mau kado apa, ayo jawab!"

"Aku mau kadonya kamu aja gimana?"

Jemari yang tadi bergulir di atas layar sontak terhenti. Minho menatap Bang Chan dengan raut bingung, ditambah kerjapan singkat yang membuat makhluk itu nampak menggemaskan.

"Kok aku?!"

Bang Chan terkekeh, setelahnya menggeleng. "Bercanda, Minho. Aku gak minta apa-apa, kamu bantu aku di acara kemarin itu udah jadi kado terbaik."

Entah sadar ada tidak, pipi Minho memerah samar.

Mereka baru bertemu kemarin dan bahkan belum mengenal satu sama lain. Tapi, baik Bang Chan maupun Minho mencoba mengakrabkan diri secepat yang mereka bisa.

"Serius, kak. Masa aku gak ngasih kado apa-apa? Keluarga kakak aja ngasih, lho."

"Serius, Minho sayang."

Nah, pipi Minho memerah kembali.

"Hm, yaudah aku gak ngasih apa-apa. Jadi, Kak Chan gak boleh marah ya. Kan kakak sendiri yang bilang enggak."

Bang Chan mengangguk, lagipula ia memang tidak masalah. Minho menjadi pasangan sehidup sematinya saja sudah lebih dari cukup.

"Oh ya, barang kamu gak ada yang ketinggalan lagi?"

"Ada, tiga anak aku."

Alis yang lebih tua menukik bingung, seingatnya semalam tidak ada suara anak-anak. Hanya suara kucing mengeong saat lapar.

"Kucing aku, kak."

"Oh, yaudah besok diambil."

"Boleh?"

Manik Bang Chan melirik sekilas Minho yang menatapnya penuh harap.

"Boleh, ada aku larang kamu bawa anak kamu ke rumah?"

"Enggak, sih."

"Yasudah, besok diambil. Lalu bawa ke rumah."

"Yeay!"

Bersamaan dengan pekikan senang itu, sebuah kecupan di pipi yang lebih tua disematkan oleh Minho.

Menyebabkan Bang Chan terdiam dibuatnya.

"Makasih, Kak Chan."

"Hm, sama-sama."

Tak lama, mobil Bang Chan berhenti di hadapan sebuah rumah minimalis namun tetap terkesan mewah.

Minho tentu dibuat berdecak kagum.

Bang Chan yang melihat itu hanya tersenyum, sebelum keluar dari sisi pengemudi. Berjalan memutar membukakan pintu sisi penumpang untuk Minho.

"Kak Chan gak perlu serepot itu," ujar Minho sembari mengusap lengan yang lebih tua.

"Enggak, aku gak merasa repot. Kamu masuk duluan, ya. Aku mau ngambil barang-barang di bagasi."

Tentu Minho menurut, dengan segera ia berlari masuk ke dalam rumah. Ah, jangan tanya bagaimana ia membuka pintu karena keycard ada padanya.

"Wah, aku kira masih kosong," gumamnya sembari berjalan menuju dapur.

Membuka kulkas, yang ia temukan adalah bahan makanan lengkap. Ah, ia jadi ingin memasak. Hitung-hitung hadiah kecil, kan.

"Ngapain kamu, Minho?"

Yang ditanya refleks berdiri, hampir terjatuh apabila Bang Chan tidak segera menahan pinggang itu.

"Hehe itu aku mau masak, udah sore lho ini. Kita belum sempet makan siang, kan?"

Jujur saja, Bang Chan tidak bisa untuk tidak terpesona dengan Minho. Bagaimana tidak? Pemuda Lee itu sempat-sempatnya tersenyum hingga maniknya menyipit lucu.

Sepertinya Bang Chan mulai jatuh cinta pada Minho.

"Kak, lepasin. Aku mau masak dulu. Kalau kakak gak lepasin dalam lima detik, aku tendang kakinya."

.

Aku mau menunjukkan seperti apa rumah mereka.

Untuk nama orangtua mereka, aku gak mencantumkan karena ya sengaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk nama orangtua mereka, aku gak mencantumkan karena ya sengaja. Kalaupun ada visualisasi. Aku pilih ini :

Bang's Family :

° OH Sehun as Papa Bang
° Wendy Sohn as Mama Bang

Lee's Family :

° Park Jinyoung as Ayah Lee
° Minatozaki Sana as Ibu Lee

Oh ya, aku masih pake marga Lee untuk Minho karena ya gak diharuskan pindah marga.

𝐬𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧 𝐦𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang