10. Wedding Party

4.9K 129 2
                                    

Sore ini Nick menjemput Victoria di basement VIP kantor cabang Blackcore. Niatnya setelah makan malam nanti, ia akan mengajak Victoria ke butik untuk membeli beberapa gaun karena esok malam ia ada acara yang harus didatangi.

"Gimana, udah siap?"

"Hmm"

"Kenapa?," tanya Nick sambil memasang kan seatbelt Victoria ketika gadis itu masuk mobilnya. "Kok kayak capek banget?"

"Nggak apa-apa, cuma tadi disuruh bolak-balik aja sama director nya." tampak sekali wajah lesu Victoria hari ini dengan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Director Alvero?"

"Iya"

Nick mengemudikan mobilnya keliar dari pelataran kantor menuju restoran eropa favoritnya. Ia mengotak-atik hpnya sebentar, lalu memasangkan wireless earphone ditelinganya

"Jo, mulai besok saya gak mau lagi ada nama alvero diBlackcore, mengerti?"

"..."

"Bagus!"

"..."

"Baik, saya tutup!"

Kemudian ia melepas earphone nya lagi dan fokus pada jalanan.

Sejak tadi Victoria yang diam saja, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Ka-kamu kenapa pecat pak Alvero?" tanya Victoria hati-hati, takut menyinggung Nick.

"Aku emang udh beberapa kali evaluasi cara kerja dia. Orang yang kerjanya gak becus dan semena-mena dengan orang baru gak pantes untuk dapat tempat di Blackcore."

Memang iya, Victoria tidak menampik fakta itu, Alvero, director yang menjadi atasannya itu memang suka semena-mena. Ia berlagak sok kuasa dan memerintah orang lain tanpa hak yang jelas.

"Gausah dipikirin, yuk udah sampe!"

Setelah acara makan malam selesai, mereka lanjut jalan kaki untuk menuju Butik yang disebutkan Nick tadi. Butik itu hanya berjarak 2 blok dari restoran tempat mereka makan tadi. Jadilah, mereka jalan kaki sambil berpegangan tangan dan menikmati pemandangan jalanan yang tidak begitu ramai dengan taman yang berada di pinggirnya.

Nick menggengam tangan Victoria dan berjalan dengan tenang. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Sampai akhirnya mereka tiba di D'amount Boutique.

Mereka memasuki butik itu dan langsung disambut dengan manajer butik yang menyapa mereka begitu ramah.

"Selamat sore, ada yang bisa kami bantu?"

"Tolong carikan night gown party untuk dia!"

"Mari mba, ikuti saya."

Victoria mengikuti langkah sang manajer dan tiba disebuah dress room dengan berbagai bentuk potongan gaun.

"Silakan, disini ada beberapa model gaun yang saya pikir cocok untuk mba-nya." ucap si manajer lalu menyuruh pelayan yang ada diruangan itu untuk mengambil beberapa gaun dan meletakkannya untuk Victoria pilih.

Victoria terpaku pada satu gaun berwarna violet, dan mem-paskan ditubuhnya depan cermin.

"Pilihan yang bagus, itu burgundy series terbaru kami yang baru di-import dari Paris."

Victoria berusaha mencari price tag yang tergantung di gaun tersebut namun ia tidak menemukannya.

"Kalo boleh tau, ini berapa ya harganya?"

"Untuk gaun yang anda pilih, itu seharga 250 juta."

"Apa?!"

Victoria kaget bukan main. 250 juta? Ia sedang tidak salah dengar kan?

Victoria's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang