[writer side]
[singapore]
seorang gadis berambut panjang yang akrab disapa dengan sebutan luia sedang berjalan dengan langkah lesu menuju tempat tinggalnya. lesu? iya, luia sedang berada dalam kondisi yang gak baik-baik aja. dia terus gelisah, merasa dihantui, merasa dirinya semakin gak aman disini. bukan tanpa alasan, kehadiran hyunjin-lah yang seolah meneror luia dengan tujuan menjalin sebuah hubungan serius.
hal itu juga mengakibatkan luia terus memikirkan renjun, yang sudah sejak 6 bulan terakhir sangat susah dihubungi. dia hanya bisa mengandalkan teman-temannya di indonesia untuk memastikan bagaimana kondisi renjun setiap hari. sering kali luia berusaha menelpon, tapi renjun jarang mau menjawab dengan alasan luia lebih baik fokus belajar. terakhir kali mereka bertukar kabar adalah 2 minggu yang lalu. luia bingung, luia cukup stress karena itu.
sedih? bukan main. mau pergi? gak akan. luia masih tetap dalam pendiriannya untuk bertahan, luia gak mau mengingkari janjinya sendiri. berbekal balutan hoodie milik renjun yang membalut tubuhnya, dengan langkah gemetar luia berjalan menuju rumah. sontak langkahan itu terhenti, disaat dirinya melihat sosok hyunjin yang sedang berdiri tepat di teras rumahnya. cukup lama luia tetap di posisi itu, sampai dirinya terkejut lantaran seseorang mendadak meraih tangannya.
luia terkejut, menatap siapa orang yang ada bersamanya detik ini juga.
"balikin hoodie gue." kata orang itu. "itu hoodie kesukaan gue."
luia mematung cukup lama, merasa nyata gak nyata dengan kehadiran sosok rendi juanda huang di depannya. bukannya dia harus di rumah sakit? di indonesia? kenapa dia sekarang ada disini?
"balikin gak?"
bukannya mengiyakan perkataan renjun, luia malah menangis dan berkata, "renjun kayak setan."
renjun mendengkus. gak menunggu lama dia tersenyum sambil berkata, "kamu nungguin ya?"
luia gak menjawab, berusaha menahan rahangnya yang bergetar menahan tangis.
"ya usah gak usah balikin hoodie gue, soalnya yang pake juga orang yang paling gue suka." akhirnya renjun terdengar bercanda dan terus berusaha mengeluarkan kata-katanya setelah meraih tangan luia. "mau gue temenin?"
"bisa-bisanya lo nanya gue mau ditemenin kalau ada dia disana?"
renjun menoleh, melihat objek yang dimaksud luia. iya, hyunjin yang sedang menelpon di teras rumah luia. renjun menghela nafas, dan dengan tenangnya dia berjalan bersama luia untuk menghampiri cowok itu. belum sampai dihadapan hyunjin, mendadak langkah renjun berhenti karena gak sengaja mendengar percakapan cowok itu.
"kan gue udah bilang, gue gak mau temenan sama lo semua karena yang seharusnya yang sama luia itu gue, bukan renjun. tuli lo lix?"
"..."
"gak usah nelpon gue lagi anjing. gue sama lo udah gak ada apa-apanya, gak usah sok ikut campur. urusin aja circle lo yang tolol itu."
"lo yang tolol." ujar renjun sangat santai membuat hyunjin berbalik seraya menutup telepon. "lo gila, lo yang sinting, so insane. ngapain lo se-obesesse itu sama cewek gue?"
"oh, lo nyusul kesini anak lemah?"
renjun merasakan tangan luia terkepal, entah itu karena ketakutan atau karena marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO KARMA ✓
Fanfic❝Even you say sorry for million times, the wound will stay forever.❞ Kata Haikal Chandrakanta. © Love Agæn Series, 2020 LEE HAECHAN ーAlternative Universe