pukul 12 malam, di rumah keluarga park alias rumah jia terasa sepi dan hanya ada suara mesin dari aquarium yang terletak di ruang tengah. di dalam ruangan itu juga ada haeekal chandrakanta, alias haechan yang sedang bermain ponsel tanpa memperdulikan waktu yang terus berjalan. padahal besok pagi dia harus bawa mobil ke bandara buat menjemput luia dan renjun —yang datang dari singapura, tapi rasa khawatir seorang haechan untuk jia lebih kuat dibanding rasa lelahnya.
iya, dia masih cemas kalau jia kenapa-napa tanpa sepengetahuannya. karena jia hanya tinggal dengan papanya yang jarang pulang, haechan jadi berpikir kalau bisa aja orang iseng semalam malah tau dan menyerang jia di dalam rumahnya sendiri.
haechan ini tipikal orang yang masih sering dicariin orangtuanya. tapi kalau dia udah menyebut nama jia, keluarganya bakalan berucap oh doang dan mengizinkan haechan kapan pun. secara, jia memang termasuk orang paling terpercaya di muka bumi. sosoknya yang gak biasa dan berbeda itulah yang membuat orang di sekitarnya kagum.
gak usah jauh-jauh, haechan sendiri contohnya. kalau diumpamakan sih, haechan sekarang sedang merasakan yang namanya cinta datang terlambat. dari kecil main sama jia, paud sampai sekolah menengah akhir bareng jia, les bareng jia, sampai baku hantam pun hampir tiap bulan tapi cintanya malah datang pas mereka harus berpisah karena haechan keterima di binus university, jia di universitas indonesia. meskipun begitu, sampai sekarang haechan selalu bela-belain dirinya balap motor kalau jia minta jemput.
cowok itu pun gak paham dan gak ingat sejak kapan dirinya yang bucin dengan mantan malah jatuh cinta dengan sahabat sendiri.
namun haechan bisa mengerti kenapa jia terus confession dari dia, kenapa jia gak mau lebih dari sebatas sahabat. begini-begini haechan peka, bagaimana jia terlalu overthinking kalau aja nanti dia kehilangan haechan. jia trauma sahabatnya hilang satu persatu, maka dari itu dia gak mau membalas cintanya haechan. jia juga gak terlalu percaya yang namanya cinta sejak orangtuanya selalu bertengkar dan berakhir cerai. sakit sih, tapi yang namanya mencintai tak harus memiliki ada benarnya juga. cinta sama sahabat sendiri lebih rumit daripada harus memilih varian skincare di watson.
"chan—" tiba-tiba panggilan dari seorang jia dengan langkah terseok dari tangga membuat haechan tersadar. dia nampak berjalan menuju cowok tersebut. rambutnya berantakan seperti singa, tapi jia biasa aja karena itu pun termasuk asupan haechan dari dulu. "lo kenapa gak pulang?" tanya jia yang mungkin masih ngantuk.
haechan memilih untuk tetap berbaring di sofa besar kemudian merentangkan satu tangannya. haechan menarik jia untuk duduk di sampingnya. "gue gak bakalan ninggalin lo lah." jawabnya dengan suara yang sedikit deep dari biasanya karena faktor kelelahan. "lo kenapa bangun?"
"ya kalo gak bangun gue mati dong."
"gak gitu kampret, ini baru jam berapa lo malah bangun." tangan haechan mengelus pipi jia. "bareface lo mantep banget ji kayak kaca aquarium."
"masuk ke kamar tamu gih." pinta jia tanpa membalas perkataan haechan.
"disini aja, gue mager pindah tempat."
jia berdecak kesal.
"pijitin kepala gue dong ji."
dengan separuh jiwa yang masih melayang kesana-kemari, jia mengelus kepala haechan. matanya masih terkatup-katup, karena sebenarnya niat jia cuma pengen melihat haechan disini.
"ji, pengen ngomong."
"itu lo udah ngomong daritadi."
"beda tema kalau yang ini."
"yaudah ngomong aja cepetan."
"karena lo, gue mendefinisikan kata 'kita' menjadi sesuatu yang harus diperjuangkan."
dahi jia mengerut. "kenapa?"
"karena enzia menjadi alasan gue untuk tetap berjalan dan haikal harus menjadi orang yang gak boleh egois."
sejak kapan haechan jadi sosok ambyar pengikut day6 yang hobi menceritakan perasaannya seperti ini?
"kayaknya ini karma buat gue ji."
satu alis jia terangkat.
"karena dulu gue selalu berpikiran cewek kayak lo gak usah dimanjain. tapi ternyata, semandiri apapun perempuan, pasti mereka juga butuh kasih sayang yang tulus."
jia mengulum bibirnya dan meghentikan pergerakan lain. akhirnya, sosok yang melihat jia seperti cewek normal pun benar-benar muncul. dan itu adalah sahabatnya sendiri.
"maaf ya jia, baru sekarang gue terlalu sayang sama lo."
better late than never mas haikal.
jia tetap gak menjawab apa-apa dan matanya semakin sayu. gak lama kemudian dia duduk di bawah dan membuat wajahnya berhadapan dengan wajah haechan yang sedang berbaring. awalnya haechan kaget sih, tapi dia tetap sok cool. haechan gak paham apa maksud, visi misi serta tujuan jia seperti ini. dia tetap menunggu respon jia selanjutnya, dan yang terjadi adalah jia perlahan mendekat pada wajah haechan.
cowok itu semakin terkejut, konyolnya haechan malah diam di tempat. dia terus mengamati jia yang semakin mengikis jarak, dan gak lama kemudian, haechan ikut menutup matanya.
bruk—
jia ambruk dengan kepala yang lebih dulu mendarat di samping kepala haechan. otomatis haecham membuka mata dan mematung di tempat. dia membuang waktu beberapa saat untuk menyerap kejadian barusan, dan setelah tersadar haechan langsung mengumpat pada dirinya sendiri.
"haechan anjing." katanya. "jia ngantuk goblok, ngigo kali— ah asu gue tolol. hahaha."
haechan tertawa sendiri, bangkit sendiri, menggeleng-gelengkan kepala sendiri, dan selanjutnya menggendong tubuh jia masuk ke dalam kamar cewek itu. dengan pelan tapi pasti haechan membaringkan jia di ranjangnya. sesudahnya haechan menghela nafas dan memandangi wajah jia sebentar.
"tai lo ji, bikin gue gila aja." katanya. "hahah— iya, gue yang gila."
tanpa mengulur waktu lama, haechan menyelimuti tubuh jia dan mematikan lampu kamar. setelah itu haechan masuk ke kamar tamu sambil menetralkan detakan jantungnya yang gak normal karena kelakuan jia saat mengantuk.
dukung haechan sebagai kontestan manusia bucin di waktu yang salah tahun 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO KARMA ✓
Fanfic❝Even you say sorry for million times, the wound will stay forever.❞ Kata Haikal Chandrakanta. © Love Agæn Series, 2020 LEE HAECHAN ーAlternative Universe