35

11.8K 2.1K 826
                                    

Jangan lupa vote dan ramein dengan komenan ya!!!

Enjoy and be ready^^












Gimana cara tangan besar itu mengusak rambut cewek di hadapannya, gimana cara bibir itu melengkung dengan indahnya dan gimana cara mata itu menatap ke arah cewek di hadapannya dengan tatapan hangat dan... penuh rasa sayang.

Amora jelas ga bisa ngelupain bayang-bayang Haechan dan cewek yang ga dia kenali itu tadi. Hatinya mendadak sesak, fokusnya mendadak ditarik paksa dari otaknya. Bahkan selama teman-temannya ngobrol banyak tentang ini-itu, Amora cuman bisa diam karena perasaan sesak itu memenuhi hatinya.

"Satu ice americano, satu smoothie strawberry, satu caramel machiato dan satu vanilla latte."

Amora tersentak begitu waitress naro gelas berembun itu ke hadapannya. Kepalanya mendongak buat menatap waitress itu dan bibirnya langsung mengukir senyuman tipis sebagai ungkapan terimakasih.

Bahkan suasana cafe yang lumayan ramai ini sama sekali ga bisa mengusik Amora dan pemikirannya. Dia ngerasa mau berpikiran positif, tapi situasi yang dilihatnya tadi justru memaksanya buat membenarkan pikiran negatifnya.

Mata Haechan ga pernah berbinar sehangat itu kalo sama dia, perlakuan Haechan ga pernah selembut itu dan tawanya ga pernah keliatan semenyenangkan itu.

Kepala cewek itu menunduk dengan matanya yang menatap lurus ke arah gelas di hadapannya yang berembun.

Nyatanya, setelah mendapati chat dengan nama Rain di hp Haechan tempo hari, dia justru sekarang mendapati Haechan yang terlihat sehangat itu dengan cewek yang ga dikenalnya.

Di sela pikirannya tentang Haechan, cewek yang bernama Rain dan juga cewek yang tadi dilihatnya sama Haechan, Amora justru teringat sesuatu.

Dia buru-buru menyandang tasnya dan langsung pamitan sama teman-temannya dengan dalih ada urusan mendadak.

Seiring dengan langkahnya keluar dari cafe, tangan Amora bergerak buat merogoh saku celananya buat ngambil hp dari san. Tangan Amora bergerak lincah buat nyari kontak seseorang di sana. Bibirnya digigit pelan begitu nada sambungan terdengar setelah dia berhasil menyentuh ikon gagang telpon berwarna hijau di kontak orang yang dicarinya tadi.

"Halo Ren?" Sapanya begitu kakinya berhenti melangkah di halte yang ada di dekat cafe tadi. Matanya mengedar dengan liar ke sekeliling sedangkan hatinya udah merasa cemas menunggu sahutan dari seberang sambungan.

"Iya kenapa mor?"

Helaan nafas lega keluar dari sela bibir Amora seiring dengan kakinya yang melangkah memasuki bus yang baru aja berhenti di halte, bus yang mengarah ke halte utama di kampusnya.

"Lo dimana?"

"Kampus. Kenapa? Ini gue abis kelas sih. Mau ngapain?"

"Share loc ya. Gue samper. Lo di fakultas lo kan?"

Amora yakin Renjun lagi kebingungan di seberang sana, tapi cowok Huang itu adalah satu-satunya harapan Amora. Dia bisa tau informasi yang dibutuhkannya sekarang dari Renjun. Amora yakin Renjun bohong soal cewek bernama Rain yang katanya cuman teman SMA mereka itu.

"Hah? Mau ngapain emangnya?"

"Ada yang mau gue omongin. Share loc ya? Tunggu di sana." Tanpa menunggu respon Renjun, Amora langsung mematikan sambungan secara sepihak dan beralih menggenggam erat hpnya.

[II] Groove :: Lee Haechan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang