Now Playing:
Yura Yunita - Buka Hati~
tidak ada orang jahat
awal dari segala dosa
adalah berkhianatdalam doa-doa,
ia tidak pernah meminta
satu, hanya satu
ia hanya ingin didengarPepatah dari Negeri Matahari Terbit pernah mengatakan bahwa manusia memiliki tiga wajah. Katanya, wajah pertama adalah wajah yang manusia tunjukkan untuk orang asing. Wajah kedua, adalah wajah yang manusia tunjukkan untuk orang-orang terdekatnya. Lalu, satu yang terakhir adalah yang paling berbahaya. Karena yang satu ini adalah wajah manusia yang tidak boleh diketahui oleh siapa pun kecuali dirinya.
Akan tetapi, Dima percaya. Bahwa gadis di sampingnya ini sudah menunjukkan dua wajah untuknya. Sejujurnya ia penasaran dengan satu wajah terakhirnya. Hanya saja, yang satu itu akan benar-benar menjadi rahasia untuk dirinya dan semesta.
"Dima?"
"Iya, Ra?"
"Aku sering melihat unggahan di banyak media sosial akhir-akhir ini."
"Apa yang kamu lihat?"
"Orang-orang yang pergi mendaki."
"Apa kamu ingin mendaki?"
"Apa mendaki menyenangkan?"
"Tidak tahu."
"Kamu belum pernah?"
"Belum."
"Aku kira udah."
"Tapi, ayo kita cari tahu."
"Tentang apa?"
"Tentang semenyenangkan apa, sih, mendaki itu."
Zara tersenyum. "Baiklah."
"Gunung mana yang ingin kamu daki, Zara?" tanya Dima.
"Aku rasa jangan yang terlalu tinggi?"
"Baiklah."
Sebagian waktu pelarian Dima dan Zara habis dalam perjalanan. Semesta masih siang, tetapi perjalanan adalah pemakan waktu paling mengerikan. Padahal yang ia lakukan hanyalah mengemudi, beristirahat, lalu kembali mengemudi. Tapi tahu-tahu, senja sudah pulang di matanya.
Dima menyampingkan mobilnya untuk rehat sejenak. Ia lihat, Zara sedang terlelap dalam tidurnya. Mungkin, ini adalah perjalanan paling membosankan seumur hidupnya. Dima lekas turun sebentar dari mobilnya. Sebenarnya ia tidak suka dengan si jingga itu. Hanya saja, kali ini, ia ingin menyapanya. Walau hanya sekali.
"Katanya tidak suka senja?" tanya seorang gadis yang masih terdengar sedikit mengantuk.
"Ah, kamu bangun?"
"Badanku sudah kaku, Dima. Aku butuh sedikit peregangan dan udara segar."
"Ya sudah, duduk sini di sebelahku."
"Iya."
Dima dan Zara duduk di bagian depan mobil. Sementara Zara meregangkan otot-ototnya yang kaku, Dima hanya diam saja mengamati senja yang perlahan menghilang.
"Katanya tidak suka senja."
"Apa aku pernah bicara begitu?"
"Waktu di indekosmu?"
"Aku hanya bilang aku tidak terlalu suka minum kopi. Tapi bukan berarti aku tidak suka senja, sih. Walau emang aku nggak suka dia."
"Jadi suka atau nggak, nih?"

KAMU SEDANG MEMBACA
sudah, istirahatlah
RomanceSemesta sudah sakit. Yang membuat hati manusia sarat akan penerimaan, penolakan akan kehilangan, lalu sedikit kepulangan yang selalu kita nanti-nantikan, berjuanglah. Kepada sepasang kaki yang terlihat sudah sangat lelah berlari, sebentar lagi. Seb...