Chapter 25

645 114 61
                                    

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________

Hari berjalan seperti biasanya. Tapi ada geseran yang membuat sedikit berbeda. Akhir-akhir ini April selalu berusaha menghindar dari Fajri. Dari mulai berangkat sekolah, April akan berangkat lebih pagi, dan saat pulang pun April selalu memberi alasan kalau dirinya ada kerja kelompok dan lain sebagainya.

Hal ini jadi menelantarkan Nissa pulang pergi bersama Fajri. Atau lebih tepatnya, April belajar mengikhlaskan? Mulai menerima rasa sakit yang tidak berwujud dengan nyata.

Fajri tidak menyadari akan kejanggalan yang terjadi. Fajri menganggap itu hal biasa, biasanya April memang butuh waktu untuk sendiri. Sekarang saja Fajri sedang bermain play station di kamarnya, ditemani Fiki. Awalnya mereka akan mengerjakan tugas kelompok terakhir yang tadi diberikan oleh Pak Gilang. Tapi, Fiki mengelabui Fajri untuk menunda tugas tersebut. Katanya, "Deadline-nya juga minggu depan, masih lama. Mendingan kita nge-game, ya, gak?"

Emang dasar, Fiki ini selalu saja membawa Fajri ke jalan yang sesat. Salah Fajri juga, kenapa mau-maunya terpengaruhi. Udah jelas Fiki ini tabiatnya begitu. Bawa bencana terus.

Umpatan-umpatan terus keluar dari mulut Fajri dan Fiki, entah jenis permainan apa yang mereka sedang mainkan.

Fajri berdecak kesal saat ponselnya terus-menerus berbunyi. Hanya mengganggu fokusnya saja. Sudah terlanjur kalah, Fajri membanting kontroler PS ke karpet membuat Fiki menggeleng tidak habis pikir.

"Daripada di banting-banting mendingan sumbangin buat gue," tutur Fiki dengan jurus merajuknya sembari memasukkan keripik jagung ke mulutnya.

Ucapan Fiki tidak Fajri hiraukan. Dari pada melayani Fiki yang mulutnya itu bagaikan mulut Nissa versi cowok, Fajri lebih memilih untuk membuka ponselnya yang sedari tadi dihujani notifikasi masuk. Biasa, orang ganteng.

Fajri merebahkan tubuhnya di sofa, membaringkan kepalanya di handrest. Setelah mengusap lookscreen, ternyata tidak penting. Tapi, ada satu notifikasi yang menarik perhatian Fajri. Sebuah email dari 1ID Music.

Dengan santai Fajri membuka email tersebut. Setelah membaca keseluruhan dari awal sampai akhir, Fajri berdiri dari baringannya. Betapa terguncangnya dunia dihadiahi teriakkan Fajri yang sungguh membahana.

"BUNDAAA! AJI LOLOS SELEKSI KETIGA, VIDEO AJI DITERIMA SAMA WAN AIDI MUSIK!" teriak Fajri seperti di hutan. Mungkin burung-burung gagak sampai beterbangan.

Setelah mendaftar dengan video bernyanyi beberapa minggu lalu, Fajri mengisi formulir sejenis data-data, ya, seperti itu pokoknya serta satu video cover nyanyi terakhir. Ternyata Fajri lolos seleksi ketiga, dan berarti akan mengikuti babak selanjutnya untuk bisa menduduki salah satu seat dari delapan yang akan terpilih lainnya.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang