Chapter 44

462 102 20
                                    

Hi youn1t, hi juga kamu yang bukan youn1t. Aku up lagi ehee. Happy reading! 🌹

________

Fajri membelah jalanan yang cukup sepi ini dengan perasaan bersalah karena sudah meninggalkan April. Padahal dia sudah berjanji akan membantu mengirimkan tugas sekolah April hari ini sampai tuntas. Di atas kuda besinya, dia menarik napas panjang lalu mengembuskannya dengan tenang. Belum lagi dirinya dan Nissa yang masih ada di dalam status marahan.

Alih-alih pikirannya jatu ke Nissa, halusinasinya berjalan sempurna. Ada bayang-bayang Nissa di dalam kepalanya, tapi ini seolah nyata. Ini memang benar-benar nyata, Fajri melancipkan matanya.

"Nissa?"

Penglihatan Fajri tidak mungkin salah. Perempuan yang akan menyeberang itu sahabat yang sedang beritual marahan dengannya. Entah apa yang Nissa lakukan malam-malam berjalan sendirian dengan langkah seperti orang linglung.

Awalnya Fajri akan mengabaikannya, toh gengsi kalau ia tiba-tiba menghampiri Nissa apalagi menyapanya saat hubungannya jelas tidak baik-baik saja. Tetapi, jantung Fajri perlahan memompa darah lebih cepat ketika dari arah timur melihat mobil truk dengan kecepatan tinggi melaju ke arah Nissa. Laju truk itu terlihat tidak sewajarnya seperti remnya blong. Oleng ke kanan kiri. Terlihat dari lampunya yang menyorot ke sana ke mari tidak beraturan.

Sebelum terlambat dan terjadi apa-apa dengan Nissa dia turun dari motornya, berlari menghampiri Nissa dengan helm yang masih terpakai.

"Nggak, nggak, jangan!" teriak Fajri dalam hati. Bahunya naik turun dengan tempo yang cepat.

Setelah jarak mobil dengan Nissa sudah kurang dari tiga meteran, Fajri memeluk tubuh Nissa sekuat mungkin, membawanya dan mengambrukkannya ke trotoar dengan badan yang gemetar. Kepala Fajri membentur batu karena sempat terguling, untung ia menggunakan helm. Bunyi dentuman yang sangat keras membuat orang-orang yang ada di sekitar berteriak histeris. Semua panik.

Fajri melepaskan helmnya dengan kasar lalu melemparnya asal. Badannya benar-benar bergetar. Peluhnya membanjiri tubuhnya. Hampir saja barusan ia menyaksikan orang yang di sayang tertabrak dan jika dilihat-lihat kesempatan untuk selamat sangat tipis. Nissa meringis saat sikut tangannya tergores aspal cukup dalam dengan tubuhnya sudah terurai dari pelukkan Fajri. Tentu saja.

Fajri tidak bodoh. Tidak seperti di film-film, menyelamatkan seseorang dari maut yang serupa dengan mendorongnya dan membiarkan dirinya yang mungkin celaka. Dengan kesadarannya, Fajri lebih memilih hal yang barusan ia lakukan.

Getaran badan Fajri masih sangat tidak karuan, napasnya tak beraturan. Semua perasaan bergumul di kepala Fajri. Rasa takut, khawatir, kesal, marah, lega semua dia rasakan dalam satu waktu.

Beberapa orang mulai mengerubuni mereka.

"Lo gila! Lo sadar nggak yang barusan lo lakuin, mau bunuh diri?!" bentak Fajri kepada Nissa. Tubuhnya masih bergetar. Keringat membanjiri wajah tanpannya.

Nissa yang sepertinya baru sadar dengan apa yang terjadi pun mulai terisak. "Maaf," ucap Nissa di sela isakkannya, menangis. Suaranya seolah terbawa angin.

Sadar dengan ucapannya yang merupakan bentakkan sampai Nissa menangis, Fajri mengusap wajahnya kasar. Orang-orang masih berdatangan menghampiri meraka berdua untuk memberikan pertolongan. Ada ambulans juga, mungkin untuk membawa orang yang ada di dalam truk yang sekarang sudah menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan.

Fajri menarik Nissa ke dalam dekapannya, memberikan perlindungan bahwa semua baik-baik saja. "Sorry udah bentak lo."

Nissa menggeleng. "Gue yang minta maaf sama lo, Ji, maaf udah nggak percaya sama lo. Malah lebih percaya sama Farhan." Fajri paham yang sedang Nissa ucapkan.

Tentang Kita | FAJRI UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang