13-Latihan pertama

85 11 25
                                    

Sabtu- hari dimana Audrey hindari dari kemarin. Tentu saja dengan alasan ia tidak siap untuk berenang. Sedari tadi, Ia duduk di atas kasurnya. Menatap baju renang yang sudah disiapkan oleh Meyra –mamahnya.

"Odey, sini sarapan dulu", ucap mamahnya di lantai bawah. Suara Meyra cukup lantang sehingga Audrey bisa mendengarnya dari dalam kamar.

"Pliss..aku belum siap huaaa"

Audrey berjalan gusar menuruni anak tangga. Orang tuanya sudah menyambut di meja makan. Audrey melihat wajah mereka yang sangat berbinar sedangkan Audrey sendiri pucat lesu karena tak siap.

"Ko ga semangat gitu ih", kata Meyra.

"Belum siap mamah.."

"Jangan minder dulu. Kamu belum bisa karena belum mencoba.. ayo semangat ah! Odey kan anak Ayah yang paling hebat", ucap Mikael sembari mengelus pucuk kepala Audrey berusaha menghibur anaknya.

"Tuh dengerin kata Ayah, udah sekarang sarapan dulu. Mamah mau siapin bekel buat kamu makan disana-"

"Ngga mau. Gausah bawa bekel Mah, Odey mau langsung pulang abis les. Gamau lama-lama.",  potong Audrey sambil menyantap roti yang sudah diolesi selai cokelat.

Meyra menghela napasnya, "Okey..yaudah Odey abisin itu makanannya ya, nanti takut keburu Arkan ke rumah"

"Uhuk uhuk", Audrey terbatuk. "Odey berangkat sama Arkan?", tanyanya tidak percaya.

Meyra mengangguk.

Aduh..plis deh aku tu suka ga ku-kuat.. deg-degan mulu kalo deket Arkan...

Audrey berusaha tenang tak mau mamahnya berpikir yang tidak-tidak.

"Jam 8, Ayah berangkat dulu ya", ucap Mikael bangkit dari kursi meja makan. Tentunya ia harus pergi bekerja.

"Hati-hati sayang..semangat kerjanya", Meyra memeluk Mikael di depan Audrey. Ayahnya pun mengecup halus kening istrinya.

"Ekhem", Audrey berdeham melihat adegan romatis di depan matanya. "Kasian yang jomblo nih,", sindir Audrey.

"Anak ayah jomblo?"

"Otw punya tau Yah, bener ga?", ucap Meyra menaikkan halisnya.

"Idih..siapa coba"

"Assalamualaikum.."

Suara berat terdengar di ambang pintu. Sontak yang ada di dalam rumah menoleh ke sumber suara.

"Tuh, Arkan", ucap Meyra.

"Pagi ", sapa Arkan yang masih berdiri di ambang pintu. Wajahnya tersorot sinar matahari membuat pahatan wajahnya itu terlihat sangat sempurna.

"Sini masuk Arkan", titah Meyra.

Arkan pun masuk melangkahkan kakinya ke dalam rumah Audrey. Audrey menunduk sambil mengunyah roti sarapannya. Ia tak mau melihat Arkan sepagi ini karena baginya tidak baik untuk kesehatan jantung- bikin deg-degan!.

"Dey,", sapa Arkan dengan senyum tipisnya.

Audrey mengangkat kepalanya menampilkan senyum kikuknya.

Plis..Arkan ko ganteng sih padahal masih pagi?! Tuh kan jantung aku ga karuan gini!

Suasanya menjadi canggung ketika mereka saling menatap satu sama lain.

"Yaudah, Ayah berangkat ya! Assalamualaikum", pamit Mikael.

"Waalaikumussalam.."

"Arkan udah sarapan belum?", tanya Meyra.

Arkan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang