Cinta yang terjadi didalam hidupku memang berbeda dengan cinta yang selama ini aku dambakan. Cinta yang kini aku rasakan adalah cinta yang berawal dari tak sengaja, saling berkorban demi anak dan akhirnya cinta yang menyadari diantara kami bahwa kami saling mencintai. Walaupun cara kami mencintai berbeda dengan cinta orang lain, namun kami bahagia bisa saling mencintai.
Ku simpan bunga mawar dan melati diatas batu nisan hitam bersama dengan gadis kecilku. Aku ingin memperkenal gadisku dengan sosok laki-laki hebat yang pernah datang dihidupku, sosok om untuk anakku.
"Ini anakku namanya Alisya Dyaaji Hermanda anakku dan Mas Bayu. Aku mengambil singkatan antara namamu dan Meisya. Aku bahagia Alif bisa bertemu denganmu kembali." ujarku sambil mengusap lembut pusara Alif.
Tangan Alisya ku ajari untuk mengusap halus pusara Alif. Alisya terlihat senang dan bahagia melihatnya ketika aku menuntun dia mengenalkan Alif dihidupnya.
"Om Alif itu orang baik ya bunda. Lisya senang sekali datang kesini, melihat orang baik seperti Om Alif." tutur gadis berusia 7 tahun.
Aku melemparkan senyuman kearahnya." Lisya harus doain Om Alif dan Mamah Meisya ya." ajarku yang dibalaskan anggukan senang dari Alisya.
"Sudah yuk, kita harus kesana bertemu ayah dan kaka. Ucapkan salam untuk Om Alif jangan lupa."ujarku.
Alisya dan aku berdiri meninggalkan pusara Alif dan berjalan mendekati Bayuaji, Zein dan Syaif yang berada di pusara milik Meisya. Aku berjalan mendekat Bayuaji melingkari tanganku dipinggangnya. Bayuaji mengusap wajahku penuh kelembutan dan merangkulku erat.
"Mereka berdua sudah bahagia mas." ujarku pilu.
Bayuaji menatap mataku."Sekarang kita yang harus terus bahagia sayang, untuk kita dan ketiga anak kita." ujar Bayuaji.
"Kaka, adek ayo kita pulang. Sudah mau hujan nak." ujarku.
"Iya bunda." sahut Zein anak sulungku.
Ketiga anakku bangun dari duduknya dan berjalan meninggalkan makam. Ya, kami meninggalkan pemakaman Alif dan Meisya untuk segera pulang karena langit sudah sangat mendung.
Aku sangat bahagia bisa memiliki tiga anak tumbuh dengan baik dan sehat. Zein Adamas Hermanda sebagai anak sulungku yang berusia 10 tahun dan kedua anak kembarku, Syaif Dyaaji Hermanda dan Alisya Dyaaji Hermanda yang berusia 7 tahun. Semua terasa lengkap dengan kehadiran mereka dalam hidup dan pernikahanku dengan Bayuaji.
Setelah banyak rintangan hidup yang aku jalani, kini aku mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda. Hidupku sudah indah sekarang, tinggal aku banyak bersyukur dan selalu berdoa agar aku diberi umur panjang agar aku dan Bayuaji bisa melihat anak-anak kami tumbuh menjadi orang-orang sukses.
Segala pengorbanan dan rasa sakitku dimasa lalu kini sudah berubah menjadi kebahagiaan yang indah. Lukaku di masa lalu sudah berubah menjadi kebahagiaan di masa depan. Semuanya sudah kulewati segala getir dan pahitnya hidup.
Kehadiran Meisya dan Alif menjadi kebahagiaan tersendiri untukku, karena mereka hadir ditengah segala proses dalam hidupku. Aku tidak pernah menyesal namun aku bangga proses itu menjadikan aku seorang wanita yang tangguh dan perkasa.
Aku tahu Meisya dan Alif sudah bahagia disana dan kini Aku dan Bayuaji akan terus mengukir kebahagiaan di sini bersama dengan ketiga anak kami. Kami akan mencintainya dan terus semasa hidup kami. Dan kami akan menjaga hadiah terindah yang Meisya tinggalkan untuk kama yaitu Zein Adamas Hermanda.
"Aku cinta kami Maudya, terima kasih." ujar Bayuaji dan ku balas dengan senyuman.
.
.
.
.
.
.
Cerita pertamaku yang tamat!
E
N
Dyuk support dengan cara like dan koment ya!
thank you ❤️
doakan semoga akan ada cerita terbaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maudya (Mencari Cinta & Kebahagiaan)
RomansAku sama seperti orang pada umumnya ingin rasanya di cintai dan mencintai seutuhnya, bukan hanya di jadikan sebagai angin lewat. Aku wanita pada umumnya ingin rasanya mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang yang mencintaiku, bukan menjadi...