Bagian Duapuluh Empat

1.1K 78 38
                                    

Dabel Up
Baiq aku yah wkwkw
Ada yg nunggui gak?
Jangan lupa vote dan koment

Enjoyken

Sori for typo 😘

••••

Monalisa memberhentikan mobilnya di depan kantor Langit. Ia lalu mengambil ponsel dari tasnya. Saat benda pipih itu berada ditangannya, ia segera mencari kontak Langit di ponselnya.

Tak menunggu lama, Langit langsung menerima panggilannya.

"Assalamualaikum," Langit langsung memberi salam.

"Waalaikumsalam, Lang," Monalisa memberi salam. "Lang, yuk ke supermarket. Kamu gak lupa kan?" Monalisa bertanya kepada lelaki itu.

"Hah, iya. Gak kok. Tapi, kita masak dimana?" Langit bertanya kepadanya.

"Gampang. Di dapur restoku aja!" Monalisa memberikan solusi.

"Gak apa-apa?" Langit ragu.

"Gak apa-apa Lang. Cus buruan. Aku sudah di depan kantor kamu, bareng Alex," Monalisa lalu mengelus kepala Alex.

"Oke deh. Tunggu sebentar yah!"

"Oke, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Setelah Langit memberi salam, Monalisa langsung mematikan panggilan itu. Ia masih sabar menunggu Langit.

Monalisa kadang tak habis pikir. Kenapa bisa-bisanya ia bisa suka sama Langit? Ah, cinta itu memang aneh yah. Pikir Monalisa.

Ia tahu, mencintai Langit itu salah. Namun, ia tak berdaya. Saat bibit-bibit cinta tanpa Monalisa mau  telah bersemi dihatinya.

Monalisa ingin mencoba melupakan rasa itu, bahkan ingin menghilangkan rasa itu untuk Langit. Namun, lagi-lagi ia tak mampu. Semakin ingin dihilangkan, semakin besar rasa itu untuk Langit.

Monalisa hanya mendesah resah. Bagaimana cara menghilangkan rasa ini? Jujur, rasa ini membuatku tersiksa. Dan juga serba salah.

Tiinnn.

Monalisa terkesiap mendengar suara klakson. Dan ia melihat ponselnya yang bergetar.

Ia membaca pesan dari Langit.

Kuy!

Yuk! Aku luan yah jalan!

K. Aku di belakangmu

Setelah mendapatkan pesan dari Langit, Monalisa menjalankan mobilnya, membawa pergi mobilnya dari depan kantor Langit.

Tak butuh waktu lama, Monalisa dan Langit sudah sampai di salah satu supermarket. Keduanya pun memarkirkan mobilnya dengan jarak tidak berjauhan.

Saat Langit turun dari mobilnya, tampak Alex berlari ke arahnya dengan wajah riang gembira.

"Daddy!" panggilnya sambil mengangkat kedua tangannya. Langit langsung menggendong Alex.

"Hai boy!" sapa Langit lalu mencium pipi Alex.

"Hei Lang," sapa Monalisa yang sudah menghampiri Langit dan Alex.

"Hai,"

"Kamu mau buat bolu apa untuk Cahaya?" tanya Monalisa dengan tulus.

Langit menggeleng. "Gak tahu aku Mo," jawabnya.

"Red velvet gimana? Aku mau buati Alex red velvet. Jadi sekalian aja gitu! Tapi, terserah kamu deh!" Monalisa memberi saran.

Langit tampak berpikir. "Okelah. Itu pun jadi. Tapi kamu tahu resep dan cara buatnya?"

Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang