Bagian Satu

3.4K 221 48
                                    

Waktu mampu mengubah segalanya
Termasuk manusia beserta perasaannya
🍀🍀🍀

Tiga tahun kemudian.

“Dek? Kok diem aja?” tegur Langit kepada istrinya. Namun, Cahaya diam saja dengan wajah masam.

“Dek, Mas takut kalo adek diem aja. Kenapa sih dek?” tanya Langit dengan lembut, sambil mengelus pipi Cahaya.

Cahaya tetap diam. Ia malah mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela.

“Dek, jangan diam aja dong. Kita mau jalan-jalan. Kok cemberut? Tadi waktu pergi enggak kok,”

“Dek, adek kenapa? Mas itu bukan cenayang, yang bisa baca pikiran adek. Kalo Mas salah yah dibilang dek. Jangan diam apalagi pake merengut gitu,”

Cahaya menoleh ke arah Langit. “Mas itu kenapa sih?”

“Emang Mas kenapa?” Langit masih bersabar.

“Kenapa Mas gak pernah like sratus efbe adek. Mas gak pernah love postingan  adek di ig?”

“Hah!!” Langit yang mendengar luapan emosi sang istri, langsung memberhentikan mobilnya . Ia mengambil napas dalam-dalam. Lalu membuangnya bersama emosi yang berada di dadanya.

“Astagfirullah dek. Jadi gara-gara itu adek ngambek?”

“Menurut Mas? Mas itu gak pernah komentari! Tapi, status orang Mas like, postingan orang love, isss sebel!!!” ungkap Cahaya dengan bersedekap dada.

“Walaupun Mas gak pernah like status adek, tapi adeklah orang yang paling Mas like. Meskipun postingan adek gak pernah kasih love. Tapi the real love from my heart itu hanya untuk adek seorang.  Lagian, cinta dan kasih Mas kepada adek itu tertulis dihati Mas, bukan distatus medsos, sayang,” Langit mencoba merayu Cahaya. Agar istrinya tak ngambek lagi.

Namun, rayuan Langit tak mempan. Buktinya Cahaya tetap diam dengan wajah tak sedap dipandang.

Cahaya mengambil ponselnya yang bergetar-getar dari tadi. Ia melihat semua notifikasi dari akun sosmednya.

“Uda Mas like and love semuanya. Jadi, kita lanjutkan perjalanannya yah?”

“Halla, karena adek tegur baru Mas like,” sinis Cahaya.

“Jadi mau adek apa?!!” Langit mulai tersulut emosi.

“Adek mau pulang!” putus Cahaya.

“Kok jadi pulang?” Langit jadi bingung. “Katanya mau jalan-jalan?”

“Udah gak napsu. Adek mau pulang aja!!”

“Yakin pulang ini? Adek mau pulang?” sekali lagi Langit bertanya lagi.

“Hmm,” respon Cahaya tanpa melihat Langit.

“Oke, kita pulang!!” Langit langsung memutar setirnya. Dan membawa mobilnya ke arah jalan pulang. Cahaya dan Langit saling diam. Karena keduanya masih diliputi rasa emosi. Kalaupun bercakap, ujung-ujungnya beradu mulut.

Mobil berhenti di depan rumah. Cahaya tanpa banyak basa basi langsung keluar dari mobil. Dan menutupnya dengan keras.

Langit, sang suami hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya. Ia pun turun dari mobil.

Dan memutuskan bermain game online di ruang keluarga. Di mana kini Cahaya berada. Lelaki itu memang tidak tahu situasi atau memang tak ingin memperpanjang masalah. Ia malah asyik main game online sambil tiduran di sofa. Dengan berbantalkan paha sang istrinya. Yang mana sang istri masih ngambek dengan sang suami. Dan si suami pikir, sang istri sudah baikan.

Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang