Chapter 5

3.1K 324 16
                                    

Chapter 5

Mansion Kim, 19:00 PM
Taehyung memasuki rumah, telinganya bisa mendengar tawa dan pembicaraan hangat dari arah ruang makan, sepertinya keluarga nya tengah makan malam.

Karena ruang makan dekat dengan tangga menuju lantai 2 jadi saat Taehyung berniat untuk naik ke atas ia harus melewati ruang makan terlebih dahulu, tawa dan pembicaraan hangat yang ia dengar tadi langsung sirna saat Taehyung lewat, pemuda itu menahan napas saat manik madu nya tanpa sadar bertabrakan dengan manik sang Ibu yang tengah menatap tajam padanya.

Taehyung mendatarkan wajahnya, "Aku pulang" ujar pemuda itu sebisa mungkin menyembunyikan getaran pada suaranya, tidak ingin keluarganya tahu bahwa Taehyung akan menangis.

Taehyung buru-buru naik ke lantai 2 dan saat ia sudah berada di atas pembicaraan hangat itu kembali, tanpa sadar tangan Taehyung terangkat untuk meremas dadanya yang nyeri.

Taehyung terasing di kediamannya sendiri, rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman untuk setiap individu yang bernafas malah bagai neraka kedua bagi Taehyung.

Orang tuanya total mengabaikan dan membencinya karena orientasi seksualnya, bersikap begitu dengan kejam mengabaikan Taehyung dan bahkan kadang menyakiti pemuda itu secara fisik.

Taehyung memasuki kamarnya dan melempar tas dengan asal ke arah kasur, berjalan ke pintu balkon dan membukanya, memilih menyandarkan tubuhnya pada pagar pembatas untuk menikmati semilir angin dan menikmati pemandangan langit malam yang begitu indah dan penuh dengan bintang.

"Langit cerah tapi kenapa hatiku begitu mendung" ujar Taehyung dengan nada lemah

Ia menunduk, menatap tanah padat dengan rumput pendek tepat berada di bawah balkonnya, beberapa kali Taehyung ada pemikiran untuk mengakhiri hidupnya, entah itu dengan meminum racun, menyilet nadinya dan melompat dari sini, dari balkon kamarnya atau dari atap sekolahnya, Taehyung sering memikirkan itu tapi hatinya selalu meruntuhkan semua skenario dari otaknya tentang bunuh diri, membuatnya goyah dan memilih menjadi masokis dengan menikmati setiap rasa sakit yang ia terima.

Senyum mengejek terlukis di bibirnya, dengan kasar ia membanting pergelangan tangannya pada pagar pembatas hingga menciptakan memar kebiruan disana, air mata perlahan mengalir di manik madunya.

Hanya ini yang bisa Taehyung lakukan untuk sedikit mengurangi rasa sakit di dadanya, menyakiti tubuhnya sendiri.

"Taehyung-ah!"

Ah, Taehyung ketahuan oleh kakak sulungnya.
.
.
.
.
"Apa yang kau lakukan?!"

Goeun berteriak murka saat ia sudah berada di kamar sang adik, ia menghampiri Taehyung yang kini tengah merokok, wanita berusia 22 tahun itu dengan cepat mengambil rokok yang tengah Taehyung hisap, membuangnya ke lantai dan menginjak-nginjaknya.

"Aku masih punya banyak nuna" sambil memamerkan senyum kotaknya Taehyung mengeluarkan bungkus rokok dari celana sekolahnya, menggoyang-goyangkannya di depan wajah Goeun yang tentu saja semakin membuat kakaknya itu kesal.

"Sudah aku bilang berhenti merokok!" Ujar Goeun dengan nada kesal, tangan kecil yang biasa Goeun gunakan untuk mengobati orang kini ia gunakan untuk memukuli tubuh sang adik.

Membuat sang adik langsung mengaduh kesakitan, sungguh biarpun sang kakak ini terlihat begitu lemah dengan tubuh pendek dan mungilnya tapi Goeun tetap pemegang sabuk hitam taekwondo, pukulannya itu menyakitkan apalagi Goeun memukulnya tidak pelan sama sekali.

"Nuna iya ampun ampun! Aish nuna sakit! Kau ingin membunuh adikmu ya?!"

Goeun mendengus, dengan cepat ia meraih pergelangan tangan Taehyung yang tadi dibanting sendiri oleh pemuda itu ke pagar pembatas dan setelahnya ia berdecak melihat memar berwarna keunguan yang lumayan besar di pergelangan tangan sang adik.

"Lihat jadi memar kan! Kau berniat membuang-buang uangku yang aku keluarkan untuk perawatan tubuhmu ya?! Ini memar Tae, bagaimana kau bisa menggaet seme keren jika kau begini?!"

Aih terkutuklah otak fujoshi kakaknya! Walaupun ia gay, ia tidak ingin jadi pihak yang di tusuk!

"Aku yang akan jadi seme!" balas Taehyung dengan nada kesal

Goeun mendelik, "Kau tak akan mampu! Bercermin sana dan lihat betapa cantiknya wajahmu itu!"

"Nuna kenapa kau begitu menyebalkan saat marah?!" Taehyung berteriak pada sang kakak.

"Jika tau aku menyebalkan saat marah jadi berhentilah untuk membuatku marah!" Goeun balas berteriak pada sang adik, mata wanita itu kini sudah berkaca-kaca dan menatap sang adik sendu.

Goeun sudah sering melihat tangis diam-diam sang adik saat malam, atau saat Taehyung melukai dirinya sendiri Goeun sudah sering melihat. Luka memar di wajah, bahu, tangan, kaki atau luka sayatan di pinggang pemuda itu sudah sering Goeun lihat, hal itu jugalah yang menjadi alasan untuk Goeun menjadi seorang dokter, dan memilih tetap tinggal di mansion Kim walaupun jarak rumah sakit tempat ia kerja dan rumah tidaklah dekat.

Di rumah ini mungkin hanya Goeun lah yang peduli pada Taehyung, sebisa mungkin Goeun akan melindungi sang adik saat Ayah atau Ibu mereka mengamuk dan mulai memarahi Taehyung, tapi karena tuntutan pekerjaan Goeun menjadi semakin jarang di rumah dan saat seperti itulah Goeun lengah dan membuat sang adik menjadi sesukanya, seperti sekarang.

Taehyung bungkam, pemuda itu memalingkan wajahnya ke arah lain, enggan untuk melihat wajah sedih sang kakak, Taehyung paling lemah jika harus di hadapkan dengan wajah memelas sang kakak.

PLAK

"ADUH!"

"Lihat aku jika sedang aku sedang bicara padamu! Aish adik kurang ajar!" Kesedihan yang tadi sempat mampir kini sedikit hilang oleh sifat menyebalkan sang adik.

Dengan gampang wanita itu menggeplak pipi Taehyung yang langsung mengundang pekikan kesakitan dari sang adik.

"Sakit nun!"

"Suruh siapa kau menyebalkan!"

"Kau lebih menyebalkan nuna!"

"Sudah berani ya kamu?! Awas aja nanti nuna suruh Kris untuk memerawanimu saat ini juga?!"

Ancaman super absurd sebenarnya tapi itu malah langsung membuat Taehyung bergidik dan menatap memelas pada sang kakak.

"Jangan ih! Kau ini tega sekali padaku" dengan nada memelas Taehyung berujar

"Makanya diam jika aku sedang menceramahimu! Kemari, nuna obati memarmu!"

"Ne~"

Ngalah ajalah udah, dari pada ke perawanan Taehyung hilang kan.
.
.
.
-chapter 5 end-

Let Me Hold Your Hand | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang