Takut darah

797 49 5
                                    

Oke here we go!


Kini giliran Yoongi untuk memasak makan malam. Dia dibantu oleh si kelinci Jeon Jungkook. Mau bagaimana lagi, rumah lagi sepi. Seokjin belum pulang dari kerja kelompok, ada tugas katanya. Awalnya Jungkook menolak untuk membantu, tapi melihat Yoongi  berniat membakar counselor gamenya maka dia patuh tidak membantah.

"Jangan lupa potong wortelnya"

"Iya Yoon. Kau sudah berapa kali mengucapkan itu? Apa kau tidak lelah? Aku yang mendengarnya lelah Yoon, lelah"

"Ck lebay"

Kesal? Tentu saja! Yoongi begitu cerewet. Jungkook itu tidak bodoh hanya saja tidak pandai memasak.

"Hyung aku pulaaaaangggggggg"

"Tidak usah berteriak. Kami tidak tuli"

Seokjin hanya cengengesan dan memeluk Yoongi. Jiwa dan raganya begitu terkuras habis.

"Hyung aku lapar"

"Iya ini lagi masak. Lebih baik kau mandi saja"

"Oke!"

Mereka berdua kembali sibuk. Sesekali bersenandung menunggu masakan matang.

Goreng goreng, masak masak tumis tumis bimo- tuutttttt

"Aw aw aw"

"Kenapa?"

Yoongi melihat Jungkook yang berlari kearah wastafel sambil memegang jarinya. Sepertinya tangannya tergores pisau. Jungkook berteriak heboh dan meminta Yoongi untuk mengambil kotak p3k. Saat sampai di dapur Yoongi terkejut melihat Jungkook bersandar pada lemari es.

"Yak yak kau kenapa?"

"Aku pusing Yoon"

"Eh hyung kenapa?!"

Seokjin yang baru datang pun juga ikutan heboh dan mendekati keduanya. Tidak biasanya Jungkook seperti ini.

"Aku mual. Darah, aku pusing melihat darah ini"

Jungkook berucap sambil mengangkat tangannya. Ketika tahu itu, Seokjin dengan cepat mengobati luka itu dan membalutnya dengan kasa.

"Eh Jungkook pingsan!"

Keduanya memekik heboh saat Jungkook pingsan dengan tiba tiba. Mereka berdua kesusahan menyangga Jungkook yang punya badan seberat karung beras. Bayangkan saja tubuh Seokjin dan Yoongi tidak sebesar Jungkook yang penuh dengan otot.

"Astaga hyung aku tidak kuat!"

"Sama Jin. Tapi mau bagaimana lagi kita harus membawa Jungkook ke kamar Jimin yang lebih dekat. Aisshh disaat seperti ini mereka semua tidak ada"

Akhirnya dengan usaha keras, mereka berhasil membaringkan Jungkook di atas kasur. Keduanya meraup nafas sebanyak banyaknya. Tidak ada niatan untuk menyadarkan Jungkook.

"Apa yang sebenarnya Jungkook hyung konsumsi? Kenapa badannya sangat berat hah hah?"

Yoongi menggeleng dan keluar kamar. Dia sampai melupakan masakannya, bagaimana jika gosong?

"Kau sudah pulang?"

Terdapat presensi Hoseok didapur. Dia terlihat mengambil alih masakan. Ada guratan kekesalan diwajahnya.

"Jangan marah dulu. Kau tidak tahu jika Jungkook pingsan?"

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Jarinya tergores pisau dan berdarah. Kemudian pingsan karena tidak kuat melihat darahnya sendiri"

Hoseok langsung membuka apron dan menyerahkan pada Yoongi. Dengan langkah terburu buru dia ingin melihat Jungkook, tapi kembali berbalik karena Jungkook tidak ada dikamarnya. Yoongi hanya menghela nafas dan memberitahu jika jungkook ada di kamar Jimin.

Seokjin juga sudah menghubungi dokter. Mereka cukup terkejut karena bisa saja Jungkook mempunyai trauma pada darah.

"Tapi dok, selama ini saya baik baik saja. Dan tidak takut dengan darah"

"Saya mengerti. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja"

Mereka mengangguk. Hosoek keluar untuk mengantarkan dokter pribadi mereka ke depan rumah.

"Kau tahu Jung?"

"Hyung ini berat tahu"

Jungkook hanya menyengir. Ya mau bagaimana lagi, dia kan tidak ingat apa apa. Terakhir kali pandangannya gelap seketika.

"Lagian kenapa kau bisa seperti ini?"

Hoseok yang baru masuk membawakan makan malam untuk Jungkook.

"Aku tidak tahu. Biasanya aku tidak seperti ini"

"Oiya siapa yang mau membeli obatnya?"

Mereka saling berpandangan. Namun, Seokjin membuka ponselnya dan menghubungi Namjoon agar mampir ke apotik untuk membeli obat. Dia juga tidak lupa mengirimkan resep obat. Jungkook sebenarnya melarang, dia kan sudah baik baik saja hanya sedikit pusing.  Tapi pada dasarnya mereka itu tidak dapat dibantah. Da ya sudahlah.

"Lain kali hati hati"

Jungkook mengangguk sambil memakan makanannya. Dia seperti orang kelaparan yang tidak makan berminggu minggu. Tidak sampai sepeluh menit makanan dipiringnya ludes terlahap oleh mulutnya.

"Hyung aku lapar"

Astaga mereka juga belum makan malam. Ya ampun.

"Kalau begitu istirahatlah. Obatnya diminum nanti saja"

Ketiganya keluar membiarkan Jungkook beristirahat. Mereka juga butuh asupan, tidak hanya si kelinci berotot.

"Memangnya hyung yang lain belum pulang?"

"Mereka sibuk"

"Mungkin mereka lagi senang bekerja"

Seokjin hanya mengangguk saja dan kembali fokus pada makanannya. Dia tidak melihat seringai yang tercipta di mulut Yoongi dan Hosoek. Sebenarnya, Namjoon, Taehyung, dan Jimin sedang dihukum oleh keduanya. Karena mereka bertiga sedang bermain ular tangga di ruangan Yoongi. Daaaan tanpa sengaja, Namjoon menyenggol gelas yang berisi jus strawberry. Akhirnya jus meleber kemana mana dan mengenai kertas berisi lagu milik Yoongi. Murkalah ia dan langsung memberi siraman hujan deras pada ketiganya.
Apa tidak ada pembelaan? Jelas tidak ada. Siapa yang berani melawan Yoongi? Bisa bisa tahu rasanya tersambar petir.


.
.
.

😂😆

Cerita diatas terinspirasi dari pengalaman pribadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita diatas terinspirasi dari pengalaman pribadi. Tapi hanya beda penyebabnya. Semua yang dialami Jungkook diatas sama seperti yang aku rasakan.

Oke daa💜❤️


F.R.I.E.N.D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang