PROLOG

251 68 21
                                    

-( EPISODE 01 )-

An old story that is being discussed again

Lautan yang dalam sangat minim sekali pencahayaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lautan yang dalam sangat minim sekali pencahayaan. Pantulan matahari hanya mampu memancarkan kurang lebih 20-30 meter pada kedalaman laut. Selebihnya semua tampak gelap dan pekat. Terlebih lagi keberadaan Oksigen yang jumlahnya sangat terbatas.

Kuatnya arus serta dahsyatnya tekanan air membuat zona ini tidak bisa dijangkau manusia. Dari sekian banyaknya makhluk di muka bumi, hanya ada 0,2 % spesies yang mampu hidup dan bertahan. Salah satunya kaum Naiad. Yaitu kaum nimfa yang hidup di air. Atau yang biasa disebut, Siren.

Siren, Makhluk Terkutuk dari Yunani. Bagian dari Fiksi Mitologi. Kebenarannya masih abu abu dan belum pasti. Tapi kisah ini bisa menjadi bukti, bahwa Siren bukan hanya sekadar makhluk Fantasi yang terdapat dalam dongeng sahaja.

Seperti Di bawah sana, tampak beberapa ekor siren tengah bergerombol membentuk sebuah lingkaran. Entah apa yang para Siren lakukan. Yang jelas mereka seperti berdiskusi tapi tidak berbicara sedikitpun. Semua saling memandang satu sama lain dengan memasang wajah garang.

Ditangan para siren, terdapat sebuah alat musik yang beragam. Seperti Harpa, lira, dan syrinx. Kalau dibilang para Siren akan berperang, pasti sangat tidak mungkin. Karena jika akan terjadi peperangan yang dibawa oleh mereka itu adalah sebuah senjata bukannya alat musik.

Seperti salah satu Siren yang warna bola matanya Blue rubby. Di tangan kiri berselaputnya terdapat sebuah Harpa berukuran besar. Tentunya, Alat musik petik tersebut hampir menutupi bobot tubuhnya yang terbilang beda dari kedelapan rekan spesies yang lain. Perawakannya Tampak lebih kecil, sangat mirip dengan manusia.

Kemudian, ia meninggalkan lingkaran dan mulai berenang menuju permukaan laut dengan waktu tempuh yang bisa dibilang sangat cepat. Semangatnya menggebu-gebu.

Struktur tubuh siren dominan ditutupi sisik keras. Hal ini berfungsi memudahkannya untuk berenang. Siren juga masih tergolong sebagai spesies Putri Duyung. Perbedaannya hanya terletak pada sifat dan Tingkah lakunya yang mencolok.

Ketika sampai di permukaan laut, pandangannya menyapu pada sekitar laut yang cuacanya sedang mendung. Awan hitam menghiasi langit begitu juga Petir dan kilat saling mengeluarkan cahaya yang akhirnya akan menghasilkan bunyi seperti ledakan berisik.

Tidak jauh dari tempatnya, terdapat sebuah kapal besar yang sebentar lagi akan melintas. dengan gesit, ia kembali ke dalam air dan melewati palung palung laut untuk memutuskan berkumpul dengan kawanannya. Sebuah berita bagus baru saja ia dapati hari ini.

Kita panggil saja ia Ligeia. Spesies Siren termuda dari yang lainnya.

Ligeia terus berenang melawan kejamnya arus air. Ia sangat terburu buru sampai tidak memerhatikan keselamatan diri. Saking semangatnya, Batu karang yang keras ia terobos hingga tubuh mungil Ligeia sedikit sobek akibat pergesekan keras itu. Baginya kesempatan emas ini tidak bisa terlewatkan. Ia rela terluka. Bahkan, kalau harus mengorbankan diri ia siap untuk dikorbankan.

THE SIRÉN ( Naiad Story With Humans )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang