CHAPTER 11 ¦¦ Sekelumit Gurauan

47 49 3
                                    

Nothing is impossible in this world

Nothing is impossible in this world

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala macam bentuk keajaiban telah Irish saksikan semalam bersama Mustafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala macam bentuk keajaiban telah Irish saksikan semalam bersama Mustafa. Gadis itu senang bahwa tidak ada hal yang perlu ditakuti lagi sebab ia sendiri sudah mengetahui asal usulnya.

Sekitar pukul tiga pagi ia baru pulang ke kost untuk istirahat sebentar, agar pagi nanti ia bisa membantu Kevin bekerja di bengkel. Sebenarnya Irish tidak ingin pulang ke kost dan berniat untuk menunggu matahari terbit di lautan. Tapi gadis itu harus mengurungkan niat sebab matanya tak lara untuk berlama lama terbuka.

Knop pintu terbuka, tandanya seseorang baru saja memasuki kamar Irish. Agaf berjalan dengan santainya seolah tidak ada seorang pun di dalam ruangan itu.

Gorden yang menutup dua buah jendela di sibaknya dengan kasar. Otomatis semburat matahari menyelusup ke dalam lalu memantulkan sinarnya tepat pada tempat tidur gadis yang masih terlelap itu.

"Sinar matahari jangan terus kehalang ordeng. Rugi! " Agaf berbicara sendiri. "Karena sinar matahari itu bagus buat kesehatan."

Irish yang belum membuka mata sepenuhnya tidak menyadari kalau Pria yang begitu ia benci telah masuk ke dalam kamarnya. Lantas gadis itu tidak peduli dan hanya berbicara asal.

"Hemm, siapa?" Sahutnya seperti orang tengah mabuk.

Agaf bertulak pinggang dengan tatapan tak suka "Enak enakan ya, jam segini masih molor. Semalem pulang jam berapa, Hah?"

"Anak cewe gak pantes keluyuran malem-malem." Semburnya.

Tak ada balasan dari Irish. Gadis itu hanya menggaruk puncak kepalanya.

"Bukannya bantuin Kevin di bengkel, malah asik asikan ngilang gajelas! Udah mengembara ke negeri mana aja lo kemarin?" Agaf terus bertanya.

Masih sama, Irish tak menggubris. Ia mengambil sebuah bantal lalu meletakkannya di atas kepala. Entah dirinya sadar ditanya atau tidak, Ia tetap tak menjawab dan kembali tidur.

Agaf yang geram mencoba untuk tak emosi, ia tetap tenang meskipun setan di telinganya mulai berbisik.

"Oh, fix harus gua siram nih pake air biar mau bangun." Agaf berusaha untuk menakut nakuti Irish. "Gua tunggu 5 detik, kalo lu masih merem juga..."

THE SIRÉN ( Naiad Story With Humans )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang