CHAPTER 09 ¦¦ Mustafa si Ajaib

72 56 3
                                    

soon my curiosity will be answered

Ratusan hingga jutaan Bintang bintang bertaburan di hamparan langit luas malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ratusan hingga jutaan Bintang bintang bertaburan di hamparan langit luas malam ini. Masing masing bintang berlomba lomba menerangi gelapnya malam. Ada yang bersinar terang dan ada juga yang sinarnya sedikit meredup. Meski begitu, bintang yang sinarnya meredup sama sekali tak merubah keindahan langit malam hari ini.

Irish sangat menikmati suasana. Tubuh mungilnya ia sandarkan pada balkon kaca dengan menghadap langit. Sejak sang surya terbenam, gadis itu sama sekali tidak berpaling. Seperti ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia hanya fokus pada cahaya terang bintang di angkasa.

"Segitu seriusnya lo ngeliatin bintang." Celetuk Agaf, Pria itu datang tiba tiba dan ikut menyandarkan tubuhnya pada dinding balkon.

Entah kenapa, setiap mendengar suara berat Agaf, Irish selalu terkejut.
"Eh," Gadis itu kikuk. "Ngapain kamu disini?"

"Dasar bodoh, Ini tempat tinggal gua. Jadi berhak dong gua ada disini." Agaf tertawa. Baginya, Pertanyaan yang di utarakan gadis itu merupakan suatu ketololan.

"Oh iya, Maaf." Irish merunduk. Belum apa apa Agaf sudah ngegas.

Suasana mendadak berubah saat munculnya pria itu. Hawa sekitar menjadi tidak enak lagi untuk dinikmati. Irish kira Agaf hanya bertengger sebentar di balkon, tapi ternyata dia masih betah dan tidak menunjukan detik detik ingin berlalu.

Sejujurnya Irish bukan Tipikal makhluk yang dengan mudah beradabtasi dengan manusia. Jadi ia memutuskan untuk diam saja. Tidak memulai pembicaraan juga tidak akan bicara walau sekedar basa basi. Karena ia tahu, orang disampingnya sangat tidak asyik jika di jadikan teman mengobrol.

Irish berniat untuk menyudahinya. Lama lama rasanya sangat canggung. Masalahnya ini Agaf, bukan Kevin. Mungkin kalau di sampingnya sekarang itu Kevin, Ia tetap melihat bintang bersama. Dengan derap langkah yang nyaris tak terdengar gadis itu memutar balikan tubuhnya.

"Mau kemana?" Rupanya Agaf sadar. Dengan nada suara yang tenang, Cowok itu masih fokus menatap bintang.

Irish berhenti, lalu nyengir. "Aku mau ke kamar." Setelahnya Ia memasang wajah konyol. "Gak tau kenapa mata aku ngantuk banget!"

"Ngantuk?" Agaf mendecih. Pria itu tahu itu Irish berbohong. "Perasaan tadi lo anteng anteng aja. Kenapa sekarang mendadak ngantuk?" Celetuk cowok itu tanpa menoleh sedikitpun ke arah Irish.

"Aku Serius." Irish menguap paksa. Gadis itu mendramatisir agar Agaf percaya. "Kamu mah berprasangka buruk terus. Gak bagus tau!"

"Kalo mau ngebohong yang pinteran dikit." Irish fikir Agaf tidak mengetahuinya. Lelaki itu hanya berpura pura bodoh saja. "Santai aja kali."

"Aku enggak bohong, Agaf!" Irish bersikukuh mengelak.

Agaf membalikan tubuhnya jadi menghadap gadis itu. Terlihat, Irish sama sekali tidak menatapnya. Melainkan ia hanya menunduk halnya membuang pandangannya agar tidak bersekontak dengan pria itu. Agaf juga tidak bereskpresi. Seperti biasa dia memasang wajahnya yang teramat datar.

THE SIRÉN ( Naiad Story With Humans )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang