CHAPTER 06 ¦¦ Kemelut Di Pasar

91 56 0
                                    

Sweet treatment given by a stone-hearted boy

Sweet treatment given by a stone-hearted boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue Ketus, bukan berarti gue gak peduli." -Ragafinsha Varellino

🔅🔅🔅

"Arghhh, Bangsat." Gadis berambut pirang baru saja memasuki kamarnya dengan menggebrak pintu, hingga membuat seseorang yang tengah asyik membaca terinterupsi lalu menoleh ke arahnya . "Kenapa Pake gagal segala!" jeritnya kemudian ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Seseorang yang membaca itu sedikit terkejut. Akan tetapi, ia tidak begitu mempedulikannya. "Kenapa lo? Dateng dateng malah ngomel segala!" dia menoleh sebentar namun sedetik berikutnya ia kembali fokus membaca majalah yang bertuliskan Vogue di cover depannya.

"Tadi gue ke tempat Agaf." Mira menyenderkan Tubuhnya di kepala ranjang. Gadis itu melepaskan jas putih kerjanya. "Baru beberapa menit dateng, dia udah ngusir gue secara halus." Mira memijat pelipisnya yang sedikit pening.

"Lho, itu kan lo tau Alamat dia dimana." Ucap Anara, si cewek sejuta dolar yang masih belum berpaling dari majalahnya.

"Agaf anak Institut Harlim of Biology.
Dia kuliah disana." Mira melepas kaus lengan pendeknya, gadis itu hanya memakai bra hitam lalu memilih duduk di depan meja rias. "Semalam gue habis nemuin Dr. Richard. Dan gue tau dari beliau bahwa Agaf salah satu mahasiswa di institut itu."

"Kalo udah tau letak keberadaan alamatnya, kapanpun gua bisa main kesana." Mira membuka sebuah kotak makeup, ia mengeluarkan micellar water berukuran kecil, lalu mengambil beberapa lembar tissue. "Mantan bisa kan untuk diajak balikan?"

Anara mendecak, gadis itu memutar bola matanya sebal. "Dulu Anak orang lo selingkuhin. Sekarang dengan enaknya mau digebet lagi."

"Saat itu gua emang bodoh. Tapi kali ini enggak lagi-" Wajah Mira yang terbalut make up kini sudah bersih. Tanpa polesan pun, Wajahnya tetap indah menawan. "Sekarang tukar posisi, gue yang gantian berjuang."

"Lo gabisa egois gini lah, Mir." Bukannya Anara tidak mendukung keputusan sahabatnya itu. Hanya saja menurutnya Mira terlalu membuang buang waktu. "Jangan sampe lo menyesal nantinya."

"Gue, gak akan menyesal." Mira sangat yakin. Entah mengapa gadis muda itu terlalu kepedean dan Over optimis. Memang sulit dipercaya jika ambisi sudah terlalu kuat untuk mendorong keinginan manusia. "Kelihatannya emang gak mudah. Malah jauh dari kata berhasil. Tapi masa iya, semua itu gak mungkin?"

"Gini deh, kita belajar dari kisah orang di luar sana." Anara menggigiti kukunya. Hal seperti ini membuat gadis itu malas untuk memberikan pencerahan. "Kebanyakan dari mereka berakhir jadi musuhan, dan gak banyak yang akur. Sumpah si gue bukan matahin harapan lo."

"Mending ikutin realita yang ada deh. Gak usah ngadi ngadi." Peringat Anara. "Jadi teman biasa cukup kan?Bahkan lebih dari cukup lah, mir!" Gadis itu berdiri dan mendekap Mira dari belakang.

THE SIRÉN ( Naiad Story With Humans )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang