CHAPTER 05 ¦¦ Mencari Fakta

73 58 0
                                    

Trying to find some facts that not many people know.

Trying to find some facts that not many people know

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana laut pagi ini sangat dingin sekali. Angin bertiup kencang, membuat Agaf bersama kedua temannya berhasil memeluk tubuhnya karena kedinginan. Dari mulai baju tebal, hingga sweater dikenakan mereka. Namun nihil, angin tetap menembus pakaian hingga menusuk pori pori kulit.

Sejak jam delapan pagi, mereka sudah berkumpul di laut yang tidak jauh dari tempat tinggal Agaf. Disanalah mereka akan mulai meneliti sekaligus menyelidiki mengenai Keadaan laut yang tidak stabil. Menjawab rasa penasaran khalayak ramai, itulah yang mereka prioritaskan setelah mengemban tugas demi mendapatkan nilai bagus dari dosen.

Dazen memegang sebuah kamera. Cowok itu memotret beberapa gambar di lautan. Salah satunya ombak ombak kecil yang saling berkejaran. Sudah banyak View yang di ambil. Hasilnya bagus bagus dan sangat menarik. Kalau dilihat hasil jepretannya, dapat diakui Dazen sangat berbakat untuk menjadi fotografer handal.

"Zen, fotoin gua dong! Disini pemandangannya bagus banget, asli! " Frans membentangkan tangannya di pesisir laut. Ia menggulung celanannya beberapa senti agar tidak basah. "Lumayan, Kalo Bagus bisa gua jadiin foto profil IG."

Dazen sedikit membungkuk, cowok siap menjempret Frans yang dari tadi sudah siap berpose. "Geseran sedikit, badan lo ngalingin sinar matahari." perintah cowok itu dengan menggerakkan tangan ke samping.

Ketika Dazen dan Frans sibuk berfoto ria, Agaf hanya duduk anteng disebuah batang pohon kelapa yang sudah tumbang. Sesekali ia bersiul, lalu setelahnya Lelaki itu menengok kanan dan kiri. Cowok berkaca mata hitam itu sedang menununggu Mustafa datang. Ya, nelayan muda yang akan menjadi narasumber Agaf pada kesempatan wawancara hari ini.

"Daripada lo diem aja kaya patung gitu, mending kesini deh gaf, kita ambil foto bareng." Dazen melambaikan tangan bermaksud Agaf menghampirinya.

"Males, Gak ada selera buat berfoto." Kemudian dengan sok ngartisnya ia mendecih. "Gua gak seperti lo berdua, baru liat laut aja udah norak." Ucapannya terdengar meremehkan.

Mereka berdua seketika diam. Dazen menggerutu kesal sebab penuturan menohok dari temannya itu. Bisa bisanya Agaf menyebut dia norak. Frans juga sama kesalnya, cowok itu memelototkan matanya lalu melampiaskan marahnya dengan menendang nendang air laut.

"Gua bercanda." Seru Agaf. "Jangan dimasukin hati." Pintanya.

"Gimana gak dimasukin hati? lo aja kalo berkata suka ngasal tanpa pernah mikirin perasaan orang yang lo sakitin." Dazen sama sekali tidak menatap teman satunya itu, ia gondok sekali. "Seterah lo, Gaf."

"Cih, baperan banget najis." Lempar Agaf seperti tak punya dosa.

"Bodoamat, emang kerjaan lo bikin orang kesel mulu." Frans cekikikan. "Tuh, liat! ada anak perjaka lagi ngambek." Kemudian Telunjuknya mengarah pada Dazen yang sedang duduk manja di tepi laut.

THE SIRÉN ( Naiad Story With Humans )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang