.
.
.
.
."Kiri kanan kulihat saja banyak pohon nangkanyaaaaaa~~~" Jaemin yang lagi asik nyanyi di dalam mobil sambil liat kiri kanan, tiba-tiba aja kepalanya di toyor Heejin dari belakang, "Apasih?" Dengus Jaemin.
"Liriknya salah! Seharusnya banyak pohon cemara."
"Lah, lo liat dong, di sini cuma ada pohon nangka," Balas Jaemin nggak mau kalah.
"Ya tapi---"
"Bunda capek ya, badan Bunda pada pegel, jangan bikin Bunda tambah pusing sama tingkah kalian," Sela Rose dari kursi depan. Capek bos. Kelamaan duduk di mobil bikin kaki Rose makin bengkak. Untungnya tinggal beberapa menit lagi mereka sampai di rumah Hyoyeon selaku ibu kandung Rose. Selama perjalanan ke Tasik, Jaemin udah nyanyi ratusan lagu anak-anak tanpa lelah. Beda sama Jeno dan Heejin yang lebih milih tidur atau main hp.
"Alhamdulillah sampai," Ucap Jaehyun saat mobilnya sudah terparkir di halaman rumah mertuanya yang super luas, "Ayo turun."
"YES SAMPAI! HELLO TASIK! A'A DATANG!" Teriak Jaemin begitu turun dari mobil.
Jeno ngelempar tutup botol air mineral kearah Jaemin, "Udah malam woi. Itu penunggu pohonnya pada keganggu," Ya gimana nggak ke ganggu, soalnya Jaemin teriak di tengah malam. Bisa-bisa bukan cuma penunggu pohon yang ke ganggu, tapi tetangga sebelah ikutan ke ganggu.
"Ih si Abang suka nakutin," Jaemin mendadak merinding disko.
"Kalian turunin barangnya, Ayah mau antar Bunda masuk duluan. Kasihan ibu hamil, nggak boleh keluar malam-malam, takut di tempelin Mbak Kunti," Jaehyun menggandeng tangan Rose dan masuk ke rumah Hyoyeon lebih dulu.
Sampai dalam, ternyata keluarga besar Rose udah pada nungguin. Padahal ini jam dimana seharusnya mereka istirahat, "Assalamualaikum Mih," Ucap Rose begitu masuk rumah. Dia sama Jaehyun menyalimi tangan kedua orang tua Rose.
"Waalaikumsalam Mawar," Hyoyeon memeluk anaknya, "Mamih teh kangen banget sama kamu."
Rose membalas pelukan ibunya, "Sama atuh Mih. Rose juga kangen."
Hyoyeon beralih pada perut besar Rose, "Dedeknya sehatkan?" Tanyanya seraya mengusap perut sang anak.
"Sehat Mih, Alhamdulillah."
"Kamu juga gimana Jae? Sehatkan?" Tanya Ryeowook pada menantunya.
Jaehyun senyum, "Sehat Pih. Papih sama Mamih sendiri gimana?"
"Ya ginilah Jae. Namanya udah tua, sering sakit-sakitan," Kata Ryeowook, "Apalagi Mamih, dikit-dikit ngeluh asam urat."
Hyoyeon mendelik kearah suaminya, "Nggak usah buka kartu."
"Buka kartu apasih Mih? Justru Rose kan harus tau keadaan Mamih," Sahut Rose.
"Makanya balik sering-sering," Timpal adik Rose, Lalisa. Sebetulnya Lalisa ini nama baru, nama aslinya mah Lilis. Cuma setelah menikah sama suaminya alias Jungkook, Lilis ngerubah namanya jadi Lalisa. Tapi tetap aja, Rose manggilnya selalu Lilis.
"Kalau bisa, tiap hari gue balik kali," Kata Rose, "Sini peluk gue dulu, biar berkah."
Lisa mendengus, kemudian memeluk Kakaknya dengan erat, "Gue kangen..." Lisa mengakui kalau dia benar-benar merindukan Rose. Karena sejak kecil keduanya sangat dekat, tapi begitu menikah dengan Jaehyun, Rose harus pindah ke Jakarta mengikuti suaminya. Kalau Lisa, dia masih stay di rumah orang tuanya sama suami dan anaknya, Marvin.
Selain disambut sama Hyoyeon, Ryeowook, dan Lisa, Jung family juga disambut sama keluarga Rose yang lain. Ada bibi, sepupu, om, dan lain-lainnya. Nanti kita akan perkenalkan satu persatu.
Intinya rumah Hyoyeon saat ini sangat ramai, mungkin karena Hyoyeon sendiri anak tertua dari empat bersaudara, jadi rumah ini juga suka dipakai untuk tempat ngumpul keluarga.
"Eh yang lain pada di sini, kok gue nggak liat Jungkook sama Marvin?" Tanya Rose begitu duduk di sofa.
"Ini udah tengah malam kali, si Marvin udah tidur. Kalau bapaknya lagi ke Subang, besok baru balik."
Rose membulatkan mulutnya paham.
"Rose, anak-anak lo pada kemana?" Tanya sepupu Rose, Mino.
"Tadi sih sama Jaehyun di suruh nurunin barang, tapi kok nggak masuk-masuk ya?" Rose ikutan bingung. Trio JJH belum masuk ke rumah juga, "Bob, lo tolong cek anak-anak gue dong. Jaehyun lagi ke kamar mandi," Rose menyuruh sepupunya yang lain.
Bobby mengangguk, kemudian keluar rumah untuk melihat keponakan-keponakannya, "Ini barudak pada kemana euy?" Bobby menggaruk tengkuknya bingung. Dia ngeliat pintu bagasi mobil kebuka dan koper-koper yang berantakan di luar mobil. Tapi nggak ada satu orangpun di sini.
"Jeno! Jaemin! Heejin!" Panggil Bobby.
Ryujin, adik dari Bobby, ikut keluar begitu dengar suara Kakaknya manggil-manggil trio JJH, "Kunaon A?" Tanya Ryujin.
"Ini Jeno, Jaemin, sama Heejin nggak ada."
"A'A BURUAN LARI!" Bobby sama Ryujin dengar suara orang berteriak.
"Itu suara Heejin kan?" Tanya Bobby yang dibalas anggukan Ryujin.
"ADUH BUSET! JANGAN GIGIT PANTAT GUE!" Giliran suara Jaemin yang terdengar.
"MANG BOBBY! TOLONGIN KITAA! KITA DIKEJAR GUGUK!" Pinta Jeno.
Bobby dan Ryujin menoleh ke kanan, ternyata trio JJH memang sedang di kejar anjing liar.
"Aya-aya wae..." Bobby menggeleng lelah.
Ini belum satu hari mereka di Tasik, tapi udah di kejar anjing liar. Gimana kalau sampai berhari-hari?