.
.
.
.
.Hampir dua bulan Rose LDR-an sama suami dan tiga anaknya. Selama itu juga mereka berlima rajin vidio call untuk memberi kabar satu sama lain. Contohnya kayak sekarang, selesai mandi dan bersih-bersih setelah pulang kerja, Jaehyun langsung menghubungi Rose. Lelaki itu cerita tentang banyak hal pada istrinya, dari mulai soal pekerjaan, anak-anak, dan lainnya,
"Iya Bund kayak gitu. Aku sampai malu karena lupa sletingin celana," Jaehyun lagi cerita, kalau tadi di kantor, habis buang air kecil, dia lupa sletingin celananya. Untungnya ada pegawai cowok yang ngingetin dia sebelum keluar kamar mandi.
"Untung Jaehyun Juniornya nggak kelihatan mata perempuan. Nggak rela aku kalau si Junior sampai dibagi-bagi," Balas Rose sambil menahan tawanya, "Oh iya anak-anak udah pada tidur Mas?"
"Belum Bunda," Heejin tiba-tiba ikut nimbrung. Dia meluk Jaehyun dari samping, "Kangen Bunda..." Katanya seraya mengerucutkan bibir.
"Bunda juga kangen kamu. Kok pipi kamu makin chubby sih dek? Makan terus ya di sana," Rose sadar kalau pipi Heejin terlihat lebih berisi dari sebelumnya.
Jaehyun tertawa, dia mengecup kepala Heejin, "Iya nih makan terus. Dikit-dikit, Ayah adek titip pizza, Ayah adek titip es krim."
Heejin makin cemberut, "Namanya juga laper."
Rose senyum, "Ya nggak apa-apa sih kamu makan terus. Wajar kok, di usia segitu biasanya anak-anak emang banyak makan. Liat aja tuh A'a sama Abang."
Setelahnya mereka bertiga mengobrol sampai tengah malam. Bahkan karena nggak kuat dan saking ngantuknya, Heejin sampai ketiduran dipelukan Ayahnya, "Nggak mau udahan deh. Masih pengen liat muka kamu," Kata Jaehyun dengan nada sedih.
"Minggu depan kan kamu kesini Mas. Nanti puas-puasin deh kangen-kangenannya sama aku."
Jaehyun mengangguk. Memang benar, Jaehyun dan ketiga anaknya akan kembali ke Tasik minggu depan untuk menemani Rose yang akan segera melahirkan.
Sebentar lagi Jung's family akan kedatangan member baru.
"Udahan ya? Kasian tuh Heejin udah tidur. Kamu pindahin sana ke kamarnya."
"Berat Bund. Biarin ajalah dia tidur di sini. Sekalian nemenin aku, sepi soalnya nggak ada kamu."
"Yaudah," Karena Rose juga udah ngantuk dan Jaehyun belum mau udahan vidio callnya, akhirnya Rose tertidur dengan posisi hp yang masih menyala. Jaehyun yang melihat itu tersenyum tipis. Pengen rasanya dia nyubit pipi Rose yang lebih berisi dari punyanya Heejin. Tapi susah. Rose di Tasik, Jaehyun di Jakarta.
"Selamat malam sayang. Love you," Ucap Jaehyun lalu mematikan sambungan itu secara sepihak.
Besoknya Jaehyun dan trio JJH menjalani aktifitas seperti biasanya. Jaehyun berangkat ke kantor, dan trio JJH ke sekolah.
Tapi, tepat pukul satu siang, Jaehyun mendapat telepon dari mertuanya bahwa Rose masuk rumah sakit setelah mengeluh sakit perut. Jaehyun yang panik, buru-buru ke sekolah trio JJH dan menjemput mereka agar bisa pulang ke Tasik. Untungnya dari jauh-jauh hari, Jaehyun sudah menyuruh anak-anaknya untuk menyiapkan pakaian mereka. Karena takut sewaktu-waktu kejadiannya akan seperti ini. Dan benar saja, Rose akan segera melahirkan. Padahal menurut perkiraan dokter, Rose baru akan melahirkan minggu depan.
Jaehyun dan ketiga anaknya pergi ke Tasik menggunakan transportasi udara. Sampai di Tasikpun mereka langsung pergi ke rumah sakit tanpa menaruh koper-koper mereka dulu di rumah Hyoyeon.
"Rose," Begitu melihat Rose yang terbaring di atas brankar, Jaehyun dengan segera memeluk dan mencium istrinya. Air matanya jatuh begitu saja melihat wajah Rose yang hampir dua bulan ini nggak bisa Jaehyun lihat secara langsung.
"Mas," Rose juga sama. Dia ikut menangis melihat kehadiran Jaehyun.
"Bunda," Trio JJH menyalimi tangan Rose dan mencium pipi Rose bergantian, "Bunda yang kuat ya. Kita bertiga pasti doain Bunda," Ujar Jeno.
Heejin mengangguki, "Bunda pasti bisa ngeluarin baby boo."
Rose senyum, "Iya. Bunda pasti bisa. Makasih ya," Kemudian Rose beralih pada Jaemin, karena sejak tadi Jaemin diam saja, "A?" Panggil Rose.
"Iya Bunda?" Jaemin menyahuti.
"A'a nangis ya?" Kata Rose saat sadar wajah sembab Jaemin.
"Enggak kok," Kilahnya.
"Bohong Bund, dari di pesawat tadi A'a nangis. Katanya khawatir sama Bunda," Ungkap Heejin.
Jaemin mendengus ke arah Heejin, "Ngapain di kasih tau?" Bisik Jaemin.
Rose terkekeh pelan, "Nggak di kasih tau juga Bunda udah tau kali. A'a tenang aja, Bunda nggak akan kenapa-napa. Yang penting A'a, Abang, sama adek terus doain Bunda."
"Sini peluk dulu," Rose melebarkan tangannya, mengintrupsi agar suami dan ketiga anaknya memeluknya, "Bunda sayang kalian."
"Kita juga sayang Bunda."
Setelah menunggu satu hari satu malam, akhirnya anggota terakhir keluarga Jung lahir juga. Tapi begitu lahir, bayi Rose dan Jaehyun terlihat membiru dan tak bernapas.
Rose yang melihat itu hanya bisa menangis dan mengucapkan, "Mas, aku takut..."