Part 3

11 3 2
                                    

Sesampainya di kantor sang papah, Acha mengajak Novan dan Nizar untuk ikut masuk dengannya. Banyak sekali pegawai papahnya yang menatap Acha bingung bahkan ada yang terang-terangan mengatakan Acha terutama pegawai wanita.

'itu siapa yang bersama acha'
'ganteng banget'
'mau dong jadi Acha dikelilingi cogan'

Begitulah perkataan pegawai papahnya dan masih banyak lagi perkataan pegawainya hingga Acha sampai ke ruangan papahnya. Acha meminta Novan dan Nizar untuk menunggu di ruang tamu terlebih dahulu, Acha akan menjumpai papahnya sebentar. Jadi Novan dan Nizar selaku tamunya Acha menunggu di ruang tamu yang telah di sediakan

"Assalamu'alaikum, pah. Maaf ya pah Acha ganggu waktunya papah dan maaf juga Acha gak sempet ngabarin papah" ucap Acha seraya menundukkan kepalanya.

"Waalaikumsalam sayang, sini mendekat ke papah" sahutnya sekaligus mencium pipi dan kening Acha.

"Ada apa? Kamu kesini sama siapa?" Lanjutnya

"Acha kesini sama temen sekolah Acha yang di Bandung, Acha mau minta izin ke papah Acha mau pulang ke Bandung udah cukup liburannya disini" kata Acha sambil memeluk sang papah.

"Mana temen kamu?kok gak diajak masuk?" Papahnya Acha mengganti topik pembicaraan karena tak mau meninggalkan sang anak sendiri di rumah semegah dan semewah istana yang berada di Bandung.

"Di ruang tamu, papah mau liat?? Tapi papah ijinin Acha dulu untuk pulang ke Bandung" Rengek Acha seperti anak kecil.

Bagi Pradita Acha anak kecilnya yang imut dan manja, Pradita tak memperdulikan sikap Acha yang manja kepadanya. Pradita tak memperdulikan permintaan Acha dan langsung keluar dari ruangannya menuju ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu Pradita melihat banyak pegawai perempuannya yang menggoda teman Acha. Temannya Acha terlihat sangat risih di perlakukan seperti itu, membuat Pradita menahan emosi kepada pegawainya. Acha pun mengekori papahnya sambil menundukkan kepalanya.

"Selamat pagi, maaf telah menunggu terlalu lama ya" ucap Papahnya sekaligus memberikan tatapan tajam kepada para pegawainya.

"Pagi om" sahut Novan dan Nizar bebarengan.

"Kalian lagi liburan di sini?" Tanyanya sambil tersenyum ramah

"Iya om, sekalian nyusulin ayah disini" Jawab Novan sambil tersenyum

"Oh iya kita belum berkenalan. Kenalkan saya Pradita papahnya Acha" kata Pradita selaku papahnya Acha sambil mengulurkan tangannya.

"Saya Novan om temen sekolahnya Acha" ucap Novan sambil menjabat dan menyalimi tangan Pradita

"Saya Nizar om adeknya Novan" Nizar melakukan hal yang sama seperti kakaknya untuk menunjukkan rasa sopan kepada papah dari temannya kakak sekaligus calon mertua kakanya itu sih alibinya aja

Acha berdehem karena merasa terabaikan oleh ketiganya. Tapi Acha masih memasang raut wajah yang sedih tak dapat mendapatkan izin untuk pulang ke Bandung. Fikiran Acha sekarang berkecamuk, Acha tak boleh memasang raut wajah bingung dan sedih di hadapan Novan dan Nizar. Karena Acha yakin Novan dan Nizar pasti bertanya-tanya.

"Kalian abis jalan-jalan atau mau jalan-jalan bareng Acha?" Tanya papahnya Acha kepada Acha, Nizar dan Novan

"Baru mau jalan-jalan tapi Acha mampir sebentar ke kantor papah" jawab Acha yang hanya di angguki oleh Novan, Nizar dan papahnya.

"Oh, Acha mau minta uang? Silahkan bersenang-senang" sahut papah Acha seraya menyerahkan black card kepada anaknya. Acha menatap papahnya kecewa tak dapat izin pulang.

"Papah, Acha gak butuh uang. Acha punya uang sendiri. Acha cuma minta papah izinin Acha pulang ke Bandung" rengek Acha kepada papahnya.

Novan terkejut atas perkataan Acha kepada papahnya. Tak menyangka Acha akan pulang dua Minggu sebelum berangkat sekolah.

"Liburan masih panjang, kamu habiskan dulu uang papah. Kalo kurang bilang, papah ngijinin kamu pulang h-3 berangkat sekolah" sahut papahnya dengan senyuman

"Acha mau ngurus resto Acha yang di Bandung pah. Papah izinin Acha pulang kan?" Tanya Acha sambil menatap papahnya dengan Poppy eyesnya.

"Ya sudah, satu Minggu sebelum berangkat sekolah atau tidak pulang sama sekali. Oke, silahkan kalian bisa pergi bersenang-senang" sahut Pradita seraya memijit pelipisnya.

Novan, Nizar, dan Acha bersalaman kepada Pradita. Pradita menatap punggung putri kesayangannya yang mirip sekali dengan almarhumah istri tercinta. Pradita ingin berlama-lama dengan putri terakhirnya itu tapi apa boleh buat Pradita tak bisa memaksakan putrinya untuk berlama-lama di Jakarta.

Acha mempunyai bisnis resto dan kafe yang menyebar luas di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Yogyakarta. Tak hanya restoran dan kafe saja, Acha juga mempunyai bisnis olshop terbesar di Indonesia beragam pakaian, hijab, sepatu, tas, dll dengan harga murah dan tentunya berkualitas. Acha juga mempunyai toko shop di Bandung untuk memudahkan masyarakat sekitar membeli produknya tanpa harus memakai jasa kirim.

Hal ini lah yang membuat hari-hari Acha sibuk jika sudah masuk sekolah, Acha sengaja menyisakan waktu liburannya bersama keluarga maupun teman-temannya.

Masalah bisnisnya Acha punya orang kepercayaan, dan Acha mampu memantau bisnisnya lewat rekaman cctv yang ada di laptop dan komputernya. Jadi Acha bisa mengetahui apa aja lewat cctv maupun orang kepercayaannyaa.

Pradita tak mempermasalahkan Acha yang sudah menjadi pembisnis diusianya yang masih muda, Pradita tau putri terakhirnya mampu membagi waktu antara sekolah dan kariernya. Meskipun Acha sudah mempunyai uang hasil kerjanya sendiri, tapi Pradita selalu memberikannya uang untuk kebutuhan Acha setiap bulannya. Bagi Pradita Acha masih tanggung jawabnya.

A Trust Behind A RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang