Part 2

12 2 1
                                    

Hari ini Novan sangat bosan diam dirumah, Novan beranjak dari balkonnya untuk menemui Nizar dan mengajaknya jalan-jalan. Harapan Novan sekarang Nizar mau diajak jalan-jalan karena Novan gak mungkin jalan sendirian di kota sebesar ini.

Masa gua jalan sendirian sih kaya jomblo, eh tapi kan emang jomblo~ batin novan. Lalu mengetuk pintu kamar Nizar tanpa ba-bi-bu lagi Novan masuk ke kamar Nizar dan tak menemukan Nizar di kamarnya.

Dah lah ini mah jalan sendiri mana doi gak peka-peka ck! Kek cewe ya gua nunggu batin Novan. Tanpa Novan sadari di belakangnya ada Nizar yang menatap bingung sang kakak. Novan membalikkan badan berusaha untuk ke luar dari kamar Nizar dan Novan terkejut atas kehadiran Nizar yang tak diundang. Ck kek jailangkung dong ya wkwkw

"Anjirt ngapain Lo? Ngagetin aja" ucap Novan sambil memegangi dadanya

"Harusnya gua yang nanya Lo ngapain disini?" Sahut Nizar bersedekap dada.

"Nyariin Lo, jalan kuy" to the point Novan yang hanya di balas dorongan oleh Nizar agar Novan segera keluar kamarnya.

"Anjirt Lo ngusir gua? Gua Abang Lo kalo Lo lupa" lanjutnya

"Ganti baju tolol" sarkas Nizar kepada sang kakak

Novan pun segera keluar kamar Nizar dan menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi dengan adeknya. Sebelum pergi Novan meminta izin kepada sang ayah, dan meminta tantenya untuk mengantarkannya jalan-jalan melihat indahnya ibu kota.

Nizar meminta kepada sang kakak untuk berjalan-jalan ke Monas. Alhasil Novan menurutinya, asal kalian tahu Novan gak akan pernah mengecewakan orang yang di sayangnya. Bagi Novan sesulit apapun permintaan itu, akan Novan lakukan selagi bisa. So, idaman banget bukan sih?

"Pesen taxi online gih tujuan stasiun Sudirman. Kita pake KRL aja" suruh Novan pada nizar yang hanya diangguki oleh Nizar

Nizar adeknya Novan yang cenderung pendiam, muka Novan dan Nizar mirip banget tapi masih gantengan Nizar ketimbang Novan. Banyak kaum hawa temennya Novan yang mendambakan Nizar, bahkan ada yang terang-terangan mendekati Novan agar dapat restu untuk dekat dengan adeknya. Bukan Novan kalo gak cuek, dan kalo ngomong pedes. Kek boncabe level 50 kalo ada

Sampai di stasiun, Novan memberikan selembar uang lima puluh ribuan kepada supir taksi dan turun dari taksi diikuti Nizar. Novan mengantri terlebih dahulu untuk membeli tiket KRL tujuan Sudirman - Tanah abang dan Nizar menunggu Novan di pintu masuk.

Di dalam KRL, Novan memikirkan acha gadis yang dia suka, cinta, sayang selama dia kenal. Novan sangat mencintai acha sejak kelas 10 awal mereka bertemu, mereka satu kelas. Tapi sayangnya Acha sekarang sudah menjadi kekasih dari teman terdekatnya Novan, semua ini bukan salah Acha hanya salah Novan. Pokoknya cewe gak pernah salah ya, Novan telat karena gak ngungkapin perasaannya kepada Acha. Novan tahu Acha sekarang tak jauh darinya, tapi Novan lebih suka mencintai dalam diam perhatian ala kadarnya kepada Acha sengaja biar Acha gak tahu. Novan takut melukai hati Acha maupun temannya yang notabenenya kekasih Acha.

Saat ini KRL Novan sudah sampai di lokasi tujuannya. Novan menyuruh Nizar untuk menukarkan kartu KRLnya di loket, dan meminta Nizar untuk menunggunya sebentar karena Novan mau ke toilet. Keluar dari toilet Novan melihat seorang wanita yang mirip dengan orang yang dia sayangi, tanpa Novan sadari kaki Novan sudah melangkah mendekati wanita tersebut.

"Acha?" Sapanya sambil menepuk pundak acha.

"Ya, hai!" Sahut Acha yang terkejut kedatangan teman sekolahnya di Bandung

"Lo, ngapain disini?" Lanjutnya

"Ck! Jalan-jalan lah. Lo sendiri ngapain disini?" Tanyanya kepada Acha.

"Gua mau ke kantor papah, kebetulan gak jauh dari sini. Lo mau jalan kemana? Gua ikut boleh? Gua bosen dirumah" ucap Acha sambil menunjukkan Poppy eyes nya dan tangannya disatukan ke depan wajahnya seakan-akan memohon.

"Lah tadi bilangnya mau ketemu papah" sahut Novan sambil mengerutkan keningnya tanda tak mengerti fikirannya Acha.

"Gua ketemu sama papah mau pamit dan minta izin aja van. Jadi gak lama ko, gimana diijinin ikut jalan gak nih?" Tanya Acha kepada Novan.

Novan tampak berfikir sebentar seraya lumayan bisa jalan bareng sama doi, meskipun cuma gua doang yang nganggap dia doi tapi gua yakin suatu saat nanti dia akan menganggap gua doi CK! Ngarep dikit gak apa-apa kan ya~batin Novan

"Boleh, oke gua anter Lo dulu ya ke kantor papah abis itu kita jalan. Tapi sebelumnya kita nunggu adek gua dulu." Jawab Novan sambil menunjuk ke arah loket yang menampilkan sosok adeknya Novan yang sedang antri mengembalikan kartu KRL kepada penjaga loket.

Nizar celingukan mencari keberadaan sang kakak, dan akhirnya Novan mendapatkan sang Kaka yang sedang mengobrol dengan calon Kaka iparnya. Ya Nizar tahu itu, karena Novan sering bercerita kepadanya tentang seorang perempuan yang telah membuat harinya berwarna. Ternyata benar apa kata kakaknya bahwa perempuan yang di sayanginya itu berada di kota yang sama, alhasil Novan dan Acha bertemu di tempat yang sama.

"Ekhm" deheman Nizar yang memberhentikan aksi kakanya mengobrol dengan calon Kaka iparnya.

"Udah?" Tanya Novan kepada Nizar yang hanya dibalas dengan deheman saja.

"Kita ke kantor papahnya kak Acha dulu ya, kak Acha minta ikut jalan sama kita. Gak apa-apa kan?" Lanjutnya

"Iya gak apa-apa" jawab Nizar sambil tersenyum manis kepada calon Kaka iparnya itu dan mendapati tatapan tajam oleh sang kakak

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju kantor papahnya Acha. Karena Acha akan bertemu papahnya terlebih dahulu ntah apa tujuan Acha bertemu dengan papahnya. Novan tahu Acha sangat jarang sekali bertemu dengan orang tua tunggalnya ini karena papahnya selalu sibuk bekerja. Novan tahu kalo mamahnya Acha telah lama meninggalkan Acha, mamahnya Acha meninggal terserang kanker stadium 4. Alhasil orang tuanya Acha hanya tinggal sang papah, Novan mengetahui keluarganya Acha. Acah tak canggung menceritakan semuanya tentang keluarganya kepada Novan, Novan juga begitu.

Berawal dari Novan yang sering bercerita tentang keluarganya menjadikan Acha mau berbagi masalahnya dengan Novan. Hal ini membuat Novan maupun Acha nyaman satu sama lain, bahkan di hati Novan sudah ada benih-benih cinta. Berbeda dengan Acha yang nyaman tanpa ada rasa apa-apa, Acha sudah memiliki Ryan yang notabenenya kekasih sekaligus teman sekelas Acha dan Novan. Sehingga Novan hanya bisa berharap kepada Tuhan bahwa Acha akan menjadi jodohnya nanti, meskipun Novan selalu melihat Acha bahagia dengan cowok lain yang membuat hatinya teriris tapi Novan akan selalu menjaga dan melindungi Acha layaknya kekasih Acha.

A Trust Behind A RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang