part 13

0 0 0
                                    

Acha merasa bosan di dalam kamarnya, Acha keluar dari kamarnya menuju dapur. Sungguh ini bukan kemauan Acha untuk tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Ingin rasanya Acha menggunakan rumahnya untuk tempat kos-kosan biar gak sepi. Tapi apa boleh buat, papahnya selalu menentang itu. Acha merasa kesepian, Mba Sarah pulang ketika hari besar saja, mas gandi dan mas Julian pulangnya masih lama. Mau main kerumah mba Anna takut repotin. Ya udah lah sendiri dirumah lebih baik.

Drrrt drrrt hp Acha bergetar dan merusak lamunan Acha. Acha mengambil hpnya dan mengerutkan keningnya saat melihat nama yang mengirimkan pesan kepadanya.

                        HUDA GANTENG

HUDA GANTENG :
Acha, gua di depan rumah lo nih sama anak-anak

Acha yang membaca pesan tersebut mengerutkan keningnya tanda tak mengerti. tapi Acha berjalan keluar rumahnya untuk membukakan pintu rumah. 

"Anjirt dari tadi gua disini gak dibukain pintu, mana chat cuma di R doang. Jahat Lo" sewot Huda kepada Acha

"Anak-anak Lo mana? Tadi Lo bilang bawa anak-anak" tanya Acha yang melihat Huda Dateng sendirian. Huda hanya menyengir kuda.

"Kan belum bikin sama Lo" gila Huda yang tak di gubris oleh Acha. Ntah lah Acha kenapa bisa mengenal spesies seperti Huda. Huda yang melihat Acha berlalu begitu saja tanpa menyuruhnya masuk, langsung menyeret Acha untuk duduk di sofa yang telah di sediakan.

"Bangsat Lo mau apain gua ha" bentak Acha yang tak terima di seret oleh Huda.

"Tenang dulu beb, Lo lagian gak nyuruh gua masuk atau duduk gitu malah nyelonong pergi aja. Gua cuma mau grepe-grepein Lo doang kok" tutur Huda dengan nada jahilnya. Huda sangat suka melihat Acha sewot karenanya, ntah lah membuat Acha sewot sudah menjadi hobinya.

"Lo kira gua cewe murahan apa ya yang mau di sentuh-sentuh cowo fuckboy kek Lo dan teman-teman Lo" Huda yang mendengar penuturan Acha hanya terkekeh

"Sarap Lo" lanjutnya dan pergi meninggalkan Huda sendirian di ruang tamu.

"Woy Acha!! Ada tamu ini malah ditinggal pergi" teriak Huda yang menyusuli Acha yang ntah kemana.

"Brisik" ketus Acha yang sedang menonton TV, Huda duduk di samping Acha dan memainkan hp nya untuk mengabari anak buah yang sama somplaknya dengan dirinya.

Tak lama kemudian hadirlah anak buah Huda yang somplak-somplak. "Cha, main PS" rengek Arul kepada acha. Memang teman-teman Acha lebih sering main di rumah Acha saat malam hari, ntah kenapa mereka bisa betah tinggal di rumah Acha. Bahkan mereka sering merengek ke Acha untuk nginep dirumahnya tapi Acha tidak pernah mengijinkannya.

"Lo tau kan ruang gamers dimana? Ambil sendiri dan main di Sono. Kalo mau makan atau apa ambil sendiri ye. Gua mau ke atas ngambil hp" tutur Acha halus. Huda dkk hanya tersenyum puas, mereka senang ketika berkunjung ke rumah Acha. Kebebasan seperti anak kos yang mereka rasakan. Tapi mereka tak sadar bahwa setiap ruangan di rumah Acha terdapat cctv, hanya orang yang jenius saja yang dapat melihatnya. Ntah lah sebegitu hebatnya dekorasi rumah Acha sampai-sampai semuanya sudah di atur seperti demikan rupa.

Acha turun ke lantai bawah dengan ingatannya ingin mewawancarai Huda yang seenaknya mengganti nama kontaknya di hp Acha dengan sebutan 'HUDA GANTENG' sarap memang tuh anak. "Huda jelek!!! Sini Lo" teriak Acha bak di tengah hutan.

Huda yang merasa namanya di panggil melepaskan stik PS nya dan segera menemui Acha. "Apa sih Acha sayang. Gak usah teriak-teriak Abang gak kemana-mana kok" tutur Huda dengan santainya. "Eh tadi apa barusan Acha manggil gua apa? Huda jelek?? Bilang aja sih Huda ganteng sesuai dengan nama di hp Acha" lanjutnya yang membuat Acha menahan geram dengan tingkahnya.

A Trust Behind A RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang