"Empat hari lagi? secepat itu?" tanya Wonwoo.
Aku mengangguk sebagai jawabanya. "Apa Jimin dan Taehyung tau?" tanya Yoongi oppa
Aku menggeleng "tidak mereka tidak tau, dan ku pikir lebih baik seperti itu. Terutama untuk Jimin oppa" ucapku.
"Tapi kenapa?" Tanya Haeryeong
"Aku hanya berpikir akan lebih baik seperti ini, kita tidak bertemu satu sama lain. Seharusnya seperti ini sejak awal, aku dan Jimin oppa tidak bertemu. Apa kalian tidak menyadarinya? semuanya kacau, aku sekarang mengalami PTSD, dan Jimin oppa yang hanya di jadikan alat balas dendam oleh gadis yang selama ini ia cintai, juga terus menerus terluka karna melindungiku. Bukankah itu sudah cukup jelas?" ucapku
Mereka bertiga terdiam mendengar ucapanku. Aku tertawa kecil "oppa.. apa ini yang kau liat hari itu?" tanya ku pada Yoongi oppa.
Aku teringat Yoongi oppa yang pernah meramal ku dan mengatkan bahwa tahun ini aku akan di penuhi dengan air mata. Siapa sangka itu benar benar terjadi.
Yoongi oppa yang mendengar pertanyaanku, nampak sedikit terkejut. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Mianhae Hanna-ya" ucapnya pelan tanpa melihat kedua mataku.
"Tak perlu merasa bersalah oppa, semua sudah terjadi dan tak bisa di ubah" ucapku kemudian meneguk secangkir kopi yang ku pesan tadi.
"Jadi apa yang akan kau lakukan setelah ini Hanna-ya" tanya Wonwoo.
"Kurasa aku akan pulang, aku harus merapikan semua barang barang ku" ucapku.
"Kau mau kita membantumu?" tanya Haeryeong
"Tidak perlu, hanya sedikit kok. Aku bisa sendiri" jawabku.
Aku berdiri dari duduk ku dan memakai tasku. "kalau begitu sebaiknya aku pulang" ucapku
Setelah berpamitan dengan ketiga orang itu, aku keluar dari Cafe Yoongi oppa dan pulang ke Apartment ku.
Aku mulai mengepak barang barang ku yang akan aku bawa kembali ke Amerika. Walau sebenarnya aku bisa meninggalkannya disini dan meminta salah satu bawahan appa ku untuk mengepaknya untukku.
Tapi aku bukan lah tipe gadis yang suka memanfaatkan latar belakangku. Ah iya selama ini aku belum mengatakan latar belakang keluargaku, Jadi Appa ku adalah pemilik perusahan Park yang merupakan perusahaan terbesar di Korea dan sekarang menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Walau aku berasal dari keluarga tepandang, tapi aku tak pernah mengekspos diriku sebagai anak tunggal dari keluarga Park ke media, hingga saat ini seluaruh dunia hanya tau keluargaku mempunyai satu anak perempuan tapi mereka tak pernah melihat wajahnya. Bahkan hingga saat ini Haeryeong dan Wonwoo juga tidak tau latar belakang keluargaku.
Kenapa aku tidak mau mengeksposnya? karna aku tidak ingin kebebasanku menhilang. Kalian pasti tau apa yang terjadi jika aku di kenal banyak orang, mereka akan memperlakukan ku berbeda dari yang lainnya dan aku tidak menyukainya. Mungkin dari sebagian orang justru menginginkannya, tapi tidak dengan ku.
Yaa jadi itu sekilas tentang latar belakang keluarga ku, aku memberitahu kalian agar kalian tidak penasaran hihi.. tapi kalian bisa menjaga rahasia ini kan?
Saat aku tengah merapikan baju baju ku, aku menemukan dua baju yang bukan milikku tapi ini familiar. Ini baju Jungkook, aku belum mengembalikannya.
Sebuah ingatan terlintas di kepalaku. Aku teringat aku mendorong Jungkook ke atas kasur dan mengukungnya dengan kedua tanganku.
"Apa ini.. kenapa hanya segitu yang aku ingat" monologku ketika aku sudah tidak mengingat apapun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight (Complete)
FanfictionI'm sorry but I'm in love with you at the first sight Aku tau mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama itu terdengar konyol, biasanya pada saat pertama kali kita melihat seseorang kita mungkin akan tertarik atau suka padanya. Tapi berbeda denganku...