Chapter14

86 31 4
                                    

   Aku membantu Taehyung oppa dengan membopongnya ke dalma kamar tidurnya.

"ughh.. " keluhnya ketika badannya menyentuh kasur.

    Aku baru saja melangkah sebanyak tiga kali dan seseorang memeluk ku dari belakang, kali ini aku sangat yakin bahwa dia adalah Taehyung oppa. Karna di kamar ini hanya ada aku dan dia.

"Hanna-ya.. biarkan aku menjadi pangeran mu" ucapnya

"m..mwo?". Ia membalikan badan ku dan disanalah wajah kmi bertemu.

   Taehyunng oppa memegang kedua pundak ku dengan eratnya "Hanna-ya aku ingin menjadi pangeran mu, bukan hanya di atas panggung"

"apa yang oppa bicarakan, sebaiknya oppa tidur sekarang" ucapku dengan melepas pelan tangan Taehyung oppa dari pundakku.

"Taehyung oppa meraih tanganku yang hendak keluar dan mendorngku ke atas kasur dan mengukung ku.

"Hanna-ya.. izinkan aku menciummu sekali lagi" ucapnya.

   Jantungku berdegub dengan cepat dan semakin cepat ketika Taehyung oppa mengikis jarak.

dekat..

dekat..

semakin dekat..

   Aku memjamkan mata ku begitu aku melihat wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku, bahkan aku bisa merasakan deruh nafasnya.

   Aku membuka mataku ketika aku merasakan tidak terjadi apa apa. Begitu aku membukanya aku melihat kepala Taehyung oppa yang berada di samping kepalaku dengan mata yang tertutup.

    Aku berusaha memindahkan tubuh Taehyung oppa dari atas tubuhku. Dan begitu berhasil, aku langsung pergi keluar dari kamar, dan membiarkannya tidur.

"eoh? oppa.. apa kau sudah dari tadi disini?" tanyaku pada Jimin oppa ketika aku melihatnya saat aku keluar dari kamar.

"tidak..baru saja. apa Taehyung sudah tidur?" tanyanya

"emm.. sudah, apa oppa juga mau tidur?"

"iya kurasa" jawabnya.

"kalo begitu selamat tidur oppa" ucapku kemudia berjalan menuju kamarku sendiri.

"Hanna-ya tunggu". Jimin oppa memegang pergelangan tanganku.

cup

   Sebuah ciuman mendarat di pipi ku. "Good night hanna-ya, sweet dream" ucapnya kemudian mengelus kepalak dan masuk kekamarnya.

   Aku diam mematung dengan tangan yang terus memegang pipiku. Pria itu benar benar membuatku semakin jatuh cinta padanya. Jika perlakuannya seperti itu, apa ini berarti dia memiliki perasaan yang sama denganku? aku harap begitu.

***

  Pagi ini aku menyiapkan soup hangat untuk Jimin oppa dan Taehyung oppa untuk mengurangi pengar mereka. kedua kejadian semalam terus menerus melintasi kepalaku, aku bahkan tak bisa tidur nyenyak.

  "Pagi Hanna-ya" ucap kedua pria itu yang baru saja keluar dari kamar.

  "Pagi oppa, ayo di makan dulu soup kalian"

  "kau yang memasak ini?" tanya Taehyung oppa

  Aku mengangguk sebagai jawabannya. "bagaimana? tidak enak ya?" tanya ku pada mereka.

  "ah ani.. ini enak Hanna-ya"ucap pria Kim itu.

  "emm.. benar Hanna-ya, aku tak tau kalau kau bisa masak" timpal Jimin oppa

    Aku tersenyum senang mendengar jawaban mereka. Tak lama setelah mereka selesai makan mereka kembali kerumah masing masing. Semalam Wonwoo juga ikut menginap, tapi tai pagi ia meninggalkan catatan yang mengatakan dia harus latihan.

***

   Orang-orang yang tengah berlalulalang menjadi pemandanganku. Sudah menjadi kebiasaan ku duduk di dekat jendela ketika berada ke Cafe. Cafe milik Min YoonGI menjadi pilihanku hari ini. Sejujurnya aku ada maksud tersembunyi mengunjungi Cafe ini, aku ingin bertemu dengan pemilik cafe ini. Ada hal yang membuatku penasaran dan aku ingin menanyakan itu padanya.

   "Park Hanna, benar?"

  Aku menoleh dan melihat pria yang menjadi tujuan ku datang ke cafe ini. Aku mengangguk dan tersenyum hangat padanya.

   "Ada apa kesini? Tidak bersama Jimin?" tanya pria bermarga Min itu.

  "Tidak, aku kesini sendirian. Apa aku bisa berbicara padamu?". Mendengar pertanyaan ku YoonGi mengerti maksudku dan duduk didepanku.

  "Ada apa?"

  "Apa kau kenal Park Hyejin?"tanyaku tanpa basa basi.

  Aku bisa melihat wajah pria di depan ku ini berubah begitu aku mengucapkan nama itu, membuatku semakin percaya bahwa dia lah pria itu.

   "P-park Hyejin? Aku tidak mengenalnya" jawabnya dan lansung mengalihkan pandangannya.

   "Kau berbohong, katakan padaku yang sebenarnya YoonGI-ssi"

   Pria itu menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menatapku. "kau ingin kebenaran? Iya. Aku mengenalnya" ucapya.

   Aku menutup mulutku, tak percaya. "Kau tak mengenalku?" tanyaku.

  "tentu saja aku mengenalmu Hanna, sejak kau menginjakan kakimu pertama kali di cafe ini. Aku sudah mengenalimu" Jawabnya.

  "Lalu kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Kau tau aku mencarimu kemana mana oppa". aku berdiri dan memelukya dengan erat. "Aku sungguh merindukan mu oppa, Apa kau tidak merindukanku?"lanjutku.

  "Hey, apa yang kalian lakukan?"

  Aku menoleh dan melihat Jimin oppa yang berdiri di belakang kami. "ah ini bukan yang seperti kau pikirkan oppa" ucapku langsung melepaskan pelukanku.

  "Ne Jimin-ah, kau jangan salah paham. sebaiknya kau duduk dulu, aku dan hanna akan menjelaskanya" Timpal YoonGi oppa. Mendengar itu Jimin oppa mengambil tempat duduk di depan ku dan Yoongi oppa.

  "Begini Jimin-ah, apa kau ingat Park Hyejin?" tanya pria YoonGi oppa sebagai pembuka

  Jimin oppa mengangguk. " Gadis yang kau ceritakan padaku waktu itu?"

  "Dia adalah adiknya" jawab pria disampingku. Mata Jimin oppa melebar mendengar jawabannya itu.

  "Heol.. benarkah itu?" Tanya Jimin oppa yang melihat ke arahku.

  "ne oppa, aku adalah adik dari Park Hyejin"

  Keheningan menyelimuti atmosfer di sekitar kita bertiga. CANGGUNG, itu yang ku rasakan saat ini. "Hanna-ya, sebaiknya kita bicarakan ini nanti lagi?" ucap Yoongi oppa yang tiba tiba berdiri dan pergi meninggalkan meja ku.

  Aku ingin menahannya, namun jika di pikir pikir apa yang dia katakan itu benar. Aku dan Yooni oppa sama sama terkejut. Aku mengerti jika Yoongi oppa membutuhkan waktu berpikir dulu sebelum membicarakan ini. Aku bisa menngerti bagaimana perasaan Yoongi oppa, bagaimanapun juga waktu yang ia habiskan bersana Hyejin Unnie itu tak sebentar. Pasti perpisahan mereka masih membekas.

  Aku melihat sebuah taman bermain saat berjalan pulang bersama Jimin oppa. Aku mengajaknya untuk taman bermain itu dan duduk diatas ayunan. Sudah lama aku tidak bermain ayunan, rasanya seperti kembali taman kanak-kanak ditambah dengan Jimin oppa yang membelikanku eskrim.

  Tak ada yang berbicara di antara aku dan Jimin oppa, kita berdua hanya sibuk dengan es krim kita masing masing.

  "Hanna-ya" panggil pria disampingku tanpa melihatku.

  "ne? waeyo oppa?" jawabku melihat dirinya yang menatap ke langit.

  Ia menoleh kepadaku dan saat itu juga kita saling melihat satu sama lain.

  "Aku masih salah paham"

***

To Be Continue

If you like it then vote it 🌟

First Sight (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang