Chapter 13

80 35 2
                                    

Tak terasa besok adalah ulang tahun sekolah, dan hari ini sedang di adakan gladi untuk para penampil besok. Jujur saja aku sangat gugup untuk besok. Saat ini kita sedang melakukan gladi untuk adegan saat Si Putri tidur di cium oleh Sang pangeran. Tapi seharusnya ini sudah di mulai sekitar 5 menit yang lalu, namun Taehhyung oppa yang memerankan Pangeran belum juga menunjukan wajahnya disini.

Adegan ini sangat penting karna, pada adegan ini kita harus mencari posisi agar sang pangeran benar benar terlihat seperti sedang mencium sang putri.

"Oppa.. apa kau sudah dapat kabar dari Taehyung oppa?" tanya ku pada Jimin oppa yang juga sedang menunggu orang yang sama.

"Belum Hanna-ya, kurasa peran Taehyung harus digantikan dulu sementara"ucapnya.

Dihati kecil ku tumbuh rasa keinginan bahwwa yang menggantikan adalah Jimin oppa sendiri. Ditambah dengan dia yang meraih tangan ku dan diajaknya berjalan kearah panggung. Aku mulai membayangkan wajahnya yang begitu dekat dengan ku, dan bibirnya yang hampir menyentuh dengan bibirku. Aku membayangkan ini hingga wajah ku memanas.

"Hey.. kau, Apa kau bisa membantu ku?" Tanya Jimin oppa ada seseorang.

Bayangan ku tadi seketika hilang dalam sekejap begitu mendegar suuara Jimin oppa. Aku melihat ke orang yang menjadi lawan bicaranya, itu adalah Jungkook dari kelas 10-3.

"n..ne? membantu apa sunbaenim?" Tanya jungkook dengan gitar di tangannya.

"Bisakah kau menggantikan peran pangeran? aku akan memberitau mu apa yang harus kau lakukan" jelas Jimin oppa

aku langsung menarik ujung baju Jimin oppa "oppa tak bisakah kita menunggu Taehyung oppa? atau... tak bisakah kau yang menggantikannya?" ucapku dengan menunjukan puppy eyes padanya.

"tidak bisa Hanna-ya, aku adalah sutradaranya jadi aku harus ikut mengatur posisinya"

Mendengar jawabannya, aku hanya bisa mengangguk pelan dan berjalan keatas panggung. Jungkook yang tadi sudah menyetujuinya, mengikutiku dari belakang.

Aku dan jungkook bersiap di posisi kita masing masing. Aku dengan posisi tertidur dan jungkook dengan posisi berlutut di samping kiriku, wajahnya begitu dekat dengan ku dan ditambah dengan tangan kanannya mengelus pipi kananku.

Musik latar mulai berbunyi, Jungkook mulai mengikis jarak. Jantungku berdug begitu kencaang karna kegugupanku. Kita memang sengaja melatih ini saat Gladi, karena ini sebetulnya adalag adegan yang gampang hanya saja posisi yang harus di perhatikan.

Sedetik kemudian aku merasakan benda kenyal yang menempel di ujung kanan bibirku. Kita berada di posisi ini sekitar 3 menit dan berhenti begitu Jimin oppa berteriak 'cut'. Aku merasakan pipi ku memanas akibat adega tadi.

jimin oppa berlari ke arah ku dan jungkook. "Terima kasih sudah mau membantu ku, ngomong ngomong acting mu bagus" ucap Jimin oppa pada Jungkook.

"kamsahamnida sunbaenim" balasnya di ikuti dengannya yang membungkuk90 derajat.

"siapa namamu?" tanya Jimin oppa lagi

"Jeon Jungkook"

"ohh.. Aku Park Jimin, dan ini-"

"aku sudah mengenalnya sunbae" potong Jungkook

"kau mengenalnya? kalian sudah saling kenal" tanya Jimin oppa pada kita berdua.

"Ne oppa, aku sudah mengenalnya. Waktu itu aku bertemu dengannya saat dia bersama dengan pacarnya di bus. Pacarnya megenalku dan dia mengenalkanku pada Jungkook" jelasku

"dia bukan pacarku" ucap Jungkook dingin.

Aku menoleh pada pria yang baru saja berbicara dan menatapnya dengan tatapan bingung. Untuk apa dia memberitahuku itu? aku tak peduli akan itu. Ada kecanggungan diantara kita bertiga setelah itu, namun Jungkook langsung berpamitan pada kami karena dia masih harus gladi untuk besok. Sedangkan aku dan Jimin oppa memilih untuk pulang, karena kita harus cukup tidur untuk besok.

...

"Sudah selesai.. woahh kau benar benar seperti putri Hanna-ya" ucap teman ku yang bertugas sebagi make up artist.

"kah kau berlebihan, aku tidak secantik itu.. tapi terima kasih atas pujian mu" balas ku

Aku mmilih duduk di ruang tunggu, karena masih ada satu penampil lagi sebelum giliran ku. Tak lebih dari 20 menit aku sudah berppindah posisi di belakang panggung menunggu giliran ku untuk masuk.

Tiba di adegan terakhir, adegan yang paling di nanti-nanti oleh penonton. Aku tertidur di atas properti kasur dengan Taehyung oppa di samping kiriku. Sedetik kemudian aku bisa merasakan bibirnya yang berada di bibir ku. Penonton berteriak kegirangan melihat adegan ini.

Aku beracting seakan akan aku terbangun begitu Taehyung oppa melepaskan bibirnya dari bibirku. Aku mengucapkan bagian ku dan kemmudian aku memeluknya, tirai panggung tertutup dan penonton bertempuk tangan sebagai penutup.

Aku masuk kedalam ruang tunggu dan menenangkan diriku yang masih terkejut dengan adegan terakhir tadi. Apa yang Taehyung lakukan tadi benar benar di luar naskah, jika kalian bertanya 'bukankah adegannya memang soerti itu?' Iya memang, tapi di naskah tidak mengatakan mencium bibir. Apa aku harus marah?

"Hanna-ya" panggil Taehyung oppa yang masuk kedalam ruang tamu.

Ia berlari menghampiriku dan langsung memelukku. Tubuh pria ini masih menggunakan kostum pangerannya dan wajahnya masih menggunakan Make up.

"Hanna-ya.. maafkan aku. Aku tidak bermaksud meelakukan itu tadi"

Aku terdiam memikirkan apa aku harus marah atau tidak. Aku melepas pelukannya dam mata kami bertemu, raut wajahnya menunjukan bahwa ia sangat menyesal . Teerutama matanya itu.

"Hanna-ya aku mohon maaf kan aku" ucapnya lagi

Aku benar nbenar tak tega melihat wajah pria di depanku ini, bagaimanapun juga pria ini sudah menyeleamatkan ku 2 kali. Aku tanpa sadarnya mengangguk sebagai jawabanku.

"Kau memaafkan ku? Benarkah?" tanyaanya antusias, dan aku kembali mengangguk.

Ia kembali memelukku dengan penuh senyuman di wajahnya. "terimakasih Hanna-ya" ucapnya yang kemudian pergi untuk berganti pakaian.

...

Aku, Jiminn oppa, Taehyung oppa dan Wonwoo merancanakan untuk berkumpul di apartent ku malam ini, dan mereka berniat untuk menginap. Sebagai perayaan untuk keberhasilan kita di pementasan tadi. Jimin dan Taehyung oppa, datang dengan beberapa kaleng bir dan beberapa botol soju.

Aku tau kita memang belum boleh. Namun kata mereka, mereka sudah sering melakukan ini. Terutama ketika salah satu dari mereka ada yang sedang bersedih. Aku sendiri memutuskan untuk tidak meminumnya, Wonwoo pun begitu karna dia masih ada pertandingan. Ia takut itu akan mempengaruhi tubuhnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 1 , Taehyung oppa dan Jimin oppa sudah kehilangan kesadarannya. Tapi, Jimin oppa tak separah sahabatnnya itu, bahkan sekarang ia tengah ikut membantuku bersih bersih.

"Hanna-ya, aku mau ke kamar mandi dulu" ucap Jimin oppa dan kemudian berjalan ke kamar mandi dengan sedikit sempoyongan.

Melihat tingkah mereka ketika mabuk sungguh mengemaskan, mereka berdua terus meperdebatkan hal kecil dan juga mengatakan hal hal yang tak masuk akal.

Aku merasa kasihan pada Taehyung oppa yang tergeletak di lantai begitu saja. Aku memutuskan untuk membangunkannya dan menyuruhnya untuk tidur dikamar.

***

To Be Continue

If you like it then vote it 🌟

First Sight (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang