"Kenapa ada bayi di Istana!?"
"Aku bisa jelaskan" Athanasia berujar panik. Hal paling dihindarinya terjadi juga. Ketahuan Papa Claude.
Claude melipat tangan di depan dada. Menatap sengit bayi dalam dekapan Athanasia. Menunggu penjelasan dari anak tunggalnya.
Lucas kecil tak lagi menangis. Ia justru menatap tidak suka kedatangan akan Claude.
"Mbubu"
[Translate: "Ganggu acara nangis aja lu"]
Athanasia mati-matian menelan ludah. Tenggorokannya terasa kering. Keringat dingin bercucuran.
"W-waktu itu Athy sedang eksperimen sihir. A-athy tidak sengaja mengubah Lucas menjadi bayi. Maafkan Athy" Athanasia menunduk tak berani menatap sang Ayah. Perasaan bersalah menyelimuti dirinya.
Lilian yang juga berada di ruangan itu ikut menunduk. Tak berani mengeluarkan kata-kata.
"Pftt--"
Apa-apaan itu tadi? Barusan Claude tertawa?
Segera Claude mengkondisikan mimik wajahnya. Tidak mau terlihat sedang tertawa. Ekspresinya kembali datar. Dan Athanasia yang mendongak pun tak melihat adanya wajah tertawa itu.
Claude mendekati Athanasia. Tersenyum remeh sembari berkacak pinggang.
"Pantas saja aku tak pernah melihat penyihir tengil itu. Jadi ini wujud mininya?" Raut wajah Claude menandakan bahwa ia puas dengan apa yang menimpa Lucas.
"Seperti apa wujudnya ketika ia menjadi kakek-kakek heh?"
'Lucas memang kakek-kakek, Ayah' batin Athanasia.
"Ntata ta tata"
[Translate: "Ngeledek lu"]
"A-athy akan bertanggung jawab! Athy akan mencari cara untuk mengembalikan Lucas!" Ucap Athanasia.
"S-saya akan membantu Tuan Putri mengurus Tuan Penyihir" ucap Lilian.
"Terserah kau saja. Yang jelas, aku akan memenggal kepala penyihir sialan itu kalau dia terlalu merepotkanmu"
'Dia kan masih kecil!!'
"Nyenyenye"
[Translate: "Hilih sok iye lu"]
Athanasia menatap Lucas yang tidak menangis lagi. Ia mengeluarkan sihir penyembuhnya untuk menyembuhkan benjolan di dahi Lucas akibat terbentur meja.
"Lalu ada apa Ayah kemari?" Tanya Athanasia setelah berhasil menyembuhkan Lucas.
"Insting"
"Felix dimana? Tidak mengawal Ayah?" Tanya Athanasia.
"Ku suruh menggantikan pekerjaanku"
Athanasia mengedipkan matanya beberapa kali. Tidak terlalu kaget sih, hal ini terjadi bukan hanya sekali dua kali. Tapi tetap saja, Felix yang malang~~
"Mintalah beberapa maid untuk membantumu. Aku pergi" Claude keluar dari kamar Athanasia.
"Ugauga"
[Translate: "Jauh-jauh sono"]
"Lucas belum makan ya? Makan dulu yuk"
"Biar saya siapkan, Tuan Putri" Lilian berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan siang Lucas.
Tidak sampai setengah jam Lilian datang membawa nampan. Mangkuk berisi bubur, gelas berisi susu dan piring kecil berisi biskuit. Itulah yang ada di atas nampan tersebut.
Athanasia mulai melakukan tugasnya. Menyuapi Lucas.
---
Kali ini Athanasia membawa Lucas untuk berjalan-jalan di taman. Berita tentang Lucas yang berubah menjadi bayi tersebar dengan cepat ke seluruh penghuni Istana Emerald. Athanasia tidak perlu repot-repot menggunakan sihir tidak terlihat untuk berjalan-jalan di taman mawarnya, toh semuanya sudah tau.
"Umm bububu"
[Translate: "Aku bisa jalan sendiri"]
Yap. Athanasia menggendong Lucas. Alasannya? Karena ia tidak mau kejadian seperti tadi terulang kembali. Dimana Lucas justru berlarian dengan girang sampai-sampai membentur meja.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu berjalan sendiri? Tidak semudah itu, Tuan Lucas"
"Ng tata"
[Translate: "Dasar pelit"]
Sambil menggendong Lucas. Athanasia berjalan pelan menyusuri taman mawar tersebut. Angin sore berhembus. Menerbangkan beberapa helai surai keemasannya.
Ia berhenti untuk memetik setangkai bunga mawar merah. Menghirup aromanya. Lantas ia mengarahkan mahkota bunga itu ke arah hidung Lucas.
"Wangi kan?"
Lucas tidak menjawab dan hanya menikmati aroma mawar merah itu. Ia memejamkan matanya, mencoba menghayati.
Athanasia terkekeh melihat ekspresi Lucas. Menurutnya itu sangat menggemaskan. Sebegitunya kah Lucas menyukai aroma mawar?
Saking gemasnya Athanasia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium pipi chubby Lucas.
Matahari mulai tenggelam. Mengundang cahaya jingga berpadu kuning dari langit sore.
"Kita kembali ke kamar ya" ucap Athanasia. Dengan cepat Lucas menggelengkan kepalanya. Ia masih betah berada di taman mawar.
"Sebentar lagi gelap, kita bisa ke sini lagi besok"
Lucas memanyunkan bibirnya. Masih menolak untuk meninggalkan taman ini.
"Tidak ada penolakan!" Tegas Athanasia. Mana mungkin ia menuruti kemauan Lucas.
Lucas hanya bisa pasrah. Mengenggelamkan kepalanya di pundak Athanasia. Membiarkan dirinya digendong dan dibawa ke kamar.
Langkah kaki Athanasia menggema di koridor Istana. Beberapa maid yang berpapasan dengannya menunduk memberi hormat. Athanasia membalasnya dengan senyuman.
"Tuan Putri" suara lembut menyapu indra pendengaran Athanasia.
Ia memutar tubuhnya ke belakang. Iris sapphire nya mendapati pemuda bersurai silver dan beriris gold tengah berdiri beberapa langkah darinya.
Pemuda bangsawan itu melebarkan matanya. Melihat seorang bayi dalam gendongan Athanasia.
Bayi itu menatap tidak suka dengan kehadiran pemuda bangsawan itu.
"Ijekiel?" Panggil Athanasia setelah terdiam beberapa detik.
Hanya ada satu hal yang dipikirkan pemuda bangsawan bersurai silver itu.
Tuan Putri Athanasia.......
.........punya anak!?
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter [Suddenly, I Became a Princess]
Fanfiction[COMPLETED]✓ Athanasia tidak sengaja menggunakan sihir waktunya dan mengubah Lucas menjadi bayi. Mau tak mau ia harus mencari cara untuk mengembalikan Lucas seperti semula sambil mengurus bayi Lucas. . Jangan ikuti alur cerita saya! Semua tokoh mili...