11.Mind Problem

48 6 0
                                    

"Cincin itu sebagai bukti, kalau Alaska bakalan jaga kamu sepenuhnya."

•Tyan•
___

Gadis itu duduk diantara Tyan dan Ardi, ia memberikan senyuman ramahnya. Tyan mengusap sekilas wajah keponakannya yang sangat halus seperti kapas.

"Kamu perawatan terus ya?" tanya Tyan seraya mengambil minumannya.

Candy tersenyum malu, "Iya tante, skincare nya selalu dibeliin mama. Jadinya kayak gini deh."

Alaska memincingkan matanya, ingin rasanya ia mengejek sepupunya itu. Sudah lama rasanya, tidak menjahili Candy.

"Halah cantik dibantu skincare aja bangga lo!" celetuk Alaska tanpa menatap sepupunya itu.

Candy menautkan alisnya, baru datang saja sudah dibuat emosi. "Biarin lah, emang gue kayak lo. Buluk kayak pantatnya panci! Mendingan gue, pakek skincare. Bisa nambah kecantikan. Lah lo, muka sama aja dari tahun ketahun. Berubah aja, kagak lo! Gak bosen apa, punya wajah kayak gitu mulu!"

Ya memang, Candy dan Alaska ini adalah sepupu yang lumayan jauh dan jarang bertemu, tapi kalau sudah bertemu, yah gini nih jadinya kayak tom and jerry. Kagak ada akur-akur nya sama sekali.

"Ngapain gue berubah anjir! Emang gue power ranger! Mendingan kayak gini aja, ALAMI DAN MURNI! Daripada lo glowing, udah kayak porselen!" hina Alaska, membuat lava di otak Candy meleleh.

"Bisa kagak sih, nggak ngerendahin orang?!!!" bentak Candy tak terima.

"Kagak! Enak banget ngehina lo. Kayak gue ngehina patrick!" ucap asal Alaska sambil menaik turunkan alisnya.

Kentang goreng berminyak pun, mendarat dengan baik di wajah tampan Alaska. Wajahnya sudah bersih dari berbagai debu dan sekarang terkena minyak alami dari kentang.

"Apa-apaan sih lo ngelempar kentang ke wajah gue?!!" protes Alaska, menatap tajam ke arah Candy.

Candy tidak perduli dengan tatapan tajam dari sepupunya itu. Bukannya menyesal, tapi gadis itu malah merasa bangga dengan perbuatannya tadi.

Candy melanjutkan memakan kentang goreng yang sudah dipesan tantenya tadi. Gadis itu sekilas melihat Alaska, yang masih menatapnya dengan tajam.

Candy mengejek Alaska, sambil menjulurkan lidahnya. Sedangkan Alaska menatap Candy dengan tajam.

"Tunggu aja pembalasan gue!" batin Alaska dengan niat tertentu.

Tyan dan Hermawan menggelengkan kepalanya heran. Anak dan keponakannya ini selalu saja bertengkar. Tapi ada hal aneh juga, kenapa Ardi sama Candy nggak bertengkar juga. Padahal kan Ardi kakaknya Alaska.

"Kak Ardi!" panggil Candy dengan wajah diimut-imutkan.

Ardi menoleh tetapi ia cukup heran dengan wajah Candy, "Ngapain wajah kamu kayak gitu? Imut banget!" gemas Ardi, mengacak rambut Candy.

Candy yang dimanjakan merasa senang sendiri. Inilah alasan kenapa Candy dan Ardi, nggak pernah bertengkar. Ardi selalu memanjakan Candy, kalau mereka bertemu. Sedangkan Alaska selalu menjahili Candy dengan sangat kejam. Mangkannya mereka selalu bertengkar.

"Oh iya Ndy, kamu kok bisa kenal Aleta?" akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Tyan.

Candy yang mendapatkan pertanyaan itu langsung mengelap tangannya dari minyak. "Oh iya gini Candy ceritain ya!"

Semua orang yang berada di meja itu langsung diam dan meninggalkan semua kegiatannya. Enak ya diperhatiin.

"Dulu pas SMP, aku satu sekolah sama Aleta. Tapi ya nggak terlalu kenal juga sih tante, padahal Aleta itu terkenal banget sama kepintarannya lo, dia itu selalu dapat juara di sekolah maupun di luar sekolah. Pokoknya dia itu pinter pakek banget. Cuma sayangnya dia itu culun, jadinya banyak anak yang nggak mau temenan sama dia. Dia cuma punya dua sahabat." terus terang Candy, membuat Aleta merasa kesal. Tapi gadis itu mencoba biasa saja.

AletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang