AA 3 {Masih Tetap Sama}

57 21 8
                                    

Jangan Lupa Vote dan Koment Ya Guys 😊

Aku akan selalu berjuang untuk mendapatkanmu. Rintangan demi rintangan akan ku lalui demi mendapatkanmu. Dirimu hanya akan menjadi milikku hanya milikku.

~Alvino & Allena~

Upacara sedang berlangsung dengan khidmat. Semua murid mendengarkan pengarahan yang berasal dari Pak Zakhi selaku Kepala Sekolah SMAJARA.

"Sekian pengarahan singkat Bapak semoga bermanfaat bagi kalian semua" ucap Pak Zakhi mengakhiri pengarahannya.

Upacara pun dilanjutkan hingga selesai.

🍁🍁🍁

"Gila tuh kepsek singkat ?. Sejam lebih Dia ngoceh. Singkat kata Dia ? Yang benar aja. Perlu di Demo nih" ucap Keyla tak terima lalu meneguk minuman dingin.

"Demo lo sana kalau ngga terima" ucap Allena

"Ga berani sih" ucap Keyla dengan cengiran

"Pirli di dimi nih" ucap Miranda mengejek Keyla.

"Udah ngga usah ribut lo pada." ucap Allena membuat Keyla dan
Miranda diam.

Hening. Mereka sibuk dengan fikiran masing masing.

"Eh ke kelas kuy. 15 menit lagi bel nih" ucap Keyla

"Kalian duluan aja. Gue ntar nyusul. Mau bayar dulu" ucap Allena diangguki keduanya. Miranda dan Keyla pun pergi meninggalkan kantin.

Allena segera berjalan menuju penjual minuman.

"Bu berapa semuanya ?. Sekalian ini Bu" ucap Allena setelah mengambil air mineral dingin.

"35 ribu neng" ucap penjual minuman tersebut.

Allena mengeluarkan dua lembar kertas berwarna hijau lalu menyerahkan nya kepada penjual tersebut lalu beranjak pergi tanpa mengambil kembaliannya.

🍁🍁🍁

Disisi lain seorang pria masih setia menyelami alam mimpi di atas kasur berlogo club sepak bola asal Spanyol itu. Kemarin malam ia begadang demi menonton pertandingan Club kesayangannya yaitu Real Madrid. Bahkan suara sang Ibu pun tak Ia hiraukan.

"Sayang bangun sayang" ucap Aurel Ibu Alvino

"5 menit lagi ma" ucap Alvino.

"Bangun Al udah jam 07" ucap Aurel membuat Alvino langsung terduduk

"Apa jam 07 mati Gue" pekik Alvino lalu berlari menuju kamar mandi Ia segera mandi. Sekitar 10 menit Ia sudah keluar dengan seragam sekolahnya. Ia lalu mengambil dasinya lalu turun ke bawah dengan tergesa gesa. Ia lalu mengambil kunci motornya.

"Sayang Kamu ngga sarapan dulu ?" tanya Aurel

"Ngga Ma. Al langsung berangkat Bye Ma Pa" ucap Alvino lalu menyalami tangan kedua orang tuanya tak lupa Ia mencium pipi Aurel terlebih dahulu. Sesuatu yang menjadi kebiasaan Alvino sedari kecil.

"Hati hati Kamu" peringat Alvaro

"Iya Pa" ucap Alvino lalu berjalan menuju garasi lalu mengeluarkan motor miliknya. Ia lalu melajukan motornya dengan sedikit cepat katanya takut terlambat.

Sekitar 20 menit bersaing di jalanan Alvino pun sampai di sekolah. Alvino menghela nafas pasrah. Gerbang sudah tertutup rapat.

"Pasti bentar lagi Bu Dina lewat mati Gue" ucap Alvino.

"Hey sini Kamu. Pasti Kamu terlambat kan. Pak Bukain gerbangnya" ucap Bu Nisa kepada Pak Satpam dengan suara cempreng miliknya. Bu Dina adalah Guru BK + Guru sejarah kelas XII IPA

Satpam membukakan gerbang. Alvino pun masuk lalu menghampiri Bu Dina.

"Kamu itu Ketua OSIS disekolah ini. Seharusnya bisa menjadi contoh yang baik " ceramah Bu Dina

"Iya buk" ucap Alvino

"Hukuman Kamu lari keliling lapangan 15 kali. Selesaikan hukuman Kamu lalu balik kekelas." ucap Bu Dina lalu pergi membuat Alvino mendengus.

Alvino mulai mengitari lapangan yang dapat dikatakan luas. Bagi Alvino ini hanya sebagian kecil. Ia mulai berlari mengitari lapangan.

Bulir bulir keringat mulai berjatuhan dari pelipis Alvino. Ketika selesai menjalankan hukumannya Alvino duduk dipinggiran lapangan. Baju yang dipakainya basah membuat tubuh atletisnya tercetak jelas. Para kaum hawa yang melewati lapangan berteriak histeris melihatnya. Mereka lalu mengerubuni Alvino dengan membawa handuk dan sebotol minuman dingin.

"Sini aku elapin keringat kakak" ucap seseorang yang memakai kacamata bulat itu

"Ini kak minuman buat kakak" ucap seorang temanya lagi

"Heh ngga usah belagu lo. Gue yang bakal elapin keringat Alvino" ucap Syerin

"Ngga bisa gitu dong kak" ucap sisiwi lainnya

"Eh ingat ya. Kakel yang berkuasa" ucap yang lainnya lagi

Alvino memilih diam. Malas meladeni sikap mereka. Ia mengedarkan pandangannya matanya tertuju pada seorang Gadis yang berjalan dengan sebotol air digenggamannya. Senyumnya mengembang.

"Ngapain sih lo semua pada ribut" ucap Alvino lalu berjalan mendekati Gadis tersebut yang adalah Allena.

"Makasih Senja" ucap Alvino lalu mengambil botol yang berada digenggaman Allena lalu meneguknya habis.

Allena melotot melihat Alvino dengan santainya mengambil minum miliknya. Bukan Allena tidak bisa membelinya lagi. Tapi Allena tidak suka cara Alvino langsung mengambil seenak jidatnya saja. Tidak sopan.

Allena menghela nafas pelan.
'Sabar Allena' -batin Allena. Allena kembali berjalan menuju kelasnya. Namun cekalan tangan Alvino memberhentikan aksi Allena.

"Sorry Aku haus. Makanya Aku ambil minuman Kamu" ucap Alvino

"Terserah" ucap Allena lalu berjalan pergi meninggalkan Alvino

'Masih tetap sama' -batin Alvino

🍁Salam Hangat Author🍁
🍁Anatasya Natalia🍁

25 Juli 2020

Alvino & Allena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang