who is she?

477 42 0
                                    


Mungkin jika waktu itu aku tidak menolakmu, saat ini aku tidak akan pernah merasa susah untuk mendekati dirimu

Karina Ayudya


Pagi hari saat matahari belum menunjukkan cahayanya gue udah rapih dengan setelan celana olahraga panjang, hoodie dan hijab simpel. Kegiatan yang gak pernah gue tinggalin dari jaman esdeh yaitu adalah joging setiap pagi.

" Kamu yakin mau sendirian Rin?" Tanya Tante.

" Yakan biasanya emang sendiri te, sekalian ketemu Fajar, katanya mau di ajak joging di pelatnas" jawab gue Tersenyum.

" Oo sekalian bawa sarapan buat Fajar nih, Tante udah masak" Tante menyodorkan sebuah bungkusan.

" Apa ini Tante?"

" Itu nasi uduk, ada orderan tadi terus sisah banyak" jelas Tante yang hanya gue jawab anggukan.

***

Saat gue sampai di pelatnas, suasana sepi menjadi pemandangan gue. Hanya ada pak satpam yang menyambut kehadiran gue. Gue mengedarkan pandangan ke seluruh pelatnas, lagi lagi adalah sepi. Gue berjalan pelan sembari menikmati suasana shubuh di sini. Sesekali gue melihat kanan kiri sapa tau aja ada orang yang bisa gue ajak ngobrol.

Pas masih jalan tiba tiba aja tali sepatu gue copot, gue langsung jongkok dan membenarkan tali sepatu gue. Masih asik benerin tali sepatu, tiba tiba aja ada yang nabrak gue dari belakang.

Brukkk..

" Aduhhhh" pekik gue mengaduh, karena posisi gue nyungsruk ke tanah.

" Maaf mba maaf" ucap seseorang, kayaknya yang abis nabrak gue.

" Gimana sih mas, aduh idung gue" gue langsung mengusap hidung gue yang baru aja nyium tanah.

" Mba gak apa apa?" Ucap lelaki itu.

" Gapapa gimana, liat nih lecet" gue berbalik badan dan menunjukan hidung gue ke orang yang nabrak gue.

" Lo?" Kaget orang tersebut

Gue mendongak, mendapati mas Rian yang menatap gue terkejut.

" Mm.. mas Rian?" Kejut gue.

" Maaf" lirihnya datar.

" Gapapa kok mas, lecet dikit" jelas gue tersenyum.

" Syukurlah, gue duluan" ucapnya berlalu pergi.

Gue masih dengan posisi sama, gue hanya bisa tersenyum getir menatap punggung mas Rian. Gue kira dia bakal nolongin gue dan ada rasa simpati, ternyata dia cuek.

" Sadar Rin sadar, lu tuh siapa" gue bermonolog sendiri.

Oke fine, mungkin ini salah gue karena udah buat dia kecewa. Gue kira dia tipe orang yang cuek dengan hal itu. Tapi gue lupa dia juga manusia yang punya hati, secuek apapun seseorang pasti akan merasa kecewa ketika tak diterima.

" Fokus fokus, gue mau ketemu Fajar okeh" gue menasehati diri gue sendiri.

***

Setelah menelusuri dan nunggu Fajar hampir setengah jam, akhirnya jadi juga gue joging. Banyak atlet yang udah lari di sini. Termasuk Melati dan Apri.

" Ehhh Karin, udah di sini aja lo" sapa Melati ramah.

" Ehhh Meli, iya nih pagi buta gue kesini demi jadi alaram Fajar alfidut" gue tertawa kecil.

" Uuuu so sweet sekaliii" goda Melati.

" Kalo gak nganter sarapan juga gue males Mel" gerutu gue.

You and Me || M Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang