Fajar

470 45 11
                                    

Fajar menatap gue lekat, pandangan yang paling gue benci dari sosok Fajar.

" Gue bisa jelasin a' " gue memulai pembicaraan.

" Gue heran sama lo, disaat cowok lain ngedeketin lo. Kok lo malah balik ke mantan yang lo bilang gak ada akhlak. Gausah munafik lo" ketus Fajar yang menusuk bagi gue. Selama ini memang sering gue dibentak Fajar karena masalah cowok tapi kali ini dia keliatan lebih serius.

" Lo jangan asal nuduh dulu dong kan gue bisa jelasin"

" Apa yang mau lo jelasin hah!! Bahagia kan lo" Fajar semakin memanas.

" Gue gak tau ya apa yang buat lo kek gini, gue gak ngerti" gue memutar bola mata malas dan memandang makanan yang terhidang di meja.

" Lo nolak Rian yang jelas jelas orang baik baik demi mantan lo yang udah berulang kali nyakitin lo. Lo mikir gak sih sama perbuatan lo itu!!" Mata Fajar sudah memerah seperti orang yang sangat emosi.

" Gue bisa jelasin, dan lo jangan asal nuduh. Tolong kita udah sama sama dewasa kita bukan anak kecil lagi jar. Pake kepala dingin kalo lagi memutuskan sesuatu" jiwa guru gue mulai bergejolak.

" Sok atuh jelaskan, gue dengerin" seru Fajar sinis.

" Pertama gue nolak Rian juga ada alesannya. Gue masih trauma sama apa yang gue alamin akhir akhir ini. Gue masih trauma untuk menjalani hubungan baru.." Fajar langsung menatap gue lekat dan memotong pembicaraan gue.

" Haha makanya lo balik ke mantan"

" Gue lagi gak mau debat, please hargain gue"

" Oke"

" Gue juga butuh alasan apa yang buat mas Rian nembak gue. Gue juga butuh penjelasan dong kenapa dia nembak gue. Dan gue harap dia nembak gue bukan karena lo" kali ini mata gue berhasil bertemu dengan mata Fajar.

" Dan soal Ferdi, gue gak sengaja ketemu. Gue juga gak ngerencanain apapun sama dia. Dan asal lo tau kemaren itu gue nolak dia buat ngajak balik, bukan ngajak dia balikan paham" ketus gue yang membuat Fajar menurunkan tatapan matanya.

Gue maupun Fajar sama sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing masing yang saat ini sedang bergejolak. Hati gue gundah, apa salah gue di sini? Apa gue salah nolak mas Rian?

" A' " panggil gue lemah.

" Hm" jawab Fajar.

" Gue belum dapet jawaban dari pertanyaan gue tadi. Apa alasan Rian nembak gue, apa bener ini semua karena lo?" Tanya gue perlahan untuk mendinginkan suasana hati Fajar.

" Gue gak tau" jawab Fajar yang seperti orang bingung.

" Lo gak tau? Wahh hebat lo ya. Lo gak tau apa apa tapi lo ngomong seakan gue di sini yang salah" gue menatap nanar Fajar.

" Gue gak ngerti sama pikiran lo. Iya gue tau lo lebih berpengalaman mungkin. Tapi gue juga gak bisa memutuskan gitu aja apa yang bener bener baru di hidup gue. Gue kenal Rian hanya sekedar tau, gak lebih. Bahkan gue gak tau dia itu gimana, orangnya gimana. Lo bisa bilang dia baik karena lo kenal dia gak sehari dua hari tapi udah hampir enam tahun. Dan lo membandingkan itu ke gue yang cuma sekedar tau. Alasan gue nolak mas Rian itu banyak a', sama kayak lo menolak Laras jadi ibunya Fay. Lo bukan lagi pernah gagal, tapi lo pernah kehilangan. Sama, sama gue. Gue pernah gagal dan juga pernah kehilangan. Lo butuh waktu dan gue juga sama. Jadi jangan menyalahkan gue karena hanya gue nolak mas Rian. Gue gak tau kedepannya bakal gimana, apakah hidup gue bener bener sama mas Rian atau bukan gue gak tau. Jadi intinya gue butuh waktu buat nerima semuanya" jelas gue yang membuat Fajar semakin terdesak. Gue tau dia selalu memutuskan tanpa tau apa yang bakal gue setujui.

You and Me || M Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang