"Kita adalah makhluk serakah. Berdoa selalu terburu-buru, inginnya bahagia selalu, namun selalu lalai dalam bersyukur. Apa tidak malu?️☂️☂️☂️
Kala malam bersihkan wajahnya dari bintang-bintang
Dan mulai turun setetes air langit
Dari tubuhnyaTanpa sadar nikmatnya alam karena kuasa-Mu
Yang takkan habis sampai di akhir waktu perjalanan iniTerima kasihku pada-Mu Tuhanku
Tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata
Hanya diri-Mu yang tahu
Besar rasa cintaku pada-MuOh Tuhan anugerah-Mu tak pernah berhenti
Selalu datang kepadaku Tuhan semesta alam
Dan satu janjiku takkan berpaling dari-Muya Allah
(Pada-Mu Tuhanku) anugerah-Mu
(Anugerah-Mu)Engkau sisihkan semua aral melintang di hadapanku
Dan buat terang seluruh jalan hidup 'tuk melangkahTerima kasihku pada-Mu Tuhanku
Tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata
Hanya diri-Mu yang tahu
Besar rasa cintaku pada-MuAnugerah-Mu tak pernah berhenti
Selalu datang kepadaku Tuhan semesta alam
Dan satu janjiku
Takkan berpaling dari-MuSepanjang jalan, Hilya tak berhenti menyanyikan lagu bertajuk "Takkan Berpaling Darimu" milik Rossa.
Sambil menenteng kantung plastik berisi obat, sesekali Hilya menutup mata, memaknai lirik lagu yang sedang dinyanyikan.
Dari lirik lagu tersebut, dapat Hilya simpulkan bahwa tujuan hidup sebagai seorang muslim ialah untuk beribadah. Tidak hanya salat dan membaca Al-Qur'an. Melainkan belajar, berbakti pada orang tua, menimba ilmu, berbagi, atau bahkan menyantuni anak yatim piatu, hal-hal tersebut juga termasuk ke dalam ibadah. Setelah kita diberi nikmat sehat, iman dan Islam maka tidak ada alasan untuk berpaling dari-Nya.
Hilya jadi ingat pada sebuah ayat pada surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang menjadi pedomannya dalam mengingat arti hidup yang sesungguhnya.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(Q.S. Adz Dzariyat: 56)
Hidup bukan sekadar untuk mengejar kebahagiaan yang bersifat duniawi. Setiap manusia punya tanggung jawab yang begitu besar pada apa-apa yang dikerjakan selama hidupnya. Saat kita kejar dunia, maka hanya lelah yang kita dapat. Lain halnya saat kita mengejar akhirat, maka insyaallah syafaat yang kita dapat.
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
(Q.S. Al Mu’minun: 115)
Hilya selalu tertampar tiap kali mengingat ayat tersebut. Dia jadi teringat pada masa lalunya. Tentang dia yang hampir bunuh diri karena merasa kotor.
"Aku kok maruk, ya? Doa suka buru-buru, maunya bahagia terus, tapi saat disuruh bersyukur aku justru lebih sering mengeluh. Ya Allah, apa aku pantas untuk dicintai-Mu?" Hilya tersenyum kecut sambil menatap ke langit yang sesekali memunculkan kilat.
Hujan yang turun semakin deras mengiringi langkah kaki Hilya menuju halte. Perempuan itu bersyukur karena masih ada orang baik yang mau meminjamkannya payung. Dia baru saja pulang dari apotek. Hilya menyesali dirinya yang menolak saat abang ojek yang mengantarnya ke sini untuk menunggunya hingga pulang. Alhasil, dia terjebak hujan dan harus menunggu hingga hujan sedikit lebih reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Dicinta-Nya?
Romantizm📿Update setiap Jumat📿 Tetap bersyukur meski perjalanan hidup tak selalu selaras dengan apa yang ia mau membuatnya selalu merasa tenang serta merasa cukup dengan apa yang Allah beri. Hilya, begitu orang memanggilnya. Hidup yang kelam hampir saja me...