Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" You know roses are beautiful, so why do you want to curse them? "
...
Jaemin memandangi segala sisi rak bukunya, mencari salah satu barisan yang ingin dia pelajari, lagi. Sejarah Seoul.
"ini mengasyikkan untuk di teliti." ujar sang pria yang amat terlihat cerdas
sejenak ia turun kelantai bawah, perpustakaan pribadinya memiliki dua lantai dan itu sangat luas. ia menduduki kursi santainya sambil menyeruput segelas kopi hangat.
selanjutnya, matanya menyapu habis satu kata demi kata. Memulai mempelajari apa yang dia ingin pelajari.
Tenang, damai itu yang dia rasakan dan memang itu kesukaannya sampai kapanpun.
BRAKKK!
"Kak! ada yang harus diobrolin!"
ya, terkecuali jika ada seseorang merusak moment santainya tersebut.
Jeno mendobrak perpustakaan pribadi Jung Jaemin dengan wajah yang darurat
Pria itu menghela nafas panjang melihat seseorang yang lolos mengusiknya itu berdiri di hadappannya, di ikuti dengan berdirinya dia sambil menggenggam secangkir kopi hangat
"katakan apa yang mau dibicarakan?" Jaemin menyuruput kembali kopi hangatnya hingga kini tersisa setengah
Jari jemari Jeno meraih ponsel di sakunya dan memulai rekaman percakap-pan..
"aku hanya mencurigai" ..
"Kak, kamu lah yang ambil barang bunda kan?"
..
"Iya"
"kenapa? mau mencuri?"
....
"bukan urussanmu"
"kita keluarga"
"lalu?"
Mata Jaemin terbelalak, ia lantas dengan cepat menaruh secangkir kopi Expresso miliknya dan merebut ponsel milik Jeno, memeriksa kemurnian file rekaman tersebut,
file terbukti asli tanpa edit, dan tidak dimanipulatif
Jaemin terbelalak hebat dan tangannya mengepal "apa apaan? Jisung dan Chenle?" pria itu melempar tatappan menusuk ke arah pintu ruangannya, seakan bersiap untuk menghantam kedua adiknya itu.
Jeno hanya menggeleng dan berusaha menenangkan kakak sulungnya "jangan, ini harus dibicarakan baik baik."
"lancang sekali mencuri milik Bunda?! itu pasti barang yang sangat Bunda jaga Jung Jeno!" Jaemin membalikkan badannya dan mengusap perlahan dahinya sambil terus menggerutu
