Ten

174 19 3
                                    

Duh. Gue kenapa jadi gini. Kelamaan jomblo kali ya?.
🌸🌸🌸

Melati melihat keberadaan Rayn, dengan kondisi wajah yang dibilang tidak baik, banyak memar dan luka di sana.

"Gue sama Melati mau nanya sesuatu." Ucap Velly.

"Nanya apa?." Ucap Zero.

"Lo bertiga harus jawab dengan jujur dan gak boleh Ada yang ditutup-tutupin."

"Iya Velly, cepat." Ucap Rendy.

Sedangkan Rayn hanya menatap malas keempat temannya.

"Rayn, Zero, Rendy gue mau lo ceritain ke kita berdua, ada masalah apa si sebenernya lo bertiga sama Frans, please gue mau ini harus dicari solusi nya. Karena, gue dan Melati gak mungkin sembunyi-sembunyi kaya gini terus dong."

"Ya, please ceritain, kita cari solusi nya bareng-bareng." Ucap Melati.

"Yaudah bro kita ceritain aja, kasian Melati harus ikut kedalam masalah kita." Ucap Rendy, akhirnya.

Rendy pun menceritakan dengan detail permasalah Frans dengan Rayn, tanpa tercekuali.

"Ray, lo ga mau buka suara?." Ucap Melati.

"Gue?."

Melati mengangguk pelan.

"Kalau gue gak bersalah, kenapa gue harus banyak bicara." Ucap Rayn

Melati menatap wajah Rayn, kemudian tangannya menarik Rayn ke arah balkon.

"Duh, nih cewe ya. Gue bisa jalan sendiri."

"Wajah lo pasti belum dikompres ya?." Ucap Melati, seraya duduk di samping kanan Rayn.

"Mmm, belum." ucap Rayn, sedikit berfikir.

"Bentar, gue ambil air dingin dulu, dimana?."

"Gausah Mel, i'm fine."

"Wait." ucap Melati, dan kemudian ia meninggalkan Rayn seorang diri.

Tidak butuh waktu yang lama, Melati datang membawa wadah berisikan air dingin dan mulai mengompres memar di wajah Rayn dengan sapu tangan yang ia bawa. Jari jemari Melati terlihat telaten menelusuri sudut demi sudut memar tersebut dengan hati-hati. Rayn yang berada tepat di depan Melati hanya melihat nya tanpa mengeluarkan kata demi kata. Sekarang jarak mereka tidak terhitung, Rayn bisa melihat setiap inchi sosok di hadapanya, bulu mata yang lebat, bola mata yang begitu menawan, hidung, serta bibir terlihat dengan jelas. Kemudian setelah di rasa selesai, Melati beranjak untuk bangun dari duduk nya.

"Mel, thanks yaa." ucap Rayn, seraya menggenggam tangan Melati sebelum ia benar-benar bangun untuk menaruh wadah yang ada di tangan sebelahnya.

Sepersekian detik kemudian, jantung Melati yang tadi dirasa tidak apa-apa, kemudian menjadi berdegup kencang.
Jantung gue ? Kenapa nih.

"Udah? Gue mau naruh ini dulu Rayn, pegel nih tangan gue." ucap Melati, seraya memberi tahu keberadaan baskom di tangan kanannya.

"Silakan nona." ucap Rayn, melepaskan genggaman tangannya.

Duh. Gue kenapa jadi gini. Kelamaan jomblo kali ya?.

Tanya Rayn dalam hati.

***

"Rayn, sorry ya soal Frans." Ucap Melati.

"Gue yang seharusnya ngomong gitu Mel, sorry gara-gara gue, hubungan lo sama Frans jadi gak baik."

"Gak Ray, dia masih sama seperti abang gue yang dulu. Mungkin, saat ini dia butuh waktu untuk sendiri."

Rayn menatap bola mata beriris coklat itu dengan lekat.
Udah saat nya gue kasih tahu semuanya. Ucap Rayn dalam hati.

"Dulu gue sama Frans satu genk motor dan dia udah gue anggap sebagai abang gue sendiri, karena keberadaan dia, gue seperti mendapatkan sosok seorang kakak sekaligus ayah bagi gue, yaa karena ada oknum ketiga yang mengkambing hitamkan gue, jadi Frans sangat benci sama gue sampai sekarang."

"Siapa dia? Kenapa lo gak ngomong yang sebenernya sama Frans?." Ucap Melati, membulatkan mata.

"Gue suruh penyuruh gue buat cari tau dalang dari semuanya, cuman baru terbongkar sekarang." Ucap Rayn.

"Ceritain Rayn, gue penasaran."

Rayn pun mulai menceritakan soal Farel dan Bobby.

"Oke gue paham, jadi lo mau ngambil langkah apa buat masalah ini?." Ucap Melati.

"Gatau." ucap Rayn singkat.

"Mmm.. Gimana sekarang kita kerumah Willi, di sana ada abang gue." Ucap Melati seraya menarik Rayn.

"Woi, ngapain?."

"Ya ngebongkar ini semua lah."

Melati dan Rayn memasuki kamar Rayn, dan menyuruh teman-teman nya untuk segera bergegas untuk kerumah William.

"Mel, lo yakin?." Tanya Velly.

"Yakin lah Vel, lebih cepat lebih baik."

"Gue setuju si, gue kangen banget nongrok bareng anak-anak." Ucap Rendy.

"Setuju, lebih baik masalah ini cepet dikelarin biar gajadi salah faham yang berlanjut." Lanjut Zero.

🌵🌵🌵

comment dan juga vote ya guys! thankyou 💖

MELATI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang