Prolog

950 42 13
                                    

Bersyukur, punya abang ganteng kayak gua.
🥀🥀🥀💔💔💔

Melati Adelia, gadis yang semasa kecil sudah menjadi anak broken home. Brama, menceraikan Mona, saat ia berusia lima tahun.

Mona selingkuh, ia mengandung anak yang diperkirakan berumur 3 bulan diperut nya. Saat itu kondisi rumah kacau ditambah angin dan hujan yang menembus seisi rumah, sore itu sudah cukup menggambarkan suasana hati Melati.

Brama marah,

Melati yang sedang bermain barbie dengan suster Iren, mendengar sesuatu benda yang sengaja di lempar, seperti gelas, bingkai foto, atau piring, entahlah. Ia pun menangis di pelukan Iren, memeluk Iren dengan sangat erat, Iren membalas pelukannya, sedangkan Frans (abang Melati) berteriak di dalam kamar miliknya.

Tuhan gak adil, daddy selalu sibuk bekerja, mommy jarang di rumah, Frans cuma punya Melati yang Frans sayang karena dia sakit, kalian  kemana? kenapa tuhan gak adil.

Di usia nya yang cukup muda, Melati harus kehilangan sosok seorang mama, ia menangis saat tahu harus berpisah dengan Mona.

Sampai sekarang, saat mereka memutuskan untuk tinggal di ibu kota Jakarta, kedua nya tidak pernah lagi bertemu dengan Mona. Frans berpikir tidak ada yang harus disesali, karena kejadian itu, timbul lah kebencian dengan Mona.

Mereka pun duduk dibangku sekolah dasar, sepulang sekolah teman-teman nya selalu dijemput ibu atau ayah nya memakai mobil, dan mencium tangan mereka, berbeda dengan Frans dan Melati yang harus diantar suster Iren dengan sepedah mereka.

Jangan tanya Brama kemana, tentu ia tetap sibuk bekerja, bagi nya uang lebih berharga di atas segalanya.

🌻🌻🌻
SMA MERDEKA.

Di pagi yang cukup cerah, Melati kembali masuk sekolah dengan seragam yang berbeda, yaitu putih-abu. Di setiap jenjang pendidikan, Melati selalu satu sekolah dengan Frans, mereka hanya selisih tiga tahun. Frans yang meminta, agar dia tetap bisa menjaga Melati dari godaan cowok-cowok nakal, tentu Frans tidak ingin Melati menjadi seperti Mona.

Mobil BMW hitam milik Frans menelusuri sudut sekolah, di kursi sebelah sudah ada Melati dengan perasaan gugup, karena hari ini hari pertama ia MOS. Tidak ada lagi sepedah dan suster Iren, tentu ia sudah menikah dan memiliki tiga anak yang lucu-lucu mengharuskan Iren tidak bekerja lagi.

Melati dan Frans sudah cukup remaja untuk hidup mandiri, bersama Eyang yang menemani mereka.

"Oh my good liat tuh cowok gue, ganteng banget."

"Yaampun Frans tambah ganteng aja."

"Gak salah pilih sekolah deh gue, kakel nya bkin seger mata. "

Melati yang mendengar itu semua memutar bola mata nya malas, tidak ada perubahan semenjak Melati dan Frans satu sekolah, dari berbagai kelas selalu melontarkan kata-kata yang sama yang bikin Melati ingin muntah. Mungkin karena Mona berdarah Australia, jadi rupa Frans sama persis seperti Mona, berambut aga pirang dan bola mata beriris biru, sedangkan Melati lebih mirip Brama, rambut hitam tebal dan bola mata kecoklatan.

"Males deh gue denger nya." Ucap Melati, berdecak pinggang.

"Bersyukur, punya abang ganteng kaya gua."

Melati tidak menggubris perkataan Frans, kemudian mereka berjalan beriringan bak sepasang kekasih.

"Itu yang sama Frans siapa?."

"Kok anak baru ganjen banget, deket-deket bebeb gue."

DORRR!!
Teriak Rangga dan William.

"Widih adik lu tambah cantik aja, bro." Ucap William, seraya mengedipkan satu mata nya kepada Melati.

"Apa-apaan lu." Frans pun menjitak dahi William.

Rangga dan Melati hanya tertawa, sedangkan William meringis kesakitan.

"Abang adik rasa pacar nih?"

"Ogah gue, punya pacar kaya Frans."
Ucap Melati.

Keduanya sama seperti selayaknya adik dan kakak pada umumnya, cuman jiwa mereka yang saling ingin melindungi mengalahkan itu semua.

"Gue lebih ogah, mana ada perempuan cantik tapi suka kentut."
ucap Frans, memasang muka ingin muntah yang dibuat-buat.

Sialan.

Melati pun pergi dari kerumunan Frans and the geng, sambil memanyunkan bibir nya kesal.

"Parah lo, adik sendiri dibikin kesel."

"Walaupun neng Melati suka kentut tapi aa Willi tetap cinta." Ucap William menggoda Frans.

Frans hanya melirik William seakan ingin mencengkram mangsa.

Ya, begitulah kedua temannya suka menggodanya dengan embel Melati, mereka tahu Frans adalah abang terposessive kalau bersangkutan dengan adiknya.

📢📢 Bel masuk.

Indonesia, sudah menjadi tradisi mencatat biodata sesama siswa/i baru saat acara MOS.

"Saya gamau tau, gimana pun cara nya buku itu udah ke isi penuh. Di akhir acara buku itu akan dikumpulkan & diperiksa. Yang tidak menjalankan perintah, ada hukuman dari saya dan teman-teman saya."

Mengingat panitia osis berbicara seperti itu, membuat siswa/i baru SMA Merdeka panik bukan kepalang.

"Gue boleh minta biodata lo?."
Tanya seorang cowok tiba-tiba, ntah siapa namanya.

"Iya boleh, nih isi juga punya gue."

"Makasih." Ucap cowok itu.

PERHATIAN!!📢📢
Untuk siswa/i baru diharapkan berkumpul di aula sekarang juga, karena akan ada penyampaian materi oleh bapak kepala sekolah.

Semua siswa/i baru berhamburan ke dalam aula, Melati terjatuh buku nya pun juga ikut terjatuh. Tanpa ba bi bu ia pun mengambil lagi buku yang jatuh itu dan berlari ke aula.

Melati berkenalan dengan seorang perempuan yang duduk disebelahnya nama nya Velly, rambut nya ikal sebahu, berkulit putih belasteran indonesian-jepanese, dan memiliki mata yang sipit. Velly sangat ramah dan asik, dia adalah teman pertama Melati di SMA Merdeka.

🍁🍁🍁

HELLO TEMAN TEMAN.
INI CERITA KU YANG PERTAMA HEHEHE VOMENT YHA!
Thankyou, readers💫💙

MELATI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang