Ikut gua, gua mencurigakan suatu tempat.
🎮🎮🎮Zero dan Rendy sedang asik bermain ps di kamar Rayn, setiap hari nya mereka selalu menghabiskan waktu bersama sekalipun itu hanya ngopi-ngopi santai, setidak nya perut mereka bisa kenyang berada di rumah Rayn, si pemilik rumah bahkan tidak keberatan, mama Rayn yang terbilang sangat baik hati pun begitu. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka memunculkan sosok mama Rayn.
Clik
"Rayn mana Zer, Ren?." Tanya Ana.
"Mandi tan, tadi dia ke hujanan habis nganterin cewek." Balas Zero.
"Kesambet apa tuh anak." Ucap Ana menaruh tiga mangkok bakso di meja kecil dekat Zero dan Rendy yang sedang bermain ps.
"Wah tante tau aja kalau Rendy laper terus pengen yang hangat-hangat, jangan bilang tante cenayang ya?." Ucap Rendy.
"Kamu mah Ren, setiap kesini bukan nya begitu ya?." Balas Ana disambut ketawa Rayn di depan pintu kamar mandi.
"Ah tante jadi malu." Rendy memasang cengiran andalan nya.
"Kaya punya malu aje lu tong." Timpal Rayn.
"Tante denger si ada yang abis nganterin cewek hujan-hujan gini nih tumben ya, biasanya sih males duluan ditawarin." Ledek Ana.
"Ada yang udah gede tan."
"Lo berdua emang cepu banget ya." Rayn melempar handuk yang abis dipakai nya tepat di badan Zero dan Rendy membuat kedua orang tersebut mendengus.
"Aw tan aduh kayanya ada yang merasa kesindir nih." Ucap Rendy sambil menyingkirkan handuk itu kesembarang tempat.
"Nganterin siapa kamu, Ray?."
Ana menghampiri Rayn yang sedang mencari-cari ponsel di kasur nya, dengan senyum ledek milik Ana.
"Temen doang."
Deringan ponsel yang berada di saku celana Ana berbunyi, mengharuskan Ana untuk mengangkat dan meninggalkan ke tiga anak muda yang berada di kamar anak semata wayang nya.
"Kapan-kapan kenalin mama, mama mau tau." Ucap Ana sebelum benar-benar pergi dari kamar Rayn.
Saat Ana benar-benar sudah pergi dan menutup pintu kamar, Rayn mengambil semangkok bakso sembari mendengus kesal dengan ke dua teman nya.
"Cepu lo berdua, pake bilang-bilang ke nyokap gua." Decak Rayn.
"Gimana tadi sukses gak?" Tanya Rendy.
"Ohiya gue baru inget, lo berdua tau gak? ternyata Melati adik nya Frans" Rayn tidak menggubris pertanyaan Rendy, dan baru saja mengingat ucapan Melati bahwa dia adalah adik nya Frans.
"Serius lo?"
"Terus, terus gimana." Ucap Zero, seraya menaruh stick ps dan mulai mengikuti alur pembicaraan mereka dan mengambil satu bakso dari Ana.
"Ya gak gimana-gimana lah" Balas Rayn cuek.
"Lo bukan nya demen sama si Melati?." Tanya Rendy, ikutan mengambil dan langsung melahap satu mangkok yang tersisa.
"Kata siapa, ini semua emang kebetulan aja." Balas Rayn.
"Jangan-jangan,"
"Jodoh." Ucap Zero dan Rendy berbarengan.
🏤🏤🏤
Pagi ini, Melati sudah berada disekolah, ia sedang berjalan melewati koridor untuk memanggil guru yang harus mengajar di kelas nya. Melati terpilih menjadi ketua kelas X IPA 1, bukan atas kemauan Melati tentunya, itu adalah hasil musyawarah yang dilakukan kemarin pagi di kelas nya bersama-sama, dengan amat terpaksa karena beberapa kali menolak akhirnya Melati diharuskan menjaga amanat menjadi seorang ketua kelas.
Melati menyelusuri kelas demi kelas, sudah pasti melewati sederetan kelas IPA dua sampai empat, lalu menuruni tangga, melewati ruang tata usaha dan sampailah Melati di ruang guru. Di depan gerbang sekolah yang tidak jauh dari ruang guru menampilkan sebarisan murid yang telat dan diharuskan mendapatkan hukuman dari guru piket, Melati sedikit melihat ada beberapa orang yang ia kenal ikut di hukum, di sana terdapat Rayn, Zero dan Rendy. Setelah itu Melati keluar dari ruang guru dan membawa beberapa tumpukan materi yang akan di sampaikan oleh mr. jackson dikelas nya. Melati pun berjalan menaiki tangga, tiba-tiba Rayn dan kedua teman nya mengikuti Melati dari belakang dengan menundukan badan agar tidak ketahuan kalau mereka ingin kabur, Melati kaget tapi sedetik kemudian badan nya ditarik kedepan dan mereka termasuk Melati berlarian menuju lantai dua.
"Udah Ray capek, gaada yang ngeliat kok aman." Ucap Rendy, sambil menyesuaikan detak jantung nya yang dirasa terengah-engah.
"Ok ok"
"Kok kalian pada kabur si." Ucap Melati.
"Panas Mel."
"Btw thanks ya Mel, udah nyelamatin kita bertiga." Ucap Rendy.
Melati kesal karena ketiga teman nya memanfaatkan keberadaan ia tadi. Kemudian Melati berbalik badan dan meninggalkan mereka bertiga di koridor.
Rayn and geng menatap punggung Melati yang sudah semakin jauh dan tidak terlihat.
"Udah deh masalah Melati gampang bisa di atur, kita mau kemana nih? kelas? gue males." Ucap Rayn memecahkan keheningan.
"Rooftop" Ucap Rendy.
"Jangan ngarang deh." Ucap Zero menempeleng Rendy.
"Ikut gua, gua mencurigakan suatu tempat."
Rendy berjalan terlebih dahulu seakan memimpin perjalanan panjang yang akan dilalui nya hari ini. Rayn dan Zero hanya saling membuang pandangan nya satu sama lain tidak yakin, tapi mana mungkin, sesuatu yang dipikir mereka tidak yakin, akan menjadi mungkin jika bersangkutan dengan Rendy.
Mereka pun berjalan hingga sampailah di suatu ruangan, kemudian dibuka nya pintu tersebut yang terletak di perbatasan kelas IPA dan IPS, lalu membuka tirai yang dirasa tidak boleh dibuka, kemudian benar saja terdapat tangga yang mengarahkan mereka untuk menaiki ke atas. Boom tempat itu menyajikan pemandangan kota jakarta yang ramai dan indah serta angin-angin yang berhembusan.
"Ajaib." Ucap Rayn dan Zero menatap sekeliling dengan tatapan kagum.
🐾🐾🐾
CERITA INI CUMA BUMBU KOK, BIAR AGA SERU HEHE.TIDAK BOSAN-BOSAN NYA AKU MENGINGATKAN, UNTUK SELALU TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN CARA VOTE!. Thankyou Readers 💫💜
KAMU SEDANG MEMBACA
MELATI [COMPLETED]
Fiksi Remaja#8 sma in [ Friday, 25 july 2020 ] #7 persahabatan in [ Saturday, 26 july 2020 ] #7 baper [ Saturday, 26 july 2020 ] [CERITA REMAJA DISERAGAM PUTIH ABU-ABU]