9

577 65 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wendy masuk kedalam mobil Jae setelah laki-laki itu membukakan pintu untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wendy masuk kedalam mobil Jae setelah laki-laki itu membukakan pintu untuknya. Wendy masih betah dengan wajah cemberutnya dan enggan melihat kearah Jae.

"Udah dibawa semua kan barang lo? Gue gak tanggung jawab ya kalau ada yang ketinggalan" tanya Jae setengah mengancam kearah Wendy

Hari ini mereka memang hanya setengah hari berada di savana karena tentu saja besok mereka harus kembali kuliah.

"Woi jawab dong babi" ucap Jae kesal karena Wendy mendiamkan nya

"Males ngomong sama lo. Cepet masuk ah, capek" ucap Wendy dengan manja

"Iya-iya bawel" jawab Jae tak habis pikir dengan tingkah Wendy

Jae memasuki mobilnya dan memasang seat belt Wendy dan seat beltnya. Merupakan sebuah kebiasaan bagi Jae untuk melakukan itu semua ketika naik mobil berdua dengan Wendy.

"Lo tadi ngomong apaan sih sama Alexa? Mana Jamie datang-datang langsung rangkul tangan lo gitu aja. Ganjen amat" ucap Wendy sarkastik

Jae menatap kearah Wendy dan terkekeh pelan setelah melihat raut wajah cemburu wanita itu. Wendy semakin cemberut melihat Jae yang justru terkekeh dan mengabaikan pertanyaannya.

"Jawab cepetan" ucap Wendy sebal

"Gak ngomongin apa-apa babe" balas Jae

"Beneran nih? Kok lo tadi nunjuk-nunjuk kearah gue?" Tuntut Wendy

Jae menaikkan sebelah alisnya lalu mencubit bibir Wendy yang masih cemberut.

"Cemberut mulu, tuh bibir udah maju 5 senti" Jae terkekeh pelan setelah Wendy terlihat lebih marah daripada sebelumnya

"Ayo Je jawab" tuntut Wendy lagi

"Dia confess ke gue" jawab Jae mengalah

"Kok bisa? Terus lo jawab apa?" Tanya Wendy antusias

"Ya gue jawab ogah, orang gue udah ada lo" jawab Jae santai tanpa mempedulikan raut wajah Wendy yang sudah memerah karena malu

"Halah lo mah bilang gue calon pacar lo mulu tapi gak confess confess ke gue" ucap Wendy sambil memalingkan wajahnya kearah jendela karena malu

"Lo bukan calon pacar gue kok. Lo kan cuma temen gue" ucap Jae santai

Wendy yang mendengar perkataan Jae langsung memalingkan wajahnya kearah pria itu kaget.

"Jae don't you think that we're going to be friend forever?" Tanya Wendy serius

"Yeah why not?" Jawab Jae santai

"What? Hei! I can't go on like this anymore. I hate being your friend" jawab Wendy tegas

Jae menepikan mobilnya ke pinggir jalan lalu menatap kearah Wendy tak kalah serius.

"Hei, gue gak pernah bilang kalau gue mau jadiin lo pacar gue ya" ucap Jae serius

"Lo anggap gue apa sih Jae? Lo beneran gak mau jadi pacar gue?" Tanya Wendy sambil menahan air matanya

"Wen, selamanya gue gak bakal nembak lo sebagai pacar gue oke?"

"Yaudah gue turun sini aja"

Wendy mencoba membuka pintu mobil di sebelahnya tapi tidak berhasil. Tentu saja Jae tidak memberikan akses untuk Wendy membuka pintu mobilnya.

Melihat Wendy yang kebingungan, Jae berinisiatif untuk mengambil tangan Wendy dan menggenggamnya erat.

"Wen look at me" perintah Jae
"Gue udah jadi milik lo, lo mau apa lagi?"

Wendy melihat kearah Jae dengan mata yang basah karena menangis.

"Ya..lo..hiks..lo anggap gue apa sih Jae? Lo perlakuin gue sebagai temen s*x lo doang? Hiks" tanya Wendy sambil menangis

Jae tidak setuju dengan perkataan Wendy. Pria itu menuntun kepala Wendy untuk disenderkan kearah dadanya dan memeluk tubuh wanita itu tak kalah erat.

"Wen, gue udah pernah seriusin lo, tapi lo nya justru anggep itu lelucon" ucap Jae

"Huh? Seriusin gimana?" Tanya Wendy

"Ya gue kan udah pernah ngajakin lo nikah, tapi lo nya justru bilang gue bercanda mulu"

Wendy melepaskan pelukan Jae pada tubuhnya dan mendongkakkan kepalanya melihat kearah pria itu.

"Lo beneran serius mau jadiin gue istri lo? Kita kan masih kuliah Jae"

"Ya emang kalo kuliah gak boleh nikah? Gue males, ah gak, gue gabisa pacaran soalnya, dan emang gak mau pacaran. Nikah aja yuk lah"

"Yaudah lo temuin ortu gue" tantang Wendy pada Jae

"Gue udah pernah temuin ortu lo kok. Tapi lo nya gue tanya muter-muter mulu"

"Hah serius?"

"Iya babi. Menurut lo kenapa kemarin gue cuekin lo mulu, sok sok an sibuk. Gue lagi minta ijin ke ortu lo buat jadiin anaknya istri gue. Dan ortu lo udah setuju. Jadi gimana? Mau gak lo? Kalau lo masih pengen jadi pacar gue, kubur kubur dah tuh harapan lo"

"Confess yang bener dong ayam. Bawain bunga kek, cincin kek. Lo ngelamar gue gak ada romantis romantisnya"

"Iya ntar gue bawain. Sabar dong, bentar deh, ini gue diterima gak nih?"

"Iya bakal gue terima kalo lo confess yang bener"

"Hehe oke" ucap Jae senang. Lelaki itu langsung memeluk wanita di depannya dengan erat.

'Akhirnya mau nikah juga Lord, gak jomblo lagi. Ada yang nemenin tidur' batin Jae senang

Carcinoma | Day6 AU 💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang