Bab 2 - Kiss You in The Dark

1.5K 126 11
                                    


This is original by Yojinssi

*

Aku sedih.

Sudah tiga hari sejak hari pertama Lee Eun-Rin bekerja. Untuk sementara semuanya terlihat baik karena ia cuma mengerjakan pekerjaan kecil, atau lebih tepatnya membantu Manajer Choi mengendalikan pekerjaan Nona Kim yang sedang cuti hamil. Eun-Rin juga ikut rapat evaluasi kerja tim bersama Tuan Marcus meskipun ia hanya mencatat ringkasan penting dari hasil rapat. Ia melakukan itu dikarenakan mereka belum menemukan sekretaris baru sejak Tuan Marcus memecat sekretarisnya yang baru bekerja selama satu minggu.

Rapat itu terkesan sempurna. Saat Tuan Marcus berbicara, mereka akan mendengarkan, kemudian satu persatu memberikan tanggapan mereka sendiri tanpa bantahan, bahkan Tuan Marcus ikut memerhatikan dengan cermat. Eun-Rin tahu kalau beberapa kali Kim Chae-Lim kesulitan menelan ludah, tapi entah bagaimana caranya ia bisa melalui semuanya dengan cukup baik. Berhadapan dengan Wakil Direktur benar-benar membuat hari semua orang mendadak buruk. Ia gelap sekali.

Untung saja sekarang hari jumat, rapat selesai pukul empat sore. Mereka pulang kerja pukul lima sore. Otomatis semua kegilaan ini akan segera berakhir. Setiap jumat Yo-Jin mengatakan mereka semua biasanya mendinginkan otak dengan minum-minum sepulang kerja. Karena sabtu, dan minggu mereka bisa istirahat tenang tanpa teringat wajah bos mereka.

"Asisten Lee." Manajer Choi berjalan mendekati meja Eun-Rin, suaranya pelan.

"Tolong kau buat rangkuman mengenai hasil rapat tadi, diketik dan disusun rapi. Kalau selesai kau bisa memberikannya kepadaku terlebih dulu. Tuan Marcus Cho meminta semuanya sudah selesai besok."

"Bukankah besok libur?" tanya Eun-Rin bingung.

"Kalau dia bilang besok, artinya harus besok dan artinya juga kau mengirimkan file itu melalui email." Jelas Manajer Choi. "Dia sering mengucapkan kata-kata secara ambigu, jangan sampai kau mempertanyakan maksudnya seperti yang kau lakukan padaku."

OH TUHAN! Tidak bisakah sehari saja Eun-Rin tidak mengalami serangan kejutan. Melihat bagaimana cara Tuan Marcus memperlakukan karyawan yang lain saja Eun-Rin merasa bisa pipis di celana, sekarang giliran dirinya yang menjadi korban selanjutnya.

"Baik." Mengikuti rekannya yang lain, Eun-Rin langsung mengiyakan tanpa mengeluh.

Ah sial, sial, sial! Sudah tiga hari ini aku merasa bisa bernapas lega, tapi ia memang tidak membiarkan karyawannya bernapas nikmat.

***

Definisi pusing.

Selama acara bersama rekan kerja, Eun-Rin menekan dirinya agar fokus bersenang-senang tanpa memikirkan pekerjaan yang diberikan Tuan Marcus.

"Sini biar aku saja yang potong dagingnya." Dong-Hae menawarkan diri memotong samgyeopsal. Eun-Rin yang sudah menawarkan diri lebih dulu segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, sunbae. Aku bisa sendiri."

"Ck, sudah kubilang panggil saja namaku." Ujar Dong-Hae jengkel. Eun-Rin mengutuk mulutnya yang berkumandang semau jidat.

"Sini biar aku saja, kau nikmatilah makananmu." Kata Dong-Hae yang sudah berhasil mengambil pencapit, dan gunting. Eun-Rin merasa tidak enak, namun karena ia melihat yang lain menikmati makan-makan bersama di restoran samgyeopsal ini, ia pun mencoba bersikap rileks.

"Imo, soju tiga!" Chae-Lim mengangkat tangannya memanggil bibi pelayan.

Yo-Jin terkikik geli. "Kau sudah berniat mau mabuk rupanya."

Black Relationshit (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang