This is original by Yojinssi
*
Siapa yang salah ketika kau terlanjur lelah bernapas?
"Hei lihat si Sekretaris Hong dari Divisi Umum. Lekuk tubuhnya bukan main-main." Decak Dong-Hae melihat pemandangan indah di lobi kantor saat mereka sudah turun dari lift berjalan menuju restoran untuk makan siang.
"Kudengar dia pernah ada hubungan dengan Wakil Direktur kita." Kata Chae-Lim berbisik.
Mata Hyuk-Jae melotot begitu mendengar kabar itu. "Benarkah? Wah, mengecewakan sekali tapi tidak aneh." Kata Hyuk-Jae.
"Sudah biasa kalau dia bermain dengan pegawai kantor yang dia mau. Bukan rahasia umum lagi. Gosip itu ketahuan karena si Hong itu mulutnya ember, dia memamerkan hubungannya dengan Tuan Marcus ke semua orang. Bayangkan saja berapa banyak para pegawai yang memutuskan untuk merahasiakan hubungan rahasianya dengan Tuan Marcus. Ck ck. Miris sekali. Semua orang melakukan apa pun untuk menggapai status sosial."
Eun-Rin membasahi bibirnya, sebelah tangannya terkepal ketika mendengar hujaman dari mulut Yo-Jin sebelum mereka menginjakkan kaki di restoran China di depan kantor. Ia membiarkan teman-temannya memesankan makanan untuknya sedangkan matanya menangkap seseorang yang disebut sebagai Sekretaris Hong yang juga memasuki restoran yang sama seperti mereka.
"Tuan Marcus memang tidak pernah salah dalam melihat perempuan. Mereka cantik, dan murahan." Chae-Lim menuangkan air putih yang tersedia di meja sambil menunggu pesanan mereka datang.
"Maksudmu?" tanya Eun-Rin tidak mengerti.
Chae-Lim tersenyum. "Entah ini pemikiranku saja atau memang kenyataan. Dia tertarik kepada perempuan yang menginginkan uangnya. Wanita cantik yang kau lihat saat ini diputuskan oleh Tuan Marcus karena dia menginginkan hubungan lebih dari sekedar mainan saja. Hebat, bukan? Menjauhkan unsur romantisme demi kenikmatan sementara."
Eun-Rin menganggukan kepala, berniat tidak berkomentar.
"Ini menurutku saja, kupikir aku akan menerima hubungan gelap seperti itu. Maksudku, kau tidak perlu ada ikatan, kau bisa berhubungan dengan siapa saja semaumu. Bukankah itu melegakan? Kau menikmati uangnya, tanpa takut masa depanmu direcoki. Yah, asalkan hubungan itu tidak ketahuan, kau akan aman." Kata Chae-Lim dalam senyum. Eun-Rin menatap Sekretaris Hong lagi. Kenapa wanita cantik itu berhenti dan malah menginginkan sesuatu yang lebih? Sesuai dengan perkataan Chae-Lim, bukankah jauh lebih baik kalau menikmati uang sampai puas tanpa mengaitkan perasaan lainnya hinggap. Eun-Rin rasa, penawaran itu menggiurkan. Asal tidak ketahuan.
***
Mungkin dirinya akan menyesali semuanya.
Marcus Cho tersenyum mendengar ucapan gadis di depan pintu kamar hotelnya, ia memberikan jalan kepada Eun-Rin untuk memasuki kamarnya.
"Masuklah dulu." Titahnya. Gadis itu saling meremas tangannya menekan rasa takut, namun ia tetap melangkahkan kakinya memasuki kamar hotel berukuran besar itu. Kepalanya menengadah ke seluruh penjuru kamar yang terkesan mahal di setiap inci barang-barang yang di dalamnya.
"Kau sudah makan?" tanya Marcus mengikuti langkah gadis itu dari belakang.
Eun-Rin menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu mandi saja dulu, akan ku pesankan makanan selagi menunggu selesai kau mandi." Kata Marcus. Eun-Rin menelan ludahnya sekuat tenaga, karena ia sudah memasuki kamar ini, otomatis ia sudah menyerahkan dirinya secara keseluruhan ke dalam jurang. Tidak ada cara baginya agar melarikan diri. Semuanya sudah terlambat.
"Iya." Ia menganggukan kepala pelan menyetujui. "Tapi saya tidak membawa..."
Marcus menautkan sebelah alisnya. "Ada jubah handuk di dalam kamar hotel." Katanya Marcus setengah bingung. Kenapa respon perempuan ini sangat kaku, dan terkesan kuno? Diam-diam Marcus menahan tawanya melihat wajah merah padam di depannya. Pertama kali melakukan dengan bos sendiri, heh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Relationshit (END)
FanfictionMature Content. Lee Eun-Rin tidak membutuhkan cinta dalam hidupnya. Apa yang kini telah ia capai, lulusan universitas ternama, dan bekerja di perusahaan ternama juga adalah impiannya untuk mencapai masa depan jauh lebih baik dari sekarang. Sejak ora...