Bab 9 - Gentle Man!

1.1K 98 14
                                    

This is original by Yojinssi

*

Aku tidak tahu cinta, dan tidak bisa mencintai.

Tubuh Son Yo-Jin menegang ketika Tuan Marcus menyuruhnya ke ruangan beliau pagi hari itu. Gadis itu bisa melihat suasana hati Tuan Marcus sedang tidak baik. Dipikir-pikir kemarin juga pria itu pergi meninggalkan kantor lebih awal tidak seperti biasanya. Mungkin sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"Aku tidak suka dengan semua kandidat yang kita wawancarai sebelumnya," cetus Tuan Marcus langsung. Yo-Jin menahan helaan napas kesal mati-matian. Kerjaannya masih banyak, dan ditambah dipersulit oleh Tuan Marcus. Nasibnya sial sekali.

"Jadi..."

"Kalau kau saja yang menjadi sekretarisku?" ucapan spontan itu langsung dibalas senyuman tegang Yo-Jin. Tidak lagi.

"Lalu pekerjaan saya? Masih banyak yang perlu saya kerjakan, kalau mendadak banting setir menjadi sekretaris Anda, saya pasti kewalahan." Toh apa yang diucapkannya tidak salah. Di perusahaan mana Manajer tiba-tiba menjadi sekretaris Wakil Direktur? Tuan Marcus memang gila, selalu berharap semua orang bisa melakukan ribuan pekerjaan dengan dua tangan dan satu otak.

Marcus mengangguk-ngangguk. Ia sendiri tahu kalau itu keputusan yang terpaksa. Tapi ia tidak menemukan orang yang tepat. Buktinya karena menyerahkan urusan pengganti sekretarisnya kepada Manajer Dae-Pyo berakhir tidak baik.

"Saya ingin menyarankan sesuatu kepada Anda, tapi melihat latar belakang – maksud saya keahliannya yang berbeda arus, saya agak ragu." Marcus menautkan sebelah alisnya tidak mengerti maksud dari ucapan Yo-Jin.

"Maksudmu?"

Yo-Jin tersenyum kecil. "Bagaimana kalau sementara Asisten Lee menjadi pengganti sekretaris Anda untuk sementara waktu? Menurut saya Divisi Perencanaan masih bisa mengambil alih pekerjaan Nona Kim, yang terpenting seseorang perlu mengatur pekerjaan Anda di perusahaan. Tuan Marcus tidak bisa meng-handle semuanya sendirian, kami semua juga keberatan kalau membagi pekerjaan sekretaris di saat-saat sibuk seperti saat ini."

Marcus tampak memikirkan saran Yo-Jin. Ia pernah berpikir kalau Eun-Rin bisa menjadi sekretarisnya, namun caranya berkomunikasi gadis itu sangat kurang. Apalagi ia tidak memiliki keahlian di bidang itu, pasti merepotkan.

"Beberapa kali saya mendengar Anda memuji pekerjaannya yang rapi. Dia mungkin pandai membuat daftar perjalanan, mencatat hasil rapat, dan walaupun dia sedikit kaku..." Yo-Jin mendesah pelan. "Tuan Marcus mungkin harus sedikit bersabar," lanjutnya takut-takut. Kalau Chae-Lim yang mengatakannya sudah pasti ia sudah babak belur sekarang, namun karena Son Yo-Jin yang mengatakannya, Marcus memilih diam tidak berkomentar.

Alangkah baiknya kalau kami memiliki pegawai baru, desah Yo-Jin di dalam hati. Sejujurnya ketika Tuan Marcus menyetujui Eun-Rin masuk ke divisi perencanaan dimana ia naik posisi tanpa promosi, mereka semua nyaris bersorak kegirangan. Bagi Tuan Marcus memilih seseorang masuk ke kantornya sama saja seperti mencari satu bulir nasi ditumpukan jarum. Ia tidak suka orang yang terlalu berpengalaman, tapi juga tidak suka orang yang terlalu awam. Menyebalkan memang. Namun Yo-Jin setuju dengan cara Tuan Marcus mengendalikan mereka, karena caranya selalu berjalan baik, dan tidak pernah mengecewakan.

"Baiklah," putus Marcus akhirnya. "Kau jelaskan ringkasan kepada Eun-Rin dalam waktu sehari. Aku ingin dia mempelajari semuanya sebelum bekerja, kalau bisa dipercepat. Ini sementara waktu, setelah Nona Kim kembali atau acara selesai. Kita kembali mencari kandidat sekretaris baru."

Yo-Jin merasa batu di bahunya terangkat seketika. Matanya berbinar menahan rasa bahagia, bibirnya tersenyum lebar berterima kasih kepada mulutnya karena pandai melobi. Tak salah dulu ia pernah juara satu lomba debat pidato.

Black Relationshit (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang