*
This is original by Yojinssi
*
Apa yang kau tunggu?
Lee Eun-Rin terbangun dari tidurnya karena suara alarm di ponselnya menggelegar keras. Ia menguap kecil, matanya mengerjap-ngerjap berusaha menetralkan debar jantungnya yang tersentak karena suara keras itu.
Kosong. Gadis itu langsung terduduk di ranjang sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Kepalanya memutar ke penjuru kamar hotel, pria itu sudah pergi.
"Oh?" ia melihat kantong belanjaan dan secarik kertas di nakas meja. Ia mencodongkan tubuh untuk mengambilnya.
Aku membelikanmu baju untuk kau pakai ke kantor hari ini. Di dalam kantong ada kartu kredit atas namaku. Kodenya 102030. Kau bisa menggunakannya semaumu. Jangan sampai telat bekerja. Marcus.
Bibir Eun-Rin berkedut membentuk senyuman kecil. "Kodenya mudah sekali." Gumamnya. Ia pun mengambil baju yang berada di dalam kantong. Dress lengan panjang dengan motif bunga-bunga, dan ikat pinggang cokelat tipis untuk pelengkap. Indah. Pantaskah ia mendapatkan kemewahan ini setelah menjual tubuhnya?
***
Kisah yang terlambat kudapatkan.
"Maaf, semalam aku lembur dan tidur di kantor. Lain kali aku akan mengabarimu." Ia menekan tombol lift sambil berbicara dengan seseorang diujung sana, tak lain adalah Kakaknya. Ia lupa mengabari Kakaknya kalau semalam ia tidak pulang ke apartemen.
Kau tahu rasanya hendak melakukan kesalahan tapi terganggu oleh ketakutan? Rasanya seperti itu, jadi ia mengabaikan panggilan telepon Kakaknya agar niatnya tidak diurungkan begitu saja. Perbuatannya memang terkesan berani. Tapi sepadan.
"Eun-Rin ssi juga baru datang." Eun-Rin menoleh ke samping saat namanya disebut oleh seseorang. Ia membungkuk memberi salam kepada rekan kerjanya Kim Chae-Lim, yang menggunakan gaun berwarna abu-abu dipadu padankan dengan blazer dengan warna yang sama.
"396 dollar." Ucap Chae-Lim yang membuat kening Eun-Rin berkerut bingung.
"Eh?" tanyanya tidak mengerti. Chae-Lim tersenyum dan menyentuh lengan baju yang dipakai Eun-Rin.
"Harga pakaianmu, 396 dollar. Koleksi musim panas, Chanel." Katanya lagi. "Ini indah. Melihatmu memakai pakaian ini sekarang, seperti bukan selera pakaianmu sebelumnya." Lanjutnya masih dengan senyum.
Eun-Rin membasahi bibirnya yang bergetar. Ia merasa gugup, dan takut secara bersamaan. Bagaimana kalau Chae-Lim curiga padanya? Selama bekerja, ia memakai pakaian yang jauh berbeda, terkesan murah, dan membosankan. Kalau tiba-tiba saja memakai pakaian mahal otomatis...
"Ha-hadiah..." lirih Eun-Rin.
Chae-Lim menganggukan kepalanya, percaya. "Ibumu?"
Eun-Rin segera menggelengkan kepalanya. Tidak ada kata Ibu di dalam kamusnya. "Kakak perempuanku. Dia membelikannya karena... melihat pakaianku yang..."
"Jadi Kakakmu tidak mau sampai kau dipermalukan karena bekerja di perusahaan yang besar, ya kan?" tebak Chae-Lim. Eun-Rin mengangguk tegas. Syukurlah.
"Aku juga begitu. Ibuku membelikan baju kantor saat pertama kali tahu kalau aku diterima disini. Keluarga begitu, bukan? Rela melakukan apa pun demi orang yang disayanginya. Mereka mengorbankan banyak hal demi membahagiakan keluarganya. Jadi Eun-Rin ssi harus bekerja keras untuk Kakakmu. Semangat!" Chae-Lim mengepalkan tangannya di udara memberi selamat.
"Iya, terima kasih." Ucap Eun-Rin seraya membungkuk sekali lagi. Tepat saat itu pintu lift terbuka, mereka berdua masuk ke dalam lift. Eun-Rin tersenyum mengingat ucapan Chae-Lim kepadanya. Seolah menguatkan dirinya bahwa apa yang menjadi pilihannya tidak sepenuhnya salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Relationshit (END)
FanfictionMature Content. Lee Eun-Rin tidak membutuhkan cinta dalam hidupnya. Apa yang kini telah ia capai, lulusan universitas ternama, dan bekerja di perusahaan ternama juga adalah impiannya untuk mencapai masa depan jauh lebih baik dari sekarang. Sejak ora...