Bab 7 - Honest

1.3K 109 12
                                    

This is original by Yojinssi

*

Ini semua karena dirimu.

"Aku akan pindah." Lee Hae-Ra baru saja hendak memakan mie kacang hitam miliknya namun tindakannya tidak jadi begitu mendengar penuturan adiknya. Gadis itu menaruh sumpit di atas piring mie, matanya mengerjap bingung serta berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk diutarakan.

"Kenapa?" akhirnya kata itulah yang keluar dari mulutnya. Ia melirik pakaian yang dipakai adiknya saat pulang kerja, sepertinya ia belum pernah melihat baju ini sebelumnya. Kapan Eun-Rin membelinya?

"Sebenarnya aku punya alasan lain kenapa tidak pulang kemarin, aku tidak bisa terlambat datang ke kantor. Sebelumnya aku ditegur karena datang terlambat, dan teman-temanku menyarankan untuk mencari tempat tinggal di daerah dekat kantor supaya tidak mengganggu jam masuk kerja." Meskipun Eun-Rin menjelaskan dengan nada tenang, namun kedua tangan di bawah meja tertaut gugup.

"Jadi aku ingin pindah dari apartemen kita. Tidak apa-apa, bukan? Selama ini, Kakak yang mengurusku, apa pun yang Kakak lakukan demi aku. Kupikir ada baiknya aku pindah, aku juga ingin Kakak menikmati hidup Kakak tanpa terbayang diriku." Ucap Eun-Rin lagi.

Hae-Ra menggigit bibirnya, raut wajahnya menunjukkan tanda tidak rela. Ia tidak tahu mengapa Eun-Rin tiba-tiba punya keputusan sendiri apalagi mengenai niat kepindahannya dari apartemen,

"Eun-Rin ah, kenapa tiba-tiba? Kenapa ingin pindah tiba-tiba seperti ini?" tanya Hae-Ra tidak mengerti. "Bagiku kau segalanya, apa pun yang kupunya untuk dirimu. Kau satu-satunya keluarga yang aku punya, ku mohon jangan berpikiran sempit tentang kasih sayangku kepadamu," lanjut Hae-Ra dengan sorot mata memohon.

"Tidak ada alasan apa-apa. Aku hanya ingin hidup mandiri, Kakak," jawab Eun-Rin dengan senyum yang ia rasa bisa meyakinkan Kakaknya.

Hae-Ra menghela napas. Sejak kepergian orangtuanya, adiknya tidak pernah mengeluhkan sesuatu atau meminta apa pun darinya karena tidak mau membebani. Kadang kala Hae-Ra khawatir dengan kepribadian Eun-Rin yang terkesan dingin, dan menjauhkan diri dari lingkungan sosial. Gadis itu pendiam, tidak neko-neko, nyaris tidak pernah membuat masalah.

Ketenangan Eun-Rin tidaklah menyenangkan bagi Hae-Ra, justru membuatnya merasa asing karena seolah-olah Eun-Rin tidak mau seseorang menyentuh dirinya yang paling terdalam. Tapi melihat adik pendiamnya itu mengatakan ingin pindah, Hae-Ra jelas terkejut, ia tidak pernah tahu apa yang dipikirkan oleh adiknya itu sejak dulu.

"Boleh Kakak mengunjungimu sekali-kali?" mungkin ia hanya bisa mengiyakan apa yang diinginkan adiknya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Tinggal bersama sejak kecil bersama Eun-Rin bukan berarti Hae-Ra memahami karakter adiknya, ia tidak bisa mengenal cara berpikir Eun-Rin. Sayangnya gelengan kepala Eun-Rin membuat dadanya tertusuk.

"Kakak pasti akan mengunjungiku setiap hari, membawakan aku makanan, membersihkan apartemenku, atau menginap. Aku tidak ingin hidup selalu dikhawatirkan olehmu, Kakak. Aku ingin mandiri. Kalau aku mulai nyaman dengan kehidupan baruku, aku akan mengizinkan Kakak datang ke apartemen. Tidak apa-apa, bukan? Aku janji akan sering mengunjungi Kakak kesini. Hm?"

Walaupun berat, jika adiknya merasa nyaman menjalani hidupnya yang baru Hae-Ra hanya dapat menganggukan kepala menyetujui. Bagaimanapun, ia tidak berhak mencampuri urusan pribadi adiknya. Ia ingin adiknya menjalani pekerjaannya dengan baik sehingga menemukan kesuksesan di masa depan.

"Biar aku bantu mengemas barang-barangmu."

***

Biarkan aku memiliki dunia yang kuinginkan.

Black Relationshit (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang