#09: Worry

17.7K 2.5K 121
                                    

halooo aku kembali setelah hiatus sebentar 😆 ada yang kangen nggak ya? 👀

anyway yang ikut online class semangat yaa!! semoga lancar selalu. ♡

“Nana kenapa?!” Jaehyun berlarian di koridor sebelum menemukan Jeno yang tengah duduk termenung di depan sebuah ruang rawat inap. Wajah nya terlihat lelah namun ia menahan nya.

Lantas ia bangkit setelah melihat bos-nya tersebut bertanya dengan wajah panik, “Maaf saya tidak menjalankan perintah dengan baik. Tadi Jaemin pingsan di mobil. Lalu saya segera membawa nya kesini.” Jeno membungkuk dalam di hadapan Jaehyun.

Sedangkan ayah satu anak itu mengacak rambut nya frustasi, “Bagaimana bisa Nana pingsan?! Dia tidak terbentur atau terjadi sesuatu yang berbahaya, kan?!” seru Jaehyun.

Jeno menggeleng kecil, “Tidak.”

“Lalu kenapa bisa dia pingsan, Jeno?!” tanya Jaehyun lantang. Tidak memperdulikan orang-orang di koridor yang menatap kearah nya. Jeno hanya terdiam tidak bergeming sama sekali. Membuat Jaehyun semakin kesal. “Lee Jeno jawab saya!”

Belum Jeno menjawab nya, seorang dokter dan perawat keluar dari ruang inap milik Jaemin. “Maaf menganggu, Pak. Tapi disini rumah sakit. Bapak tidak bisa seenaknya berteriak lantang seperti itu.” tegur Sang Dokter.

Jaehyun mengusap wajah nya kasar, menghela napas. “Lalu bagaimana keadaan anak saya, Dok? Dia baik-baik saja, kan?”

Dokter mengangguk, “Pasien Jaemin baik-baik saja. Tapi tubuh nya terlalu lemah dan mungkin kelelahan. Saya sarankan untuk tidak memaksa Jaemin melakukan hal-hal berat dan memperbanyak waktu istirahat nya. Juga jangan biarkan pikiran nya berkecamuk. Jaemin terlihat sangat frustasi.”

Jaehyun membalas dengan anggukan kecil. Setelah dokter pergi, ia segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Disana Jaemin terbaring dengan lemah seraya melihat ke arah jendela. Sudah malam, banyak bintang. Jaemin suka. Karena dulu saat Jaehyun pergi bekerja dan pulang malam, bintang-bintang lah yang menemani Jaemin.

“Nana?” panggil Jaehyun lembut sembari menghampiri anak nya. Mengelus surai cokelat karamel itu dengan halus. “Nana kenapa bisa pingsan tadi?”

Jaemin tidak menatap Jaehyun. Pandangan nya lurus ke luar jendela.

“Nana.”

“Jangan pecat Om Jeno.” ujar Jaemin dengan suara samar.

“Ya?”

“Jangan pecat Om Jeno,” Pandangan Jaemin beralih menatap Jaehyun. “Om Jeno nggak salah. Nana yang kecapekan sampai lupa makan kemarin. Jangan salahin Om Jeno. Om Jeno kan baik.” Mata Jaemin berkaca-kaca.

“Sssst. Oke. Dad nggak akan pecat Om Jeno. Nana jangan nangis,” Jaehyun mengangguk paham. “But tell daddy, what’s going on? Kamu nggak biasanya pingsan tiba-tiba.”

Pun Jaemin menatap netra milik Jaehyun dengan lekat. Seolah menjelajah disana. Juga jantung nya yang berdetak dengan lebih cepat saat mengatakan kalimat yang ia tahan selama ini.

“Nana rindu Mama.”

“YAAMPUN NANA KENAPA BISA MASUK RUMAH SAKIT GINI????? KAN UDAH INJUN BILANG JANGAN TELAT MAKAN SAMA JANGAN KECAPEKAN NANTI SAKIT. NANA BANDEL SIH MAKANYA SAMPE SAKIT GINI KAN!!!!” seru Renjun saat baru saja tiba di ruangan rawat inap Jaemin.

Mr. Bodyguard. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang