#10: Disappear

17.1K 2.4K 110
                                    

Jaehyun mengacak rambut nya kasar sebelum menghela napas panjang. Netra nya menatap ke arah laptop yang menampilkan sebuah e-mail asing dari seseorang.

Tiba-tiba saja Joy datang dari arah pintu membawa secangkir kopi, “Makan dulu sana. Entar keburu lewat makan siang udah sibuk lagi kan.” Joy memperingati.

Lantas ia menaruh cangkir kopi itu diatas meja Jaehyun. “Ntaran dikit. Masih mau ngurus berkas lain sama e-mail ini.”

“Apalagi sih yang belum selesai? Sini-” Joy baru saja ingin melihat ke arah laptop milik Jaehyun namun sudah buru-buru ditutup oleh sang pemilik. Membuat Joy memicing ke arah laki-laki itu.

“Gue mau liat, Jaehyun.”

“Nggak usah. Nggak penting juga. Noona keluar aja sana, kan kerjaan masih banyak. Jangan lupa makan siang juga.” Jaehyun mengelak.

Joy menggeleng, “Gue mau liat. Pasti lo sembunyiin sesuatu, kan? Sembunyiin apa lo dari gue?”

Jaehyun ikut menggeleng, “Nggak ada.”

“Jaehyun, let me see it.

“Nggak.”

“Na Jaehyun.”

“Joy Park.”

Joy menghela napas, “Just let me see it, Jae.”

“Nggak boleh, No-”

Belum Jaehyun menyelesaikan ucapan nya, Joy sudah lebih dulu mengambil paksa laptop milik laki-laki itu. Lalu segera membuka nya dan melihat apa yang ada disana.

From. Unknown
To. Yang Terhormat Bapak Na Jaehyun

Be careful. You might be the next.

You might be the next? Apaan ini?” Joy mengernyitkan dahi nya kebingungan. Sedangkan Jaehyun segera bangkit dan mengambil kembali laptop miliknya.

“Gue bilang nggak penting. Udah sana keluar.” balas Jaehyun.

“Itu apa, Jae? Kenapa kayak ngancem? Lo diancem sama seseorang?” tanya Joy bertubi-tubi membuat kepala Jaehyun semakin pusing dibuatnya.

“Nggak ada apa-apa, oke. Ini cuma e-mail biasa. Mungkin ada orang iseng. You don’t have to know it.” jawab Jaehyun.

Tell me.

There’s nothing to tell. And please know your limit, Ms. Park. Sekarang, keluar.”

“Terima kasih.” Jeno tersenyum tipis sebelum mengambil nampan berisi makanan nya dan duduk di salah satu meja kantin rumah sakit.

Lantas laki-laki itu melahap makanan nya. Namun, tiba-tiba saja seorang wanita paruh baya duduk di depan nya.

“Permisi, boleh saya duduk disini?” tanya nya.

Jeno mengangguk tipis, “Ya- Silahkan.”

Wanita paruh baya itu tidak melakukan apa-apa selain mengamati Jeno yang tengah melahap makanan nya. Membuat yang ditatap jadi salah tingkah sendiri ditatap aneh seperti itu.

“Maaf. Tapi, Ibu lapar? Atau perlu saya beli-”

“Tidak perlu,” Ia terkekeh kecil. “Kamu mirip dengan anak saya. Mata kecil segarisnya, raut wajah tajam. Cara kamu makan. Benar-benar ingetin saya sama anak saya.” jelas nya.

“Ah- Begitukah? Lalu.. Dimana anak Ibu?”

“Anak saya sudah meninggal. 5 tahun yang lalu. Mungkin, kalau dia masih hidup pasti akan sama persis seperti kamu.” jawab wanita itu.

Mr. Bodyguard. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang