#13: Scent

17.7K 2.2K 268
                                    

[throwback]

"Om Jeno musuhan sama Nana, ya?! Kenapa jauh-jauh?! Sini deketan!" Jaemin berusaha menarik-narik baju Jeno. Bahkan di malam haripun, laki-laki itu menggunakan kaos gelap berwarna hitam juga celana pendek selutut bermotif kotak-kotak.

Jeno hanya duduk di tepi ranjang, tidak berniat untuk mendekat. Tapi, Jaemin malah menarik nya untuk berbaring di sebelah laki-laki manis itu. Lantas Jaemin memeluk nya seperti koala.

"Jaemin memang suka memeluk orang lain seperti koala, ya?" tanya Jeno.

Jaemin tidak menjawab, malah menelusupkan kepala nya di pundak Jeno dan bernapas dengan teratur. Membuat sebagian nafas nya bertabrakan dengan kulit Jeno. Laki-laki itu mengerang kecil.

"Enakkan gini! Kalo sama Dad, Nana nggak akan bisa peluk kayak gini kecuali pas ada petir besar. Padahal kan Nana mau." ujar Jaemin dengan suara yang teredam. Jeno bisa menebak bahwa sekarang bibir Jaemin tengah mengerucut dengan lucu.

Jeno menghela napas pelan, melepas tangan Jaemin yang melingkar di dada bidang nya. Jaemin baru saja ingin protes sebelum tangan Jeno melingkar di pinggang nya. Menarik ia mendekat hingga wajah nya bertabrakan dengan dada Jeno.

Jaemin mematung sebentar. Masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi padanya.

"Kalau dipeluk seperti itu, akan bahaya. Jadi seperti ini saja. Saya mengantuk. Jaemin juga cepat tidur. Besok harus sekolah lagi." ucap Jeno dengan nada yang sangat lembut. Layaknya lagu tidur bagi Jaemin.

Pun setelahnya kedua keturunan adam itu terlelap dalam posisi yang sama hingga fajar menjemput malam.

[throwback end]


Semerbak bau obat menyapa hidung mancung milik Jeno. Kesadaran nya belum kembali secara penuh tapi kepala nya terasa sangat sakit. Juga mata nya yang sangat sulit sekali untuk dibuka.

Setelah Jeno membuka mata nya, cahaya lampu dari ruangan tersebut langsung masuk ke dalam netra legam miliknya. Membuat Jeno meringis kecil dan berusaha untuk bangkit.

Hanya ada satu kasur yang ditiduri oleh Jeno juga sebuah meja nakas kecil di sebelahnya. Tangan nya dilengkapi dengan infus. Kini, bisa Jeno pastikan ia tengah berada di rumah sakit.

Lalu bagaimana dengan Jaemin?

Kaki telanjang nya segera turun ke atas lantai dingin tersebut. Yang terpenting adalah ia harus tahu bagaimana keadaan Jaemin sekarang.

Tangan nya membuka knop pintu. Berlari kecil di koridor rumah sakit walau kepala nya saja masih terasa sangat sakit. Tapi itu semua ia abaikan.

"Apakah disini ada pasien bernama Na Jaemin?" tanya Jeno langsung pada perawat yang berjaga di resepsionis.

Perempuan itu segera mengecek data rumah sakit, "Ada, Pak. Di ruangan Mawar dekat unit gawat darurat. Di sebelah kanan sana."

"Terima kasih."

Jeno segera berlari kembali menyusuri koridor. Mata nya mengedar, jantung nya berdegup dengan kencang. Diam-diam berdoa; berharap Jaemin baik-baik saja.

Mr. Bodyguard. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang