“Saya sedang bekerja, Sayang.” Jaehyun berujar pada Taeyong yang tiba-tiba saja menelepon dari sebrang sana. Suara nya yang merengek membuat Jaehyun terkekeh gemas.
“Iya aku tau. Tapi, aku rinduuu.”
Lihat? Bagaimana Jaehyun tidak jatuh pada sosok Lee Taeyong yang selalu seperti ini. Mungkin laki-laki itu terlihat berwibawa dan anggun diluar, tapi aslinya Taeyong sama seperti kucing kecil yang selalu merengek pada Tuan nya.
“Wanna spend time together later? Tapi, saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu. Dan um- saya tidak yakin kapan akan selesai.” balas Jaehyun tidak enak.
Taeyong mendesah kecewa di sebrang sana. Tapi, ia menahui itu. Jaehyun pasti punya kesibukan nya tersendiri begitupula dirinya. Jadi, ia tidak bisa melarang hal tersebut. Karena secara tidak langsung, Jaehyun memilik kewajiban lain selain terus berdua dengan nya.
“Baiklah. Tidak apa-apa kalau begitu. Aku juga mengerti. Tapi, kamu harus menepati janji mu loh! Atau nanti aku akan marah.”
Jaehyun terkekeh, “Alright, my Queen. Kalau gitu saya mau lanjut kerja dulu. Nanti dimarahi oleh Joy Noona yang cerewet. See you later, honey.”
“Too!!!”
Jaehyun menutup panggilan nya sepihak. Tak lama, Joy masuk ke dalam ruangan nya dengan banyak berkas-berkas penting. Heels nya mengetuk-ngetuk dengan berisik di lantai.
Menghela napas pelan sebelum berbicara, “Gue pikir lo emang harus dibatesin, ya, jam bucin-nya. Biar nggak bucin terus nggak kenal waktu sama tempat.”
“Kalo iri bilang aja.”
“Enak aja, kampret! Denger ya, gue tuh nggak iri tapi mencoba profesional. Lagian lo sendiri yang bilang kalo lagi kerja tuh harus profesional bla bla bla. But, see? Siapa yang langgar and who obey the rules properly.” Joy tak terima.
Jaehyun tertawa, “Tidak perlu segitu nya juga. Lagian kalo lo mau pacaran juga oke-oke aja asal jangan lupa kerjaan lo harus selesai dan nggak boleh lewat deadline. Gue nggak larang. Pacaran sama satpam depan yang sering gombalin lo, misalnya.” ledek Jaehyun.
Joy mendengus kesal, “Jangan sampe gue berantem sama lo, ya. Gue disini mau ngasih berkas-berkas dari Gloss Corp. bukan mau gelud sama lo.” Joy lantas menaruh berkas yang ia bawa tadi ke atas meja milik Jaehyun. “Selamat dikerjakan, Bapak Jaehyun. Jangan sampe lewat deadline ya!” Joy menekankan kalimat nya dengan maksud menyindir Jaehyun.
“Sebanyak ini?” tanya Jaehyun.
Joy mengangguk, “Sebanyak itu.” Ia tersenyum miring penuh kemenangan. “Tadi ada e-mail juga yang dikirim ke e-mail lo. Jangan lupa di cek. Kalo ada yang mau minta direvisi atau apapun lo kabarin gue aja langsung telepon kayak biasa.”
“Iye, budak.”
“Cok jancok.” umpat Joy sebelum keluar dari ruangan milik Jaehyun.
ㅡ
“JAEMIN! JAEMIN!” Jeno berlari ke arah belakang gedung rumah sakit tempat dimana gudang penyimpanan berada. Juga banyak ruangan-ruangan terbengkalai lainnya.
Jeno sudah mencari kemana-mana tapi hasilnya nihil. Diam-diam dia mengumpat dalam hati dan berdoa agar Jaemin baik-baik saja.
Jeno tidak takut dipecat atau dimarahi oleh Jaehyun. Tapi, ia khawatir pada keadaan Jaemin yang sekarang entah berada dimana dan diculik oleh siapa.
“Ah, sial. Jaemin bagaimana bisa kamu diculik padahal sebentar lagi kamu akan menginjak kepala 2?!” Jeno selalu bingung. Sebenarnya Jaemin itu memang anak kecil atau anak SMA yang bertingkah seperti anak kecil.
Persetan.
Jeno harus mencari Jaemin sekarang sebelum keadaan nya semakin genting dan bisa membahayakan Jaemin.
“JAEMIN! NA JAEMIN! NA JAEMIN KAMU DIMANA?! INI SAYA JENO!” teriak Jeno sekali lagi. “JAEMIN! JAEMIN KAMU DIMANA?! KAMU BISA DENGER SAYA?! NA JAEMIN?!”
Tak lama, segerombol pria dengan topeng serba hitam begitu juga dengan baju dan celana mereka yang memiliki warna senada keluar dari salah satu ruangan terbengkalai disana.
Dalam kurun waktu 2 menit mereka sudah berbaris dengan rapi lengkap dengan pistol di tangan mereka yang bisa kapan saja menembak tubuh Jeno dan membuat Jeno meninggal di tempat.
Jeno menggeram kecil juga mengumpat. Sialan, ini terlalu licik dan tiba-tiba. Bagaimana bisa Jeno yang sendiri melawan 25 orang dengan masing-masing pistol di tangan mereka.
Jeno bahkan hanya menyiapkan satu pistol kecil sebagai antisipasi. Itupun tidak akan cukup melawan mereka semua karena pistol yang mereka punya jelas lebih berbahaya dari milik Jeno sendiri.
“KALIAN SIAPA?! DIMANA JAEMIN?!” seru Jeno marah.
Salah satu dari mereka tertawa jahat, “Nyawa Na Jaemin sekarang ada di tangan kami. Jika kau tidak bisa menyelamatkan nya, maka ia akan kami bunuh hari ini. Begitu juga kau—yang juga akan kami habiskan hari ini.” Pun ia tertawa dengan keras.
Tangan Jeno mengepal. Buku-buku jari nya berubah menjadi putih juga dengan alis nya yang menukik dengan keras layaknya elang. Mata nya menyiratkan kemarahan.
Sekali lagi, sial. Mereka mempermainkan Jeno dengan menggunakan Jaemin sebagai sasaran nya.
“Jadi, bagaimana? Habisi kami dan kau bisa menyelamatkan Jaemin. Atau kami yang harus menghabisi kalian berdua?” Ia kembali tertawa puas.
Jeno diam-diam mengambil pistol nya dan menembak 3 dari mereka dalam 5 detik. Jeno murka, ia tidak bisa lagi mengontrol dirinya.
“BAJINGAN! Kau yang memulai dengan kotor, maka kami juga akan berlaku seperti itu, Lee Jeno. Cepat habisi dia!” Pria itu memberi perintah pada anak buah nya.
Lantas pertengkaran tak terkalahkan terjadi. Jeno berusaha sebisa mungkin menghindar walau beberapa peluru mengenai lengan nya. Jeno menggeram kecil menahan sakit yang menyerang tubuh nya bertubi-tubi setelah mereka menembak nya.
Juga dengan beberapa tonjokkan keras yang Jeno berikan, banyak dari mereka tumbang. Jeno benar-benar harus berhati-hati.
Hingga sebuah suara isakkan tangis tiba-tiba memenuhi kepala nya. Membuat ia pusing, pandangan nya juga mulai mengabur. Hanya ada bayangan Jaemin disana. Yang tengah tersenyum manis pada nya seperti sedia kala.
Juga suara tawa Jaemin yang entah sejak kapan menjadi candu bagi Jeno.
Lantas pandangan nya menggelap. []
—notes.
hi, fellas. maaf banget aku jarang update karna sibuk sama tugas-tugas 🥺 kalian yang lagi online learning semangat juga ya 💖 aku usahain buat update setiap minggu nanti hehe.
xx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Bodyguard. ✔
FanfictionNOMIN ╱ JENO JAEMIN Jaemin adalah anak yang ceroboh, hingga Ayah nya memutuskan untuk menyewa seorang bodyguard yang dipercaya dapat menjaga anaknya. Jaemin tidak suka dengan Jeno, Om bodyguard yang disewa nya tersebut. Sampai ia sadar kalau Jaemin...